Sick Day, RolePlay Hospitals
.
.
Hari yang sangat cerah, meskipun hari ini sinar
mentari cerah sedang menyinari Kota Domino tapi disaat yang bersamaan pula
Domino sedang mengalami wabah penyakit yang sudah menyebar luas hingga sampai
ke pelosok Jepang. Yupe, Wabah Flu parah sedang menyerang Domino saat ini,
sehingga tidak heran banyak sekali para penduduk yang berlalu-lalang
menggunakan masker di wajah berusaha mencegah penularan Flu tersebut. Sekalinya
terkena, badan akan terasa meriang dan panas tubuh akan mencapa 39-63 derajat
celcius disertai nyeri di kepala dan susahnya pernapasan dalam tubuh.
Kaiba
Mansions
“HATCHII~!!!”
Well ini suara yang sangat tidak asing lagi, seorang
Seto Kaiba kini sedang terbaring lemas di sofa dengan tisu ditangannya, Ia masih
mengenakan piyama berwarna biru dengan memakai sendal bulu berwarna yang sama
ditambah dengan rambut yang acak-acakan yang sama sekali tidak menunjukan
ke-Seto-annya yang adalah seorang pewaris perusahaan KAIBA Corp yang terkenal
sekaligus remaja terkaya di Jepang yang menduduki posisi ke dua, tapi gara-gara
wabah Flu yang—SIALAN, Akhirnya sekarang harga dirinya sebagai Seto Kaiba
jatuh!!
“Flu sialan!!” gerutu Seto sambil memijit kepalanya
yang terasa sangat sakit
“GAHHH~” teriak sebuah suara yang sangat kencang
dari atas tangga yang berasal dari cowok berambut perak spiky ini sambil mengacak-acak rambutnya kesal “Sial!! Kenapa Flu
sialan ini menyerangku!” gerutunya
“Bisa kau diam BAKURA!!” seru Seto “Seharusnya itu
kata-kataku! Dan kenapa kau juga ada di MANSION INI!!”
Bakura duduk di sofa kemudian mengambil tisu yang
ada di meja “Terakhir kali yang ku ingat ini aku disini karena orang tuaku
mengikuti urusan bisnis bersama orang tuamu dan Mokuba sehingga aku dititipkan
disini dan terima kasih karena wabah Flu ini, sekarang aku harus terjebak lebih
lama lagi di dalam Mansion ini..” jelas Bakura
Seto berdeham, Memang benar Orang tuanya dan Mokuba
kini sedang ada di luar kota untuk urusan bisnis dan turut mengajak orang tua
Bakura ditambah lagi bukan hanya Bakura saja yang ada di Mansion saat ini tapi
juga..
“Hoi, Seto.. Kita kehabisan air isotonik..” seru
Marik yang kini ada di dalam dapur dan bisa diperkirakan bahwa dia sedang
mengubrak-abrik lemari es mencari sesuatu yang lain untuk di konsumsi kemudian
“..Dan sepertinya kita kehabisan Es~” tambahnya
Yupe, Marik juga ada di dalam Mansion ini bersama
Seto dan sudah 1 minggu 2 hari ia ada di sini ditambah lagi ia juga terkena Flu
dan sepertinya membuat derita Seto semakin bertambah saja.
“Hei, Sepupu.. Bagaimana keadaanmu sekarang?” ucap
Atem Sennen sepupunya yang kini juga berpenampilan tidak jauh beda dengan Seto,
memakai piyama Crymson dengan muka kusut dan dengan sebuah kompresan Es diatas
kepalanya mencoba untuk membuat panas disekitanrnya menurun
Seto hanya menggumam “Lebih buruk dari yang kau
kira..” jawabnya kemudian mendesah “Ini benar-benar membosankan!! Terjebak di
dalam Mansion sendiri dengan 4 orang yang sama sekali tidak ku harapkan yang
saat ini ada di dalam Mansion-ku!!”
“Untuk seorang yang sedang sakit Flu kau masih bisa
berseru sekeras itu huh, Seto..” sahut Bakura di sofanya
Kemudian Marik datang menghampiri dengan membawa 1
botol Pocari sweat dan duduk di samping Bakura “Memangnya siapa yang memulai
wabah Flu ini duluan, sampai kita semua yang ada disini tertular?”
Atem mengangkat bahu begitu juga semuanya yang
kemudian hanya bisa mendesah kemudian Yamipun bergabung dengan penampilan yang
tidak jauh beda dengan saudara kembarnya, duduk di sofa tempat dimana Bakura
dan Marik duduk kini mukanya yang putih-cream itu tampak sedikit
kemerah-merahan akibat dari efek demam yang ia dapat yang sekarang tampak 11:12
sama kulit kepitingnya Mr.Krab dari SpongeBob di global TV.
Kemudian, ponsel Seto berdering dan dengan malas
Seto menjawab Panggilan tersebut
“Halo..”
ucapnya antara niat dan ngak niat
Suara
diseberang menjawab “Seto sayang, bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja kan?
Bagaimana keadaan sepupumu,Bakura dan Marik disana?” suara perempuan yang
sangat familiar di telinga Seto yang tidak lain berasal dari Mrs.Kaiba yang
tampaknya terdengar sangat cemas sekarang
“Err..
Kurasa sudah semakin..membaik?” jawab Seto berbohong
“Kau
ini, mana mungkin baik-baik saja.. Ayah dan Ibu masih belum bisa kembali ke
Jepang karena disini masih banyak urusan yang belum diselesaikan Ayahmu,
mungkin 3 hari lagi Ibu baru bisa pulang ke Jepang..”
“Tidak
usah khawatir, Aku bisa menjaga diriku sendiri.. Ibu tidak perlu cemas..”
“Seto.Kaiba!!
Aku ini I-B-U-mu jadi tentu saja sudah kewajiban seorang Ibu mengkhawatirkan keadaan
putranya yang sedang sakit saat ini, bahkan Ibu-Ibu yang lain juga sangat cemas
dengan keadaan kalian berlima disana.. jadi kami memutuskan untuk mendatangkan
pengasuh untuk mengurus keadaan kalian berlima karena Ibu tahu kau tidak dan
tidak akan mampu mengurus dirimu sendiri saat ini!” omel Mrs.Kaiba yang membuat
telinga Seto makin panas mendengarnya, Ibunya yang satu ini memang cerewet
kalau menghadapi masalah sepele *Plak!!
Kemudian
sebuah kalimat langsung menghantam Seto “A-APA!?.. Ibu tidak perlu melakukan
itu! Kami bukan anak kecil berumur 5 tahun lagi,Bu!” protes Seto
Mrs.Kaiba
berdeham “Keputusan Ibu sudah Final!! Untung saja Amara merekomendasikan
pengasuh yang tepat untuk kalian berlima, dan jangan membantah keputusan Ibu,
Seto.. lagipula Ayahmu juga setuju dengan keputusan Ibu.. Jadilah anak yang
baik selama para pengasuh datang, Mengerti! Dan Oh,ya Jangan lupa meminum obat!
Ingatkan itu pada Marik dan Bakura.. Sampai jumpa sayang~”
Piip~
Seto menatap ponselnya dengan tatapan penuh deru
kesal dan amarah bercampur aduk menjadi satu, sementara keempat orang yang
lainnya hanya memandang Seto dengan heran tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Bakura
Seto mendengus “Berita buruk, Ibuku menelpon untuk
memberitahu dia sudah menyewa pengasuh untuk merawat kita semua sampai para
orang tua kembali lagi kesini dan lebih
tepatnya mereka akan kembali 3 hari lagi..” jelas Seto sementara kini
Atem,Bakura,Yami dan Marik menatapnya dengan mata lebar seakan tidak percaya
dengan apa yang barusan mereka dengar
“APA!! PENGASUH? KAU PASTI BERCANDA, KAN?” seru
Keempatnya kompak
Seto menutup kupingnya untuk menghindari gelombang
suara penganggu yang dihasilkan dari teriakan keempat orang ini. “Setidaknya
kalian tidak perlu meneriakiku!! Salahkan ini pada Ibumu!!” seru Seto menunjuk
Atem “..Terima kasih atas usulnya yang cermelang kini kita akan dianggap
seperti bocah umur 5 tahun yang tidak bisa mengurus diri sendiri!”
Atem menaikan alis heran “T-Tunggu.. Kau bilang ini
ide Ibuku?” tanyanya memastikan
“Siapa lagi diantara para Ibu yang selalu mempunyai
ide cermelang setiap saat..” Marik bergumam
“Ok, jadi masalahnya kita harus mencari tahu siapa
atau apa yang dilakukan Tante Amara dalam mencari pengasuh untuk merawat kita
selama 3 hari..” sahut Bakura “..Karena tentunya aku tidak dan TIDAK akan
pernah mau diasuh oleh—Ugh.. mengatakannya saja aku sudah muak.. apalagi kalau
Tante Amara sampai mengirim ‘Madam Loir’ kesini!!”
Yami menggeleng kepala “Tidak.. menurutku Ibu
memilih pengasuh yang seusia dengan kita.. Err, bisa di bilang satu sekolah
dengan kita yang dikenalnya akrab..”
Dengan Instant (a/n: dikira INDOMIE apa!!?)
Bakura,Marik dan Seto menatap Atem dan Yami dengan mata lebar tidak percaya.
“Jadi maksudmu, Ibumu akan menyewa teman sekelas
kita untuk mengasuh kita berlima? Kau pasti gila kan?” ucap Bakura tidak
percaya
Marik mengangguk setuju begitu juga Seto
“Tunggu.. Jangan bilang mereka berlima yang akan
menjadi pengasuh kita..” ucap Seto memulai
“Maksudmu mereka dari kelompok Fans Club?” tanya
Marik disertai anggukan Seto
Hening.
Hening.
“INI BENCANA DUNIA~!!!” seru kelimanya kompak
Outside
The Mansion
“Kenapa kita harus kesini.. Maksudku.. Apa kita
harus kesini?”
“Ng.. Soalnya Tante Amara yang meminta kita kesini..
kita harus membantu Tante Amara bukan..”
“Membantu sih membantu.. tapi kenapa harus kita
berlima yang dipilih mengasuh mereka? Bukankah mereka orang kaya? Mereka bisa
saja menyewa pengasuh lain yang lebih mahal dan tentunya bermutu..”
“Mungkin karena Tante Amara percaya pada kita?”
“..Aku membantu karena Kakek yang memintaku..”
“..Ok, jadi kita masuk ke dalam?”
“Err.. Yah semacam itu..”
TING..TONG..TING...TONG...
Inside
The Mansion
TING..TONG..TING..TONG..TING..
“Sepertinya para pengasuh sudah ada disini..” ucap
Yami memulai
Bakura mendengus “Baiklah, sekarang apa yang harus
kita lakukan untuk mengusir mereka dari tempat ini?”
Marik menyeringai “Kita bermain dengan ‘petasan’
untuk menakut-nakuti mereka..”
“Tidak ada kata ‘PETASAN’ di dalam Mansion-ku! Kau
mau menghancurkan Mansion-ku hah!!” seru Seto tidak terima
Atem menghela napas “..Jadi, Kita akan membukakan
pintu dan menghadapi pengasuh-pengasuh itu..”
“Ide yang bagus, Sennen.. bagaimana kalau kau yang
ada di barisan paling depan?” usul Marik
Atem menggeleng “Kau bercanda kan? Bukankah
seharusnya Tuan Rumah yang menuntun di depan..” dalih Atem
“Bagaimana kalau si Tuan Rumah membuat Ultimatum
kalau Yami yang membuka pintu..” ucap Seto
Glek!!
Dan, kelima orang inipun membentuk barisan dengan
Yami yang berada di paling depan barisan disusul dengan Atem di belakangnya
berikut dengan Seto dan Bakura ditambah Marik, seperti anak-anak TK yang lagi
main kereta api aja.. Merekapun berjalan menghampiri pintu depan dan dengan
terpaksa Yami memutar gagang pintu sementara keempat orang yang lain sedang
bersiap-siap untuk hal buruk yang nanti terjadi..
Cklek~
“Oh, Hi.. Yami..” ucap Yugi sambil tersenyum ramah,
kini ia mengenakan baju terusan berwarna biru dan membawa kantung berisi
bahan-bahan makanan
Mata Crymson Yami memandangi Yugi dari atas sampai
bawah tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Yugi adalah teman sebangkunya di
Domino High dan melihatnya kini berdiri di hadapannya Ia langsung mengetahui
alasan kedatangan Yugi kemari.
“Kalian lama sekali membukakan pintunya.. Padahal
kami sudah ingin pergi kalau saja kalian tidak membuka pintunya..” komentar
suara yang lain kini berasal dari Joey Wheeler
Seto mendengus “Tidak ada yang mengundang kalian
kemari.. terutama kau.. Justru kami sangat senang kalau kalian pergi dari
sini..” jawabnya dingin sementara Joey menatapnya kesal dengan aura pembunuh
“Sebenarnya kami bisa saja pergi dari sini.. Tapi
kami tidak bisa..” jawab Ryou pelan
Bakura menaikan alis heran “Dan.. Kenapa kalian
tidak bisa pergi? Kalian mau tertular wabah ini..”
Malik mengangkat bahu “Well, kami sudah berjanji
pada sesorang untuk mengasuh kalian selama 3 hari ini..”
“Hell No!!” jawab Marik “Kalian pasti bercanda
kan?.. Kalian.. yang.. menjadi pengasuh kami?..”
“..Jadi apa kami boleh masuk sekarang atau kalian
masih ingin membuat kami berdiri disini sepanjang hari..” ucap Laksmi memulai
“Err.. yeah.. kalian boleh masuk..” ucap Atem kemudian mempersilahkan kelima gadis itu
memasuki Mansion, tanpa ragu sedikitpun mereka berlima memasuki Mansion
sementara kelima cowok lainnya saling memandang satu sama lain sambil menaikan
alis heran berusaha mengatakan ‘Apa yang sebenarnya terjadi disini?’
“Ok.. Ini aneh, kenapa atau bagaimana bisa mereka
bisa disini dan mereka.. pengasuh?” ucap Bakura tidak percaya
Marik menghela napas “...Kenapa harus Malik-Honey
yang menjadi pengasuhku disaat kondisiku sedang memalukan seperti ini?”
Yupe, Marik dan Malik adalah partner di LAB.Kimia
mereka sangat kompak satu sama lain dan ehemm.. kekompakan mungkin membawa
mereka ke jenjang yang lebih tinggi—Asiikk dah, seperti ‘In Relationship’ gitu.. Hahahaha.. dan sudah 5 bulan mereka
menjalani hubungan.
“Well, setidaknya kau bersyukur pacarmu menjadi
pengasuhmu selama 3 hari.. bagaimana dengan nasibku dengan si..Joey,cerewet
itu?” ucap Seto pasrah
Atem menyeringai “..Kau berkata seperti itu padahal
kami semua tahu kau mmph-“ sebelum Atem selesai berbicara tangan Seto sudah
duluan menutup mulutnya mencegah untuk berbicara lebih lanjut lagi
“Haah.. Kalau tahu yang mengasuh Ryou, pastinya ini
hari terbaik di dalam hidupku Hahahaha~” ucap Bakura bangga sambil menyenggol
lengan Yami “..Kau juga bisa mendekati si pendek manis Yugi-mu itu kan Yami..”
goda Bakura
Yami menghela napas “..Haah.. terserah apa
menurutmu, Bakura..”
Dan kelimanya kini berjalan kembali menuju ruang
tamu menemukan kalau Joey dan Malik sudah duduk di sofa dengan tenang.
“Nah, mungkin ini hari terburuk atau apalah itu..
tapi selama 3 hari yang akan datang kamilah yang akan bertanggung jawab dan
memegang kuasa penuh di Mansion ini..” jelas Joey
Seto menaikan alis “Bertanggung jawab?.. Kuasa
penuh?.. Ini MANSION-ku.. jadi AKU yang berkuasa disini..” bantahnya, mana
mungkin dia rela Joey yang mengatur-atur dirinya
Malik menggelengkan kepala “Maaf, Seto tapi itulah
peraturannya, kau tidak bisa menolak..”
“Peraturan?.. Siapa yang membuat peraturan bodoh
semacam itu!”
Dengan santai Joey menjawab sambil menyeringai
“..Tentu saja dari Ibumu..”
Jegler!!!??
Bagai tersambar petir Seto mendengar berita horror
itu, lengkap sudah kini penderitaannya kini.
“..Jadi apa yang harus kami lakukan sekarang?” tanya
Marik
Malik mengedipkan mata “Tentu saja kewajiban utama
seorang yang sakit itu beristirahat, jadi kalian kembali ke kamar masing-masing
dan beristirahat sementara kami akan menyediakan makan siang dan obat kalian..”
Mendengar hal itu Marik langsung mengambil
kesempatan “..Boleh aku minta di suapi Malik-Pretty?” tanyanya dengan nada
merayu
Wajah Malik sedikit memerah tapi belum sempat ia
menjawab Yami dan Bakura sudah menariknya menjauh dari situasi tidak ingin
scene ini berlanjut ke arah yang berlawanan dengan Rate—Heh?
Seto’s
Room
“GAAH!! Ini benar-benar mengesalkan!!” serunya
sambil menghempaskan diri ke ranjangnya yang sangat empuk dan tentunya luas
Sambil merenungi nasibnya kenapa ia harus terjebak
dalam situasi ini dan kenapa juga harus ada Joey di dalamnya. Kalau gadis itu
sampai tahu keadaannya yang memalukan ini ia pasti akan menyebarluaskannya ke
seluruh sekolah nanti, Cih.. Benar-benar mengesalkan!!
Terlalu lelah berpikir akhirnya Setopun terlelap di
dalam alam mimpi karena sepertinyahari ini ia sudah menguras banyak tenaga dan
membutuhkan istirahat yang sangat panjang.
Bakura’s
Room
Yah tidak banyak yang bisa dijelaskan di ruangan
yang satu ini karena si empunya sudah tertidur lelap berselimutkan selimut yang
tebal dengan memeluk bantal dan kalau dilihat lebih baik lagi sepertinya wajah
Bakura yang sedang terlelap karena tidur itu terlihat kaya ANGEL lho!! Sumpah
deh—Ambil foto dulu yah.. Heheheh
Marik’s
Room
“~Malik-Honey..hemm..Hemm..”
Author bingung mau nulis apaan, tapi seperti yang
anda lihat Marik kini sedang terbaring pulas sambil mengiggau nama Malik di
dalam mimpinya sepertinya dia lagi mimpi Malik sedang menyuapinya saat ini dan
juga Malik besikap layaknya seorang pelayan yang melayani segala kebutuhan
Marik layaknya ia seorang Raja. MWAHAHAHA~ Ngayal banget cuy—Plak!!
Atem’s
Room
Terbaring dengan masih membuka matanya, sepertinya
Atem masih belum terlalu lelah untuk melakukan Istirahat ditambah lagi ia
terlalu bosan berada di luar kamarnya lagipula tidak ada yang bisa ia lakukan
di dalam ruangan yang sempit seperti ini—Ralat! Dibilang sempit juga boong
banget, wong ruangannya meski Cuma sekedar kamar tamu tetep luas! Apanya yang
sempit coba?
Menghela napas Atem menutup mata mencoba merilekskan
diri dari sakit kepala yang kini menyerangnya ditambah lagi panas yang membuat
matanya berat seakan ingin ditutup saja. Setelah beberapa menit kemudian
akhirnya si sulung Sennen ini terlelap juga.
Yami’s
Room
Sama seperti saudaranya, Yami juga tidak bisa
beristirahat di ruangan kamarnya sendiri. Sakit Flu yang dideritanya ini
benar-benar membuat dirinya tersiksa tidak bisa melakukan hal-hal yang
menyenangkan yang ingin ia lakukan selama orang tuanya pergi bukannya terjebak
di dalam rumah sepanjang hari tapi meskipun begitu Ia juga harus bersyukur
karena kalau bukan karena penyakit Flu ini dia tidak akan bertemu dengan Yugi
kan?
Cieelah, yupe sebenarnya udah lama kali Yami
menyukai teman sebangkunya selama di sekolah ini, tapi you know Yami terlalu malu untuk menyatakan perasaannya padahal
dengan gelar sebagai salah satu dari 5 cowok populer di Domino ia bisa saja
mendapatkan Yugi dengan mudah, semudah menjentikkan jari dan langsung—Cling!!
(a/n: U kira apaann? Clang-Cling gitu?) Tapi yah, mau bagaimana? Tapi untungnya
karena kini Yugi akan mengasuhnya selama tiga hari kedepan ia akan menyusun
strategi untuk mengutarakan perasaannya ini pada saat yang tepat nanti.
Yami tersenyum memikirkan rencananya ini kemudian
mulai menutup mata Crymsonnya yang sepertinya sudah terlalu lelah untuk tetap
terus terjaga.
On
The Kitchen
Saat ini para pengasuh dadakan kita sedang sibuk di
dalam dapur sepertinya sedang membuat makan siang untuk kelima ‘anak asuh’
mereka. Tampak Yugi yang sedang menghiasi bubur yang sudah ia buat dengan daun
seledri sementara Joey dan Malik sibuk dengan sesuatu yang lain dilain pihak
juga terlihat Laksmi dan Ryou yang sedang memasak sup hangat.
“Hei, Aku punya ide..” usul Malik
Ryou menaikan alis heran “Ide apa itu, Malik..?” tanyanya
penasaran
Malik tersenyum lebar “Kalian setuju kan mengasuh
kelima cowok populer itu akan sedikit membosankan.. bagaimana kalau kita
mengasuh mereka sambil bermain sebuah permainan..”
“..Dan permainan apa yang kau maksud?” tanya Laksmi
sedikit dengan nada menyelidik
Malik menyeringai “Kita akan bermain layaknya kita
adalh seorang ‘Suster’ yang ditugaskan untuk merawat ‘Para pasien’ yang sedang
sakit.. Peraturannya adalah setiap Suster tidak boleh menolak, memarahi,
berteriak dan memukul Para pasien apapun yang perintahkan kita harus menuruti
mereka Bagaimana? Menyenangkan bukan?”
“Kau bilang menyenangkan? Ini Ide terburuk yang
pernah aku dengar.. Bagaimana..Bagaimana kalau Seto justru memanfaatkan semua
ini? Dia pasti akan menghabisiku dengan permintaanya yang aneh-anaeh itu..”
keluh Joey
Yugi dan Ryou mengangguk setuju “Lagipula bukankah
di permainan ini kau yang diuntungkan? Marik pacarmu jadi tentunya dia tidak
akan memberikan permintaan berat untukmu Malik..” sangakal Laksmi
“Kalian ini.. Apa kalian takut? Lagipula ini hanay
selama 2 hari setelah itu kita bisa bersikap seperti biasa lagi.. ditambah lagi
kalau salah satu dari kalian bisa melakukan tantangan ini atau memenangkan
permainan ini, Aku akan mentraktir kalian selama 3 bulan.. Bagaimana?” tawar
Malik
Laksmi berpikir sejenak begitu juga Joey kemudian
tanpa ragu-ragu lagi mereka “Baiklah, Kami terima!” ucap mereka bersamaan
diikuti wajah shock dari Yugi dan Ryou wah, wah ternyata ada maunya juga nih
dua orang
“Baiklah, untungnya aku sudah mempersiapkan kalau
kalian menerima permainan ini..” ucap Malik kini menunjukan 5 buah tas belanja
yang misterius
“Apa isi tas itu, Malik?” tanya Yugi penasaran
Malik tercengir lebar “Ini perlengkapan kita selama
dalam permainan dan WAJIB dipakai semuanya dan TIDAK BOLEH dilepas.. sekali
salah satu dari kalian melepasnya.. maka akulah pemenangnya..” jelas Malik
kemudian mengeluarkan apa isi di dalamnya dan kini semuanya menunjukan tampang
horror!!
“KAU PASTI BERCANDA KAN?” seru keempatnya bersamaan
sementara Malik hanya menyeringai saja, sebenarnya apa yang ditunjukan Malik
pada keempat orang ini ya?
~2
Half Hour Later~
“Aku terlihat aneh...”
“Aku tidak percaya aku harus memakai ini!! dihadapan
SETO!!”
“Ung.. Aku.. tidak tahu harus berkata apa..”
“A-Sama denganku.. Apa ini tidak terlihat aneh ya?”
“Fufufufu.. Marik-Honeyku pasti akan sangat
terkagum-kagum dengan ini..Fufufufu..”
“Ingatkan kami kenapa kami harus menerima permainan
bodoh seperti ini..”
“Yah-yah.. cukup dengan komentarnya~ sekarang ayo
kita mulai bertugas~ Lalalala~”
“Ini buruk..”
Seto’s
Room
Prak!
Cring! Ting Ting!
Seto mengerinyitkan dahi mendengar suara yang aneh
disekitar kamarnya, Suara apa itu? Ingin sekali ia membuka matanya tapi sayang
ia terlalu lelah untuk melakukannya.. Setopun meringkuk lebih dalam memasuki
selimutnya berharap suara aneh itu segera menghilang dari kamarnya.
Prang!Kompyang!!?
Terdengar suara lebih keras lagi, dengan terpaksa
Setopun membuka matanya kemudian berusaha untuk duduk diatas ranjangnya,
memijit-mijit kepalanya yang masih terasa pusing ia menelusuri kamarnya untuk
mencari tahu sumber asal muasal suara tersebut.
“Ah, kau sudah bangun rupanya..” ucap sebuah suara
Seto mendengus kesal masih memijit kepalanya “Joey..
sebenarnya kau ini berniat menghancurkan Mansion-ku sejak awal kan?..”
“Maaf.. Aku tidak bermaksud seperti itu Seto, hanya
saja membawa 3 barang sekaligus mungkin adalah tindakan yang bodoh..” jawab
Joey kini lemah lembut
Twitch!
Dengan Instant Seto menoleh kearah Joey dengan mata terbelalak dengan apa yang
kini dilihatnya, Joey—Joey Wheeler—Seorang Joey Wheeler yang kini berdiri di
hadapan Seto dengan rambut pirang sebahu yang tergerai, mata Hazle yang kini
memancarkan kelembutan dan—dan kini mengenakan pakaian khusus perawat berwarna
kuning keemasan!
“A-Joey!! Apa kau kira sekarang Halloween! You idiot puppy!!” seru Seto mengambil
beberapa langkah kebelakang dengan tampang muka shock dengan mulut ternganga.
Joey sebaliknya tidak menanggapi ejekan Seto malah
tersenyum layaknya tidak terjadi apa-apa “Memang hari ini bukan Halloween,
Seto.. Ini hanya seragam khusus untuk menjadi pengasuhmu selama 2 hari yang
akan datang.. Agak berlebihan memang, sudahlah.. nah sekarang kita mulai
pengecekan..”
“K-Kau tidak sedang—Apa barusan?.. Pengecekan?” ucap
Seto menaikan alis tapi masih menjaga jarak dari Joey
Joey mengangguk kemudian mengeluarkan sebuah
termometer, “Setiap 5 jam sekali aku akan datang untuk mengecek suhu tubuhmu..
Nah, sekarang jadilah anak yang baik Seto..” ucap Joey dengan suara lembutnya
mulai merangkak diatas tempat tidur Seto yang kemudian langsung mundur
menjauh—Hell no!
“Aku tidak butuh pengecekan!” bantah Seto sambil
terengah-engah
Joey tersenyum yang hanya membuat Seto semakin
horror melihatnya, mimpi apa dia? Apa ini mimpi buruk untuknya.. Kalau benar
bangunkan ia sekarang juga!! “Seto, Seto.. sudah kubilang kan untuk menjadi
anak yang baik.. Nah katakan ‘Aah’..” perintah Joey
“Joey!! Ini serius! Berhenti bersikap aneh seperti
ini kau-kau tidak kesurupan atau se-Hmph!” pernyataan Seto terputus karena kini
sebuah termometer sudah da di dalam mulutnya dan senyuman puas dari Joey
didepannya.
“Hemm.. 90 derajat celcius.. Lumayan panas..” ucap
Joey sambil menuliskan hasil temperatur Seto diatas sebuah papan layakn para
suster dirumah sakit “Baiklah, setelah ini saatnya untuk makan siangmu, Seto..”
Seto menyilangkan tangan di dada “Aku tidak lapar!”
bantahnya
Joey menggelengkan kepalanya “Kau harus makan Seto..
setelah itu baru kau meminum obat.. Nah..” Joey menyerahkan nampan yang berisi
semangkuk bubur hangat dan segelas air putih dan meletakan sebotol obat sirup
dan pil diatas meja disamping tempat tidur Seto
“Hei, Joey...” panggil Seto sambil memakan sedikit
buburnya sementara Joey masih setia menanti disampingnya
“Hmm.. Ya, Ada yang bisa kubantu Seto?” sahut Joey
sopan
‘Apa yang
sebenarnya terjadi!!.. Ini benar-benar aneh! SANGAT ANEH!? Apa hanya aku yang
sudah gila disini? ’ batin Seto dalam hati
Selesai memakan bubur, tidak mau menerima kenyataan
kalau Joey akan menyuapinya minum obat Seto dengan sangat terpaksa meminum
obatnya yang kemudian diberi hadiah sebuah tepuk tangan meriah dari Joey yang
kegirangan (?) kemudian kembali berbaring lagi diatas ranjang, Joey mulai
menaikan selimut dan perlahan Seto mulai menutup matanya mungkin pengaruh dari
obat barusan.
Blam~
pintupun tertutup, Mungkin Seto akan menyimpan pertanyaan untuk Joey nanti
setelah ia yakin kalau ini bukanlah mimpi..
Bakura’s
Room
“Kura~” panggil suara yang lemah lembut dengan
sebuah tangan kini memegang bahunya mencoba untuk membangunkannya
“Hngh..” geram Bakura—Kaya ayam aja ngerem..Plak!!
merasa tidurnya terganggu Bakura meringkuk ke sisi lainnya berusaha menghindari
suara tersebut
“Kura~ Waktunya bangun..” ucap suara itu lagi
“...Kenapa aku harus bangun..” gumamnya menginggau
sambil memeluk bantal
“Karena..Ung.. Sudah waktunya untuk makan siang..
aku sudah membuat bubur untuk makan siang?..” ucap suara itu ragu
Mendengar kata ‘Makan siang’ saja sudah cukup
membuat Bakura membuka sedikit matanya kemudian masih dengan pikiran yang
setengah sadar, Ia duduk diatas ranjang masih dengan mengucek-ucek matanya saat
Ryou memeriksa suhu tubuhnya dengan termometer, Bakura sama sekali tidak
menolak ataupun meronta dan tetap diam layaknya seorang anak yang baik dan
polos kemudian Ryoupun menghidangkan bubur hangat padanya.
“Nah, silahkan dinikmati..” ucap Ryou kemudian
menulis hasil pengukuran suhu Bakura diatas papannya dengan tenang “Panasmu
lumayan tinggi, Kura.. 96 derajat celcius.. kau tidak apa-apa kan? Apa kepalamu
masih sakit?”
Bakura melahap satu sendok buburnya “Hemm.. Kurasa
agak sedikit sakit sekarang.. ngomong-ngomong bubur ini enak sekali.. Kau
membu-“ Bakura menoleh kearah Ryou perkataannya terputus ketika melihat gadis
itu dihadapannya, sendok yang tadi ada di tangannya kini terjatuh dengan tidak
elit diatas nampan, mulutnya sedikit terbuka dan matanya agak terbelalak.
Kini Ryou yang berdiri dihadapannya mengenakan
pakaian perawat berwarna pink yang—Harus dibilang bagaimana yah? Sangat cocok
dengan Ryou dan semakin membuat gadis itu tambah imut kini berdiri
dihadapannya. Sedikit rona merah kini menghiasi wajah Bakura entah karena panas
yang kini ia derita atu semacam hal yang lainnya.
“Kura kau tidak apa-apa?” tanya Ryou sedikit
khawatir
“A-Err.. Itu.. Eng.. T-tidak apa-apa..” jawab Bakura
terbata-bata
“Syukurlah.. Kupikir sakitnya bertambah parah...”
sahut Ryou lega sambi tersenyum
“Ryou.. kenapa kau.. berpakaian seperti..” ucap
Bakura sambil menunjuk baju yang dipakai Ryou sebagai petunjuk apa yang ia
maksud
Ryou yang sepertinya mengerti kini sedikit merona
karena malu “Emm.. Mulai hari ini, pakaian ini adalah seragamku untuk..untuk..
2 hari yang akan datang..” jelas Ryou gugup “Apa.. Tidak cocok ya?”
Bakura dengan cepat menggeleng “Bukan itu
maksudku..” ucap Bakura
‘Sebenarnya
kau terlihat sangat cantik—Hell!! Apa yang barusak ku katakan?.. Apa kau pernah
menyangkan kalau Ryou memang cocok memakai pakaian berwarna pink—Argh!! Cukup!
Ok, dia terlihat sangat—Glek! Manis.. Yah manis!’ pikir Bakura
“Kura.. selesai makan kau harus minum obat ya..”
ucap Ryou mengingatkan “Setelah itu kau bisa beristirahat lagi..” tambahnya
Bakura mengangguk dengan pikiran masih menganggumi
pakaian perawat yang digunakan Ryou saat itu, Damn—Ryou terlihat seperti suster
Malaikat hanya saja kalau latar belakangnya diubah sedikit.
Marik’s
Room
Kita biarkan Bakura, mari kita lihat apa yang sedang
dilakukan Pasangan Marik dan Malik saat ini...Hohohoho
“Marik-Honey, kau tidak apa-apa sayang? Panasmu
tinggi sekali..” ucap Malik prihatin
melihat termometer hasil pengukuran Marik saat itu
Marik orang yang dimaksud tampang tersenyum santai
“Aku tidak apa-apa selama kau ada disini Malik-Hime~” ucap Marik gombal tapi
berhasil membuat wajah Malik memerah kepiting
“Uh-Huh.. Kau ini, Nah ayo makan buburnya Marik..
setelah itu kau harus minum obat kemudian istirahat total di kamar..” tukas
Malik sedikit bossy
Marik justru memanfaatkan kesempatan ini dengan
bagus disela-sela kesempitan, Hallah—yang penting dia yang mendapat untung
kan?—Menyeringai kecil Marikpun berkata “Malik-Hime~ Aku sakit, sepertinya
tanganku susah untuk digerakkan.. Maukah kau menyuapiku?” rengeknya
Malik memerah “Eh—Menyuapi?.. Ung..” Malik sedikit
ragu
“Honey~?” rengek Marik puppy eyes
“Baiklah...”
‘YESS!! Mimpi
yang selama ini akhirnya jadi kenyataan.. Malik-Hime~ Aku memang hebat..
Huahahahahha~’ batin Marik bangga
Gubrak! Pinter nyari kesempatan nih orang! Siip kita
tinggalkan pasangan lovey dovey yang satu ini dan lanjut ke ruangan
selanjutnya~
Atem’s
Room
Atem masih tertidur pulas di kamarnya yang nyaman
sampai ia merasakan sebuah cahaya yang menerobos kamarnya melalui jendela,
cahaya matahari siang yang begitu menyilaukan kini mnerpanya. Merasa tidak
nyaman lagi, dengan perlahan iapun membuka matanya kemudian perlahan duduk sambil
menyandar di ranjangnya dengan tangan kini masih sibuk mengucek-ucek matanya
yang terasa silau akibat cahaya tadi.
“Sudah bangun rupanya..” ucap sebuah suara
Atem melirik dan mendapati sosok Laksmi kini sedang
duduk diatas kursi dengan meja belajar disamping ranjangnya mengenakan pakaian
perawat berwarna Biru muda kini menatapnya sambil tersenyum kecil.
“L-laksmi.. Apa yang-“ belum sempat menyelesaikan
perkataannya Laksmi langsung memotong
“Mulai sekarang panggil aku ‘Suster Laksmi’...” ucap Laksmi memberitahu
Atem tercengang masih tidak mengerti apa maksud
perkataannya sambil menaikan alis heran “..Suster Laksmi..?” ulangnya sekali
lagi
Laksmi mengangguk “Benar sekali dan mulai dua hari
kedepan, aku akan memanggilmu dengan Tn.Sennen..” jelas Laksmi “Nah, sekarang
waktunya pengecekan suhu.. selanjutnya makan siang dan kemudian waktunya minum
obat..”
Atem menaikan alis “Apa?..P-Pengecekan?..”
Laksmi mengangguk santai mengelurakan termometer
dari saku baju perawatnya kemudian berjalan menghampiri Atem yang masih duduk
di atas ranjang “Benar, untuk 2 hari mendatang aku juga akan mengecek
perkembangan suhu panas-mu memastikan apakah demamnya sudah turun atau semakin
meningkat..” jelas Laksmi kemudian mendekatkan termometer di depan mulut Atem
“Sekarang buka mulutmu~” perintahnya
“Err—Kupikir aku bisa melakukannya sendiri?” ucap
Atem sedikit mundur beberapa inci
Laksmi menggeleng dan semakin mendekat “Tn.Sennen,
Ini adalah tugasku sebagai perawatmu untuk menjaga dan yang lebih penting
merawatmu sampai kau sembuh total—Kau tidak mau kan kalau Gaji-ku akan dipotong
kalau membiarkanmu masih sakit seperti ini?..” ucap Laksmi dengan gaya layaknya
ia adalah seorang Suster asli
“A-Apa Gaji—Mphmm!” dengan sedikit paksaan akhirnya
termometerpun berhasil dimasukan kedalam mulut sang pasien sementara sang
suster hanya menunggu hasilnya sambil menghidangkan Makan siang tepat dihadapan
sang Pasien sebelum kemudian mengambil kembali termometer dan selanjutnya
mencatat hasil pengukuran suhu di papan pengecekan yang dibawanya dan
seterusnya kembali duduk dikursi.
“108 derajat.. Wow- Tn.Sennen sepertinya anda
mengalami panas yang cukup berat..” komentar Laksmi sambil menulis diatas
papannya
Atem hanya mengangguk lemah memandang makanan yang
kini ada dihadapannya dengan tatapan tidak berselera. Seakan mengetahui hal
itu, Laksmi sekali lagi beranjak dari tempat duduknya menghapiri Atem sambil
berkacak pinggang.
“...Aku tidak lapar saat ini...” ucap Atem singkat
“Ckckck.. Sayang sekali, tapi anda harus
menghabiskan makan siang anda saat ini juga Tn.Se-“ ucapan Laksmi terputus
Atem mendesah “Bisa kau berhenti memanggilku seperti
itu Laksmi.. Aku tidak suka dengan sikap formalitasmu—Maksudku, Kau.. Kau
bersikap aneh sekarang.. Apa yang sebenarnya terjadi?”
“...Bukankah sudah kujelaskan sebelumnya, Mulai saat
ini panggil aku Suster Laksmi.. Lagipula apa yang aneh dengan sikapku, Aku
hanyalah seorang Suster dan kau adalah Pasienku, sudah sewajibnya seorang
suster sepertiku bersikap seperti ini..” jelas Laksmi duduk disisi ranjang bersebelahan
dengan Atem dengan mangkuk bubur di tangannya “..Dan tugas seorang Pasien
adalah untuk menuruti semua perintah dari Suster mereka, Jadi—Kalau kau tidak
mau memakan makan siangmu.. Aku yang akan menyuapimu sekarang dan setelah itu
kau bisa minum obat dan kembali beristirahat..”
Glek!
Apa yang sebenarnya terjadi disini?
Yami’s
Room
Hampir sama seperti saudara kembarnya sekarang Yami
juga terlihat begitu Shock—melihat kini Yugi melayaninya dengan makan siangnya
dengan pakaian perawat berwarna Ungu muda.
“Yami...” panggil Yugi dengan nada suara lembut dan
sukses mengembalikan Yami kembali ke alam nyata dari pikirannya yang
terombang-ambing menanggapi fenomena ini
Yami yang tersentak melirik Yugi sedangkan Yugi
tersenyum simpul padanya “A-Err.. Yah?” jawab Yami sedikit menutupi
keterkejutannya
“Kau harus makan, Yami..” ucap Yugi menunjuk makanan
Yami yang masih belum tersentuh sama sekali “Setelah itu baru kau bisa minum
obat dan beristirahat lagi supaya keadaanmu membaik..” tambahnya
“Ng.. Yugi?” panggil Yami sedikit ragu sambil
melahapp sesendok buburnya
“Hmm.. Ada sesuatu yang kau butuhkan Yami?” tanya
Yugi
“Err.. Kenapa kau.. memakai..” berhenti sejenak
sebelum kemudian Yami menunjuk pakaian perawat Yugi “..Itu?” ucapnya
Yugi merona karena sedikit malu “A-ah.. Untuk dua
hari kedepan aku akan menggunakan pakaian ini seperti seragam.. Apa ini
terlihat aneh?” tanya Yugi pelan
Dengan cepat Yami menggeleng takut-takut Yugi
berpikir sesuatu yang aneh mengenai ucapannya tentang bajunya tadi kemudian
berpikir mencari jawaban yang tepat untuknya “T-Tidak.. P-Pakaian itu terlihat
cocok denganmu..Err, Se-semacam itu..”
Yugi tersenyum senang “Benarkah, Yami?” ucap Yugi
tidak percaya disertai anggukan dari Yami yang mukanya kini sedikit blushing
tapi untunglah tertutupi akibat demam yang dideritanya “Syukurlah, kupikir
pakaian ini terlihat aneh untukku..”
‘Mana mungkin
terlihat aneh—Justru itu terlihat sangat.. sangat cocok untukmu Yugi dan
membuatmu—Terlihat sangat cantik dan manis dengan pakaian itu..Argh! Apa yang
sedang kau pikirkan Yami!!’ batin Yami
~Suster’s
Meeting~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar