III:
The Untold Prophecy
Atem melangkah memasuki Altar Kuil dimana
dihadapannya sudah berdiri sebuah patung besar yang terletang di tengah-tengah
dengan berbagai ukiran di dinding sekitar patung itu berada. Dialah Dewa
tertinggi yang dipuja di dalam Kuil ini, Sang pengetahu segala baik apa yang
akan terjadi di masa depan atau yang sudah terjadi di masa lalu, Dia yang
mengatur sebuah kehidupan dan kematian semua makhluknya, Dia yang namanya
selalu diagungkan oleh semua yang ada di permukaan bumi—sang Pharaoh muda itu
berlutut diatas sang Dewa dengan rendah hati.
Sinar matahari yang perlahan menyinari patung
tersebut membuat patung yang terbuat dari emas murni itu bersinar dan bukan
hanya itu saja—layaknya kekuatan, sinar matahari itu adalah pembawa utusan untuk
disampaikan kepada Dewa.
Wahai
Pharaoh muda…
Kedatanganmu
adalah sesuatu yang sudah direncanakan olehku sendiri di waktu yang lampau, Kau
telah terpilih menjadi tumpuan seluruh Masyarakat dan juga Kami para Dewa…
Jangan
kau melupakan siapa dirimu, Karena mulai saat ini berbagai rintangan kehidupan
sudah menunggumu… Jangan sampai kau tertelan kegelapan yang tersembunyi di
dalam rintangan kehidupan itu…
Kegelapan
di Dunia ini sudah sangat meningkat membentuk sebuah ikatan yang bahkan kami
para Dewa tidak dapat menghentikannya—hanya jiwa murni dan keinginan yang kuat
yang bisa menetralisir semua energi Negatif itu dan mengembalikan semuanya
kembali ke asalnya…
Kau
tidak akan bisa melakukannya sendirian…
Kau
tidak bisa jika hanya bergantung pada dirimu sendiri…
Tapi
jangan berkecil harapan dengan semua ini… Kau tidak akan sendirian menghadapi
semua ini, aku sudah mengutusnya sejak lama untuk mencari dirimu dan saat ini
kau sudah bertemu dengannya… dialah utusan itu… dialah yang akan membantumu di
dalam jalanmu…
Wahai
Pharaoh ingatlah…
Keberadaanmu
sama dengan Keberadaan Dewa di permukaan bumi ini, kau yang memegang kekuatan
yang setara dengan para Dewa…
Masa
Depan semua ini hanya akan berada di dalam tanganmu seorang, Kau yang akan
memilih jalanmu sendiri…
Maka
dari itu…
Jangan
sampai kau membiarkan kegelapan memasuki ruang hatimu yang terdalam… semuanya
akan berakhir jika serpihan kegelapan
itu merajarela dengan bebas…
Inilah
tugasmu, Wahai Pharaoh…
Suara misterius itu menghilang meninggalkan semuanya
seperti semula, Atem perlahan membuka matanya dan beranjak berdiri dari posisi
sebelumnya hanya untuk memandangi sekitar altar. Ia memang sudah mendengar
suara itu—tapi apa maksud dari ucapan yang dikatakan oleh suara itu? Masa Depan
berada diatas tangannya dan dialah yang akan menentukan segalanya suatu saat
nanti? Dan seorang utusan itu… Apa dia adalah sosok bertudung misterius itu?
Atem melangkah pergi meninggalkan altar kuil untuk
kembali ke tempat dimana kudanya berada, ia melewati beberapa pilar besar yang
megah menjulang tinggi disekitar jalan di depan kuil. Mata Crymsonnya mungkin
menatap lurus ke depan, tapi pemikirannya sedang berada di tempat lain. Siapa
sebenarnya orang itu dan apa dia ada kaitannya dengan utusan yang dikatakan
suara barusan? Terlebih lagi orang itu memiliki kemampuan yang tidak mungkin
dimiliki oleh seorang manusia biasa, ia bisa mengalahkan kelompok perampok itu
dalam sekali serangan dan dengan mudahnya mengobati luka yang ada di sekujur
tubuhnya…
Atem menghela napas sambil memijit kepalanya, ini benar-benar
membuatnya bingung sekaligus penasaran.
Tep…
Atem menghentikan langkahnya dan mengangkat wajahnya
melihat sekeliling, ia merasakan seseorang yang berada di tempat ini selain
dirinya—ia merasa sesuatu yang ada di sekitar sini sedang mengawasinya. Mata
Crymsonnya itu memandangi sekitarnya tidak mendapati keberadaan seseorang,
merasa terlalu berpikir berlebihan Atem menghela napas kemudian melanjutkan
langkahnya kembali ke kuda miliknya.
Someone’s
P.O.V
Sepertinya Pharaoh sudah selesai dengan tujuannya di
dalam kuil—tapi sepertinya ia kelihatan memikirkan sesuatu dengan raut muka
yang serius itu. Aku berpikir mungkin ia sedang memikirkan kejadian kemarin
malam, tapi mungkin ada hal lain yang saat ini ia pikirkan. Syukurlah dia baik-baik
saja setelah semua yang terjadi kemarin malam—aku sudah menyembuhkan sebagian
luka dan mengekstrak keluar racun menyusahkan itu dari tubuhnya, sepertinya
kondisinya tidak mengalami masalah. Itu bagus…
Karena Pharaoh adalah harapan terakhirku berarti aku
harus menjaganya kan? Kalau Pharaoh tidak ada mungkin aku juga tidak akan ada
disini, Ah aku harus berterima kasih pada Dewa karena sudah dipertemukan
dengannya. Mulai saat ini, mungkin opsi yang aku miliki hanya akan mengawasinya
dari jarak ini.
Tidak masalah… Asalkan aku bisa melindunginya dari
ancaman, bersembunyi di balik bayanganpun akan kulakukan.
Pharaoh sudah menaiki kudanya dan sepertinya aku
juga harus pergi, Aku memastikan bahwa Pharaoh sudah lebih dulu pergi dengan
kudanya sebelum aku bergerak dan mengikutinya. Bergerak di siang hari begitu
menyulitkan dibandingkan di malam hari, aku tidak bisa bersembunyi dengan mudah
karena sinar matahari menyinari segalanya yang ada di gurun. Pharaoh mungkin
dengan mudah bisa menyadari keberadaanku jadi aku harus berhati-hati dalam
melangkah dan mengintainya.
End
P.O.V
Atem’s
P.O.V
Setelah semuanya selesai begitu juga dengan
kepentinganku di Kuil, aku menaiki kudaku untuk kembali ke Kota—entah kenapa
rasanya sangat aneh…
Aku memang merasakannya, ada seseorang lain yang
mengikutiku… Mungkin aku tidak melihatnya di Kuil, tapi aku yakin ada sesuatu
yang masih mengikutiku sampai saat ini. Ditambah lagi aku mendapatkan ini
terpasang di tali kekang kudaku sebelum aku menaikinya. Kalung yang diberikan
gadis aneh yang kutemui di Kota… Kupikir aku sudah menghilangkannya karena
kejadian kemarin, tapi nyatanya kalaung ini kembali lagi kepadaku.
Tidak mungkin kalung bisa bergerak sendiri dengan
bebas kan?
Berarti hanya ada satu opsi yang memungkinkan, ini
membuktikan bahwa selama perjalanan aku tidak seorang diri…
Apa mungkin Shimon mengirimkan beberapa pengawal
Istana untuk mengikutiku? Kalau mereka memang pengawal Istana mungkin aku sudah
menyadarinya sejak tadi. Tapi Shimon tidak akan mungkin melawan perintahku dengan
mudah.
Aku menghela napas, “…Mungkin ada baiknya aku
menyimpan semuanya untuk nanti…” gumamku pelan merasa terlalu banyak memikirkan
sesuatu yang bukan-bukan seharian ini kemudian memandangi kalung yang ada di
tanganku itu, entah kenapa meskipun tampak sederhana aku sangat menyukai kalung
ini. Menggenggam kalung itu dengan kuat di tanganku, aku mempercepat langkah
kudaku untuk kembali ke Kota sebelum malam datang.
End
Atem’s P.O.V
~Kota~
Seperti yang diperkirakan Atem, Ia akhirnya kembali
ke Kota sebelum malam tiba—para penduduk yang semula sibuk mengerjakan
pekerjaan mereka kini berkerumunan di pinggir jalan sambil bersorak mengetahui
Raja mereka kembali.
Atem hanya tersenyum tipis saja, Mereka
menghormatinya sebagai Raja dan tentunya ia tidak ingin menghancurkan
kepercayaan mereka padanya. Tentunya ia harus melindungi apa yang sudah menjadi
kewajibannya, melindungi semua orang dan juga senyuman mereka.
Sesampai di Istana, Atem turun dari kudanya dan
membiarkan beberapa pelayan mengurusi kudanya sementara dirinya sendiri hendak
kembali ke Ruangannya berharap bisa beristirahat dengan tenang hanya untuk
bertemu dengan Shimon di pertengahan jalan.
“…Pharaoh, akhirnya anda sudah kembali…” ucapnya
dengan mata berkilat “Ayo, Para Dewan sudah menunggu di Ruang Tahta—mereka
ingin membahas sesuatu denganmu Pharaoh…” tambahnya sambil menuntun Atem ke
Ruang Tahta sementara Atem hanya menghela napas pelan—yah, sepertinya inilah
awalnya menjadi seorang Pharaoh.
Only just the
beginning…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar