Rabu, 05 Juni 2013

To The Beginning Chapter 3



III: The Untold Prophecy

Atem melangkah memasuki Altar Kuil dimana dihadapannya sudah berdiri sebuah patung besar yang terletang di tengah-tengah dengan berbagai ukiran di dinding sekitar patung itu berada. Dialah Dewa tertinggi yang dipuja di dalam Kuil ini, Sang pengetahu segala baik apa yang akan terjadi di masa depan atau yang sudah terjadi di masa lalu, Dia yang mengatur sebuah kehidupan dan kematian semua makhluknya, Dia yang namanya selalu diagungkan oleh semua yang ada di permukaan bumi—sang Pharaoh muda itu berlutut diatas sang Dewa dengan rendah hati.

Sinar matahari yang perlahan menyinari patung tersebut membuat patung yang terbuat dari emas murni itu bersinar dan bukan hanya itu saja—layaknya kekuatan, sinar matahari itu adalah pembawa utusan untuk disampaikan kepada Dewa.

Wahai Pharaoh muda…
Kedatanganmu adalah sesuatu yang sudah direncanakan olehku sendiri di waktu yang lampau, Kau telah terpilih menjadi tumpuan seluruh Masyarakat dan juga Kami para Dewa…
Jangan kau melupakan siapa dirimu, Karena mulai saat ini berbagai rintangan kehidupan sudah menunggumu… Jangan sampai kau tertelan kegelapan yang tersembunyi di dalam rintangan kehidupan itu…
Kegelapan di Dunia ini sudah sangat meningkat membentuk sebuah ikatan yang bahkan kami para Dewa tidak dapat menghentikannya—hanya jiwa murni dan keinginan yang kuat yang bisa menetralisir semua energi Negatif itu dan mengembalikan semuanya kembali ke asalnya…
Kau tidak akan bisa melakukannya sendirian…
Kau tidak bisa jika hanya bergantung pada dirimu sendiri…
Tapi jangan berkecil harapan dengan semua ini… Kau tidak akan sendirian menghadapi semua ini, aku sudah mengutusnya sejak lama untuk mencari dirimu dan saat ini kau sudah bertemu dengannya… dialah utusan itu… dialah yang akan membantumu di dalam jalanmu…
Wahai Pharaoh ingatlah…
Keberadaanmu sama dengan Keberadaan Dewa di permukaan bumi ini, kau yang memegang kekuatan yang setara dengan para Dewa…
Masa Depan semua ini hanya akan berada di dalam tanganmu seorang, Kau yang akan memilih jalanmu sendiri…
Maka dari itu…
Jangan sampai kau membiarkan kegelapan memasuki ruang hatimu yang terdalam… semuanya akan  berakhir jika serpihan kegelapan itu merajarela dengan bebas…
Inilah tugasmu, Wahai Pharaoh…

Suara misterius itu menghilang meninggalkan semuanya seperti semula, Atem perlahan membuka matanya dan beranjak berdiri dari posisi sebelumnya hanya untuk memandangi sekitar altar. Ia memang sudah mendengar suara itu—tapi apa maksud dari ucapan yang dikatakan oleh suara itu? Masa Depan berada diatas tangannya dan dialah yang akan menentukan segalanya suatu saat nanti? Dan seorang utusan itu… Apa dia adalah sosok bertudung misterius itu?

Atem melangkah pergi meninggalkan altar kuil untuk kembali ke tempat dimana kudanya berada, ia melewati beberapa pilar besar yang megah menjulang tinggi disekitar jalan di depan kuil. Mata Crymsonnya mungkin menatap lurus ke depan, tapi pemikirannya sedang berada di tempat lain. Siapa sebenarnya orang itu dan apa dia ada kaitannya dengan utusan yang dikatakan suara barusan? Terlebih lagi orang itu memiliki kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang manusia biasa, ia bisa mengalahkan kelompok perampok itu dalam sekali serangan dan dengan mudahnya mengobati luka yang ada di sekujur tubuhnya… 
 Atem menghela napas sambil memijit kepalanya, ini benar-benar membuatnya bingung sekaligus penasaran.

Tep…

Atem menghentikan langkahnya dan mengangkat wajahnya melihat sekeliling, ia merasakan seseorang yang berada di tempat ini selain dirinya—ia merasa sesuatu yang ada di sekitar sini sedang mengawasinya. Mata Crymsonnya itu memandangi sekitarnya tidak mendapati keberadaan seseorang, merasa terlalu berpikir berlebihan Atem menghela napas kemudian melanjutkan langkahnya kembali ke kuda miliknya.

Someone’s P.O.V

Sepertinya Pharaoh sudah selesai dengan tujuannya di dalam kuil—tapi sepertinya ia kelihatan memikirkan sesuatu dengan raut muka yang serius itu. Aku berpikir mungkin ia sedang memikirkan kejadian kemarin malam, tapi mungkin ada hal lain yang saat ini ia pikirkan. Syukurlah dia baik-baik saja setelah semua yang terjadi kemarin malam—aku sudah menyembuhkan sebagian luka dan mengekstrak keluar racun menyusahkan itu dari tubuhnya, sepertinya kondisinya tidak mengalami masalah. Itu bagus…

Karena Pharaoh adalah harapan terakhirku berarti aku harus menjaganya kan? Kalau Pharaoh tidak ada mungkin aku juga tidak akan ada disini, Ah aku harus berterima kasih pada Dewa karena sudah dipertemukan dengannya. Mulai saat ini, mungkin opsi yang aku miliki hanya akan mengawasinya dari jarak ini.

Tidak masalah… Asalkan aku bisa melindunginya dari ancaman, bersembunyi di balik bayanganpun akan kulakukan.

Pharaoh sudah menaiki kudanya dan sepertinya aku juga harus pergi, Aku memastikan bahwa Pharaoh sudah lebih dulu pergi dengan kudanya sebelum aku bergerak dan mengikutinya. Bergerak di siang hari begitu menyulitkan dibandingkan di malam hari, aku tidak bisa bersembunyi dengan mudah karena sinar matahari menyinari segalanya yang ada di gurun. Pharaoh mungkin dengan mudah bisa menyadari keberadaanku jadi aku harus berhati-hati dalam melangkah dan mengintainya.

End P.O.V

Atem’s P.O.V

Setelah semuanya selesai begitu juga dengan kepentinganku di Kuil, aku menaiki kudaku untuk kembali ke Kota—entah kenapa rasanya sangat aneh…

Aku memang merasakannya, ada seseorang lain yang mengikutiku… Mungkin aku tidak melihatnya di Kuil, tapi aku yakin ada sesuatu yang masih mengikutiku sampai saat ini. Ditambah lagi aku mendapatkan ini terpasang di tali kekang kudaku sebelum aku menaikinya. Kalung yang diberikan gadis aneh yang kutemui di Kota… Kupikir aku sudah menghilangkannya karena kejadian kemarin, tapi nyatanya kalaung ini kembali lagi kepadaku.

Tidak mungkin kalung bisa bergerak sendiri dengan bebas kan?

Berarti hanya ada satu opsi yang memungkinkan, ini membuktikan bahwa selama perjalanan aku tidak seorang diri…

Apa mungkin Shimon mengirimkan beberapa pengawal Istana untuk mengikutiku? Kalau mereka memang pengawal Istana mungkin aku sudah menyadarinya sejak tadi. Tapi Shimon tidak akan mungkin melawan perintahku dengan mudah.

Aku menghela napas, “…Mungkin ada baiknya aku menyimpan semuanya untuk nanti…” gumamku pelan merasa terlalu banyak memikirkan sesuatu yang bukan-bukan seharian ini kemudian memandangi kalung yang ada di tanganku itu, entah kenapa meskipun tampak sederhana aku sangat menyukai kalung ini. Menggenggam kalung itu dengan kuat di tanganku, aku mempercepat langkah kudaku untuk kembali ke Kota sebelum malam datang.

End Atem’s P.O.V
~Kota~
Seperti yang diperkirakan Atem, Ia akhirnya kembali ke Kota sebelum malam tiba—para penduduk yang semula sibuk mengerjakan pekerjaan mereka kini berkerumunan di pinggir jalan sambil bersorak mengetahui Raja mereka kembali.

Atem hanya tersenyum tipis saja, Mereka menghormatinya sebagai Raja dan tentunya ia tidak ingin menghancurkan kepercayaan mereka padanya. Tentunya ia harus melindungi apa yang sudah menjadi kewajibannya, melindungi semua orang dan juga senyuman mereka.
Sesampai di Istana, Atem turun dari kudanya dan membiarkan beberapa pelayan mengurusi kudanya sementara dirinya sendiri hendak kembali ke Ruangannya berharap bisa beristirahat dengan tenang hanya untuk bertemu dengan Shimon di pertengahan jalan.

“…Pharaoh, akhirnya anda sudah kembali…” ucapnya dengan mata berkilat “Ayo, Para Dewan sudah menunggu di Ruang Tahta—mereka ingin membahas sesuatu denganmu Pharaoh…” tambahnya sambil menuntun Atem ke Ruang Tahta sementara Atem hanya menghela napas pelan—yah, sepertinya inilah awalnya menjadi seorang Pharaoh.

Only just the beginning…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar