Chapter 6: Date
of DISASTER!!
.
Side Pairing: Bakura
x Fem!Ryou and Marik x Fem!Malik
.
Waktu
seakan berjalan sangat cepat di Mansion Kaiba, setelah kejadian mengejutkan
tentang pertengkaran Seto dan Joey yang berdampak pada keduanya yang kini resmi
menjalin hubungan setelah sekian lama—Juga ditambah dengan Date yang diadakan
di sebuah Taman Bermain dengan tiket yang sudah dipesan oleh Seto khusus untuk
5 pasangan karena Joey juga ingin membalas budinya kepada Laksmi yang kini
terpaksa ikut mengabil tempat dalam Kencan yang direncanakan ini karena tidak
bisa menolak tatapan memelas dari Yugi, sementara Atem juga justru menginginkan
kesempatan ini untuk menyelidiki lebih jauh tentang dirinya, Apa yang akan
terjadi selanjutnya?
Soal tugas yang mereka
kerjakan—Sepertinya karena terlalu sibuk dengan urusan kencan dan segala macam
hal seperti itu, terima kasih pada Joey yang sudah merusak konsentrasi belajar
semuanya… Dengan sangat terpaksa mereka menyalin pekerjaan Seto walaupun
sebenarnya justru sangat menguntungkan…
“Jangan lupa—Jam SATU!!”
ucap Joey mengingatkan pada rombongan pada saat mereka pulang dengan penuh
semangat
‘Aku harap aku sakit besok… setidaknya lebih baik sakit daripada harus—‘
pikir Laksmi sambil menatap kesampingnya yang adalah Atem ‘GAAHH!! Nasibku begitu tidak beruntung!! Hampir saja semuanya bisa
ditebak oleh—Bakura-si-Mantan-Pencuri-Makam itu…’ tambahnya lagi sebelum
kemudian memalingkan wajahnya dan bersikap angkuh
“Oh, ya! Bagaimana kalau
kita juga memakai baju pasangan nanti?” usul Malik semangat
Semua tatapan tertuju kepada
Malik—Bakura, Marik, Atem dan Yami yang sama sekali tidak mengerti maksudnya
meminta untuk diterangkan lebih lanjut sedangkan Yugi dan Ryou menatap Malik
dengan tatapan malu-malu berbeda dengan Laksmi yang menatap dengan tatapan
What-The-Hell?
“B-Bagaimana ya…” ucap Ryou
pelan dengan rona muka di wajah
Bakura hanya mengangkat alis
melihat tingkah laku Ryou sebelum kemudian berdeham “Apa itu maksudnya,
Hikari...”
Ryou menatap Bakura
“Err—Itu… Maksudnya kita—Emm…” Ryou terbata-bata tidak bisa menjelaskan
Sekarang gantian Yami yang
menatap Yugi dengan pandangan mata penasaran sementara Yugi hanya menundukan
kepala malu-malu—Laksmi yang melihatnya hanya bisa menghela napas dalam hati
sambil terus mengumbar fakta kenapa Yugi tidak akan pernah bisa mengakhiri
Dunia Cintanya kepada Yami karena terlalu takut untuk memulai dan bertindak sedangkan
Yami dilain pihak—Ugh! Seharusnya dia juga sudah tahu perasaan Yugi tapi kenapa
tidak langsung menyatakan saja!! Hubungan yang benar-benar sulit~
“Maksudnya kita akan pergi
ke Taman Hiburan dengan mengenakan baju yang sama… Seperti yang dilakukan para
pemain actor dan aktris di televise itu~” sahut Malik sambil menepuk tangan
ceria
‘Setidaknya yang satu itu berbeda dari 2 yang lainnya… Dia punya
keberanian?’ pikir Laksmi memandangi Malik
Bepikir cukup lama sebelum
kemudian pada akhirnya juga hanya Malik dan Ryou yang pergi untuk memilih baju
‘pasangan’ karena Yugi terlalu malu untuk memilih bersama Yami yang membuat
Laksmi diuntungkan karena Sepupunya ini memilih pilihan yang sangat
tepat!—Karena ia tidak mau dipergoki sebanyak… 3 KALI di dalam satu Hari ini!!
Merekapun melanjutkan perjalan kembali ke Toko Game dengan menggunakan
Bus—Kalau tadi Seto yang menjemput dengan Limo, sekarang mereka harus pulang
dengan kendaraan sendiri karena PASTI-nya Seto sedang sibuk bersama Joey kali
ini—Pasangan muda…
Toko Game
Sesampai di Toko Game, Yugi
dan Laksmi langsung bergegas pergi ke dapur—well, sepertinya keduanya terpaksa
harus memakan apa yang ada di dalam lemari es kali ini karena tentunya Yugi dan
Yami yang pergi belanja belum sempat menunaikan tugas mereka karena gangguan
dari Seto yang tiba-tiba datang—Err, mungkin Yami yang dirugikan akibat hal
ini… Sementara kedua gadis itu memasak, Atem dan Yami kini duduk di atas sofa
melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk menunggu makan malam yang akan
dihidangkan juga diselingi dengan sedikit pembicaraan ringan…
“…Jadi, gagal dalam 2 kali
percobaan—huh?” ucap Yami memulai pembicaraan sambil menujukkan senyuman jahil
karena kegagalan yang dialami oleh Atem, kakak kembarnya yang satu ini dalam 1
hari
Atem melirik Yami sambil
mendengus—Tapi kemudian menyeringai kecil karena sudah mendapatkan kata-kata
untuk melawan ucapan Yami barusan “Setidaknya aku sudah menjalankan rencanaku
dibandingkan dengan seseorang yang
sampai saat ini masih belum melakukan pergerakan apa-apa…”
Sekarang giliran Yami yang
menghela napas sambil menopang dagu “…Entahlah, Aku sudah menunjukan pada Yugi
bahwa aku memang menyukainya tapi—Yugi sama sekali belum mengerti apa
maksudku…” sahutnya merana—Ooh, penderitaan ini~
“Mana mungkin dia akan mengerti
kalau kau hanya memberikan petunjuk yang seperti itu…” ucap Atem memulai
sementara Yami memandangnya dengan penuh tanda tanya tentang apa maksud dari
ucapannya itu “… Kau tentu saja harus mengatakannya langsung pada Yugi kalau
kau ingin dia mengetahuinya…” tambah Atem
Untuk sesaat Yami berpikir
sejenak “…Bagaimana kalau dia tidak memiliki perasaan yang sama—“ ucapan Yami
terputus
“Yami, dia Hikari-mu… Dia
pasti bisa menerimanya… Kau terlalu takut untuk bergerak lebih awal…” sahut
Atem
“…Bagaimana denganmu, Apa
kau berani mengatakannya pada Laksmi hal yang sama?” ucap Yami
Atem menggeleng “Masalahku
denganmu tidak sama Yami—Laksmi masih menutupi semuanya dan mana mungkin aku
bisa mengatakannya semudah itu…” sahut Atem
Yami menghela napas “Yah—Sepertinya
kita mendapatkan masalah yang sangat sulit untuk diatasi saat ini…” ucapnya
memulai kemudian “Ngomong-Ngomong, Aku masih penasaran dengan satu hal sampai
saat ini…” tambah Yami sambil menatap Atem
Atem menaikan alis heran
menunggu Yami mengatakan sesuatu lagi…
“Kenapa saat itu kau memilih
untuk meninggalkan singgasana?—Mahaad sama sekali tidak memberitahuku kemana
kau pergi atau apa yang membuatmu pergi meninggalkan Istana… yang aku ingat
hanya setelah 3 Minggu aku menjadi Pharaoh, Aku mendapatkan berita kau sudah
meninggal jauh sebelum itu… Aku tidak mengerti sampai saat ini…” sahut Yami
menatap Atem
Atem yang mendengar
pertanyaan itu hanya bisa menatap diam dengan tatapan mata yang sedih—entah
kenapa ia tidak bisa melupakan kenangan pahit itu sampai saat ini, meskipun ia
sudah melakukan apapun, rasa sakit akibat luka itu masih tetap membekas di
hatinya…
“… Aku tidak bisa
menceritakannya, Yami—!” ucapnnya terputus
Laksmi datang menghampiri
keduanya masih menggunakkan celemek dan rambut yang tadi digerai kini dikuncir
kebelakang agar tidak menghalangi waktu memasak, tangannya masih menggenggam
spatula… Atem memandanginya dan entah kenapa pandangannya berubah membayangkan
bayangan wajah Laksmi di masa lalu dengan ekspresi seperti itu di depannya yang
biasanya akan mengatakan…
‘Apa yang sedang kau lakukan bermalas-malasan seperti ini!—Cepat pergi~
Semua orang sedang membutuhkanmu!!’
Ya—Ucapan yang sering
dikatakannya dulu kalau ia melihat dirinya sedang bermalas-malasan duduk dan
mengikuti pertemuan di ruang tahta, Tapi sekarang…
“Kalian berdua…” ucap Laksmi
memulai perkataannya “Kami berdua sudah memanggil kalian berdua
daritadi—sepertinya kalian terlalu sibuk untuk membicarakan sesuatu…” tambahnya
lagi
Sebelum keduanya sempat
membalas ucapan Laksmi barusan, terdegar suara Yugi di dapur “Laksmii~ Kau lupa
mengangkat kroketnya~”
Mendengar hal itu tentunya
Laksmi langsung bergegas kembali ke dapur tapi sebelum itu “Makan malam
sebentar lagi akan siap jadi kalian juga harus membantu kami menyiapkan meja
makan..” ucapnya kemudian kembali berjalan
Atem beranjak dari tempat
duduknya dan merentangkan kedua tangannya, well—duduk berdiam diri memang
sangat menyiksa… Yami juga ikut beranjak dari sofa sambil melirik kea rah dapur
dimana mereka dapat melihat kini Yugi dan Laksmi sedang memasak dan
menghidangkan makanan diatas meja.
“Well—Sepertinya kita harus
membantu mereka…” ucap Atem
Yami mengangguk setuju
kemudian “T—Tunggu! Kau belum menjawab pertanyaanku barusan Atem..”
Atem hanya mengangkat bahu
“Kalau saatnya tiba nanti akan kuberitahu semuanya, Yami…”
Yami hanya mendengus pelan
“Cih—Aku sudah menunggu 3000 tahun!” gumamnya kesal kemudian mengikuti langkah
Atem menuju dapur, sebenarnya ia masih penasaran dengan apa jawaban dari
pertanyaannya barusan, Tapia pa mau dikata jika Atem belum ingin
menceritakannya padanya…
Makan Malam bersama terkesan
sangatlah—awkward!! Kenapa demikian?
Mari kita lihat, kini Yugi dan Yami duduk bersebelahan sementara disisi lain
Laksmi juga Atem duduk bersebelahan, terkadang tangan Yami dan Yugi saling
bersentuhan lantaran mereka berniat untuk mengambil sesuatu diatas meja yang
kemudian berakhir dengan rona merah di wajah mereka sedangkan Atem dan
Laksmi?—mereka hanya diam seribu kata, walau kadang pandangan mereka saling
bertemu ataupun Laksmi yang sengaja memalingkan wajahnya tidak ingin melihat
atau berpapasan langsung dengan mata Crymson itu…
“…”
“…Ah! Laksmi, aku baru ingat
sesuatu…” ucap Yugi memulai topic pembicaraan dengan suara kecilnya—sudah
dipastikan Yugi sedang gugup atau semacamnya
Laksmi memandangi Yugi
dengan tangan memegang sumpit yang berisi daging asap yang baru saja ia ambil
dari salah satu piring hidangan, dengan menaikan alis heran Laksmi memakan
daging tersebut sambil menunggu ucapan selanjutnya dari Yugi
“K—Bagaimana… emm…” Yugi
bingung mengatakannya
Yami menaikan alis heran
memandangi Yugi “Apa yang ingin kau katakan, Aibou?” tanya Yami penasaran
“I—Itu… Aku hanya ingin
meminta…” jawab Yugi sambil berpikir apa yang selanjutnya harus ia katakan tapi
kelihatannya Yugi susah untuk melontarkan ucapannya kalau ada Yami yang
memandanginya dekat seperti ini
Atem hanya bisa
menggelengkan kepala melihat Yami yang masih belum bisa melakukan sesuatu
sementara Laksmi hanya menghela napas—ini saatnya ia harus bertindak
mengeluarkan Yugi dari situasi awkward
seperti ini, kemudian…
“Oh—Yang itu maksudmu,
Yugi~” ucap Laksmi sambil mengangguk pura-pura mengerti sambil menatap Yugi dengan
tatapan mengatakan katakan-saja-iya
Yugi dengan mata Amethyst
berkilat memandangi Laksmi sambil menganggukan kepalanya “He-Eh… I-Iya yang
itu…”
Atem menaikan alis heran
menatapi Laksmi yang tersenyum lebar memandangi Yugi ingin menebak sebenarnya
apa yang kedua wanita ini maksudkan tapi sebelum ia dapat menanyakan hal yang
lebih lanjut.
“…Game terbaru di Toko—piip—memang
seru yah!” ucap Laksmi ngasal sambil pura-pura tertawa
Yugi tertawa sambil
mengangguk “B—benar sekali, Laksmi…”
Alhasil kedua orang—Atem dan
Yami—hanya bisa mengagguk saja meyakini bahwa kedua orang yang satu ini—Laksmi
dan Yugi—sedang membicarakan tetang Game yang baru saja/pernah mereka temui di
suatu Toko, Suasana makan malam saat itu terasa dihidupkan kembali akibat
percakapan kecil dari keduanya—Mereka saling tertawa saat mendengarkan cerita
yang diceritakan oleh Yugi sewaktu di battle
city dan Yami juga hanya bisa tersenyum mendengarkan cerita yang dipaparkan
oleh Yugi sambil mengingat kembali kenangannya dulu bersama dengan Yugi.
Selesai makan malam, Laksmi
dan Yugi membersihkan piring-piring di atas meja sementara Yami dan Atem—well,
sepertinya mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di dalam kamar untuk
menyimpan energi di Taman Ria.
~Atem dan Yami~
Memasuki kamar, dengan
segera Atem langsung merebahkan dirinya diatas ranjang dengan matanya yang kini
tengah memandang langit-langit ruangan—sepertinya saat ini ia sedang memikirkan
sesuatu. Sementara dilain pihak, Yami hanya duduk diatas ranjangnya
memperhatikan Atem…
“…Menurutmu, Apa yang harus
kita lakukan besok…” ucap Atem memulai
Yami hanya mengangkat bahu
“Entahlah, Aku sama sekali belum…pernah berkencan dengan Yugi—jadi aku tidak
begitu tahu apa yang akan terjadi besok…” balas Yami “…Tapi, mungkin besok aku
harus mencoba usahaku sekali lagi pada Yugi…”
“Hmmm… Pemikiran yang bagus,
Yami…” gumam Atem
Yami menaikan alis heran
“Bagaimana denganmu sendiri—Apa kau juga akan mencobanya pada Laksmi, huh?”
“Entahlah…” jawab Atem
“…Cukup sulit dan membutuhkan waktu untuk bisa meyakinkannya saat ini… Aku
tidak bisa memaksakan kehendaknya akan suatu hal yang tidak ingin ia percayai
itu…” tambah Atem kemudian menambahkan dengan pelan ucapannya “…Lagipula, ini
semua adalah salahku…” dan kemudian ia menutup matanya
Yami hanya menaikan alis
heran tidak mengerti dan sebelum ia dapat menanyakan hal tersebut, Atem sudah
terlelap di dalam tidurnya—Yami mendesah, kenapa saudara kembarnya ini selalu
membuatnya penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya?—Apa ada hal yang
begitu tersembunyi dibalik semua ini?—Yami menggelengkan kepala kemudian mulai
merebahkan diri di ranjangnya sendiri, Well tidak ada gunanya penasaran
sekarang—mungkin ia akan mendapat jawabannya suatu saat nanti… Untuk sekarang,
ia juga harus menyusun rencana di Taman Ria besok…
I know that you’re hiding things…
Using gentle world to shelter me…
Your words were like a dream…
But dream could never fool me…
Not that easily…
Dreams
Suasana di siang hari dimana
Matahari bersinar dengan teriknya menyinari seluruh Mesir membuat suhu udara
menjadi panas—Tapi, sinar Matahari itu tidak menerpa Kebun Istana yang sangat
luas dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun juga bunga-bunga yang
bermekaran bermandikan cahaya dari Sang Surya, tampak sosok seorang gadis yang
kini mengenakan pakaian putih sederhana sedang memperhatikan beberapa bunga
disekitarnya… di sampingnnya kini berdiri seorang pemuda dengan kulit Tan
mengenakan pakaian kebesaran degan jubah berwarna biru memperhatikan gadis itu
dengan mata Crymsonnya dengan observatif…
‘…Kalau begitu pergi saja…’ ucap gadis itu menoleh kearah si pemuda
dengan mata Saphire memandangnya ‘Kau
harus menghadiri pertemuan itu, pertemuan itu sangat penting untuk
kesejahteraan rakyat dan menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan
tetangga lainnya—!’
“Aku tidak akan pergi
kemanapun—“ ucapan Pemuda itu terputus
‘Ate… Aku tahu kau masih mencemaskan tentang keadaanku saat ini—tapi aku
baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi saat ini, kau tidak
bisa melalaikan tugasmu sebagai seorang Raja…’ ucap Laksmi dengan suara
lembutnya
Atem hanya memandangnya “Aku
sudah memerintahkan Pendeta Kazuko untuk menggantikanku di pertemuan itu—Aku
tidak akan meninggalkan Istana ini apapun yang terjadi Little Gem… Aku tidak
akan membiarkan sesuatu terjadi padamu…”
Laksmi menghela napas
kemudian memandang Atem ‘Kau tidak usah
mengkhawatirkanku sampai seperti itu Ate… lagipula aku akan baik-baik saja
disini, tidak ada hal yang perlu dicemaskan selama kau pergi… Isis akan
menjagaku sepanjang waktu dan kau tahu itu…’
Atem memalingkan wajahnya
“Aku tahu aku bisa mempercayai Isis menjagamu selama aku pergi…” ucapnya
sebelum kemudian memandang Laksmi “Hanya saja, ada sesuatu yang membuat
perasaanku tidak enak belakangan ini dan aku tidak ingin membuat kesalahan
apapun—Terutama jika itu berkaitan denganmu…”
‘Aku akan baik-baik saja—!” ucapan Laksmi terputus
“Kenapa kau tetap saja
mengatakan bahwa dirimu baik-baik saja, Little Gem!” potong Atem dengan nada
penekanan di dalamnya “…Kau selama ini sudah terlibat dengan hal-hal yang
berbahaya dan bahkan bisa membunuhmu sekalipun dan kau masih bisa mengatakan
kau baik-baik saja! Tidak hanya sekali—tapi tiga kali kau mengalaminya dan kau
dengan tenangnya bisa mengatakan padaku untuk diam dan tenang…” Atem memadang
Laksmi di depannya dengan tatapan serius “Jika aku pergi, mereka pasti akan
mengincarmu lagi Little Gem dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku
jika itu sampai terjadi…”
Laksmi menundukkan
wajahnya—semilir angin mulai berhembus menerbangkan beberapa kelopak bunga dan
dedaunan di pepohonan… ‘Aku… bukanlah
seekor burung di dalam sangkar yang selalu dilindungi…’ ucapnya pelan ‘Aku tahu—Keadaanku saat ini masih dalam
bahaya, tapi aku juga tidak mau kalau keadaanku yang seperti ini menyusahkan
orang lain terutama dirimu Ate—Kau punya tugas penting dibandingkan denganku,
Kau tidak harus melindungiku dengan cara seperti ini dengan mengorbankan
kewajibanmu sebagai seorang Pharaoh…’ Laksmi mengangkat kembali mukanya menatap
mata Crymson itu dan tersenyum kecil ‘Karena
itu pergilah… aku akan baik-baik saja disini bersama Isis, kau tidak perlu
mengkhawtirkan tentang diriku—Aku akan menunggu kepulanganmu disini..’
“Little Gem—“ sebelum bisa
menyelesaikan ucapannya, Laksmi memotongnya dengan mengecup pelan bibir Atem
sesaat kemudian sebelum ia memandangi Atem yang masih menatapnya
‘Pergilah…’ ucapnya sambil tersenyum
Atem hanya bisa menghela
napas panjang sebelum kemudian memeluk Laksmi dengan erat seakan ia tidak ingin
pergi darinya kemudian bergumam “Berjanjilah kau akan baik-baik saja sampai aku
kembali, Little Gem…” ucapnya sambil menutup mata menghitup aroma Laksmi untuk
yang terakhir kalinya sebelum ia pergi meninggalkan Istana.
~Skipped Dreams~
Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!
Suara langkah kaki yang
terburu-buru menyusuri lorong Istana yang terlihat sepi dan kelihatan tidak
berpenghuni sama sekali—Dengan napas yang tidak beraturan Atem berlarian
kesana-kemari menyusuri satu per satu ruangan berharap menemukan seseorang
tetapi hasilnya nihil, perasaannya diliputi rasa ketakutan dan juga kepanikan
tentang apa yang mungkin terjadi selama ia pergi… Ia baru saja kembali dari
Pertemuannya di Kerajaan tetangga bersama dengan Kazuko dan ketika ia
kembali—Ia tidak mendapati sosok penjanga satupun di gerbang Istana dan juga
tidak ada seorangpun yang terlihat di sekitar Istan begitu juga dengan para
budak yang biasanya bekerja…
‘Pharaoh… Jangan memaksakan diri, lebih baik kita tenang dalam situasi
seperti ini…’
“Mana mungkin aku bisa
tenang… Tidak ada seorangpun disini, bahkan juga pengawal dna para budak…
Sesuatu telah terjadi Kazuko…” ucap Atem kemudian berlari menyusuri lorong di
depannya “Kemana mereka semua!” ucapnya frustasi sampai pada akhirnya sesuatu
terlintas di pemikirannya membuatnya pemikiran Atem semakin kacau tentang apa
yang sebenarnya terjadi—Ia sudah memeriksa semua ruangan kecuali satu, yaitu
Ruangannya sendiri…
‘Apakah Ratu akan baik-baik saja…’ ucap salah seorang perempuan yang
adalah dayang-dayang Istana terlihat cemas dan juga sedih kepada sesame
temannya
‘Pendeta Isis pasti bisa menyelamatkan Ratu kan?...’ tanya salah
seorang lagi
Kini di depan Ruangan
Pharaoh semuanya berkumpul saling bertatapan satu sama lain dengan raut muka
sedih seakan telah terjadi sesuatu yang buruk yang telah menimpa Istana,
Pendeta Mahaad dan Seth sedang sibuk mengintrogasi kejelasan dari para pengawal
yang bertugas sementara para dayang-dayang perempuan yang lain hanya bisa
menunggu sambil merapatkan tangan di dada mereka—ada yang berdoa dan ada juga
yang hampir terisak sedu..
Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!
Terdengar suara langkah kaki
di ujung lorong yang terlihat sangat gelap itu, baik para pengawal dan juga yang
lainnya saling menatap kearah lorong tersebut bertanya-tanya siapakah yang
datang kesini..
‘Pharaoh…’ ucap Mahaad menyadari sosok itu adalah Atem yang sedang
berlari menghampiri dengan Kazuko di belakangnya—kini wajah Mahaad bercampur
dengan kepanikan yang sangat tinggi
“Apa yang kalian semua
lakukan berkumpul disini…” ucap Atem memulai sambil mengatur kembali napasnya
saat ia memandangi kumpulan para pengawal dan para dayang-dayang lainnya yang
kini menundukan wajah mereka tidak bisa menjawab apapun dai pernyataan sang
Pharaoh “…Apa sudah terjadi sesuatu selama aku pergi…” ucap Atem berharap kali
ini ia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya
Tetapi tidak—Semuanya hanya
terdiam, seakan mereka tidak bisa menjawab pernyataan Pharaoh karena mereka
terlalu takut untuk mengatakan yang sejujurnya dihadapan sang Pharaoh sendiri.
“Mahaad—Kau pasti tahu
sesuatu kan? Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi… Kenapa semuanya ada
disini…” ucap Atem sambil mengguncangkan bahu Mahaad meminta jawaban dari
pertanyaannya
Mahaad hanya menggelengkan
kepala sambil menghindari tatapan dari sang Pharaoh, tidak bisa menjawab
pertanyaannya itu, Atem kemudian yang tidak ingin menyerah meskipun hatinya
kali ini sudah diselimuti oleh ketakutan akan apa yang terjadi menghampiri salah
satu pengawal..
“…Jawab pertanyaanku—Apa
yang sudah terjadi.. Apa ada penyerangan mendadak?” tanya Atem pada pengawal
tersebut
Pengawal itu menggelengkan
kepalanya “Tidak, Tuanku Pharaoh…” jawabnya nyaris dengan suara yang hampir
tidak bisa terdengar sekalipun
“Lalu apa yang
terjadi—Jelaskan kepadaku!” ucap Atem pada pengawal itu menuntutnya untuk
segera membuka mulut—Semuanya tidak menjawab apa yang ia pertanyakan, Semuanya
mengalihkan pandangan saat ia menghampiri salah satu dari mereka, layaknya
mereka sedang menghindari sesuatu di hadapannya, sesuatu yag membuatnya semakin
ketakutan…
“KENAPA KALIAN TIDAK
MENJAWAB PERTANYAANKU!!” ucap Atem kini sudah kehilangan kesabarannya kemudian
berjalan menghampiri salah satu Dayang yang hanya bisa menutupi wajahnya
“…Kumohon, katakan sesuatu dan jawab pertanyaanku…” ucap Atem
‘Pharaoh… Tenangkan dulu dirimu—“ ucap Kazuko berusaha menenangkan
kepanikan sang Pharaoh tetapi Atem langsung menoleh kepadanya
“Bagaimana aku bisa tenang
disaat seperti ini, Kazuko! Sesuatu telah terjadi dan mereka semua—mereka semua
sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!” sahutnya sebelum kemudian teringat
sesuatu “…Dimana-Dimana Isis?” ucapnya sambil mencari sosok Isis diantara
mereka semua “…Dimana Laksmi?—Apa sesuatu telah terjadi padanya… Dimana
Laksmi.. Mahaad!!”
‘Tenangkan dirimu, Pharaoh…’ ucap Seth pada akhirnya sambil menepuk
pundak Atem dengan raut muka sedih saat ini ‘Kau akan membutuhkan ketenanganmu itu nanti saat kau ada di dalam…’
ucapnya
“…Apa—Maksudmu…” ucap Atem
tidak percaya kemudian sebelum ia sempat mengatakan apapun pintu ruangan
terbuka lebar menampilkan sosok Isis yang kini dengan raut muka yang tidak
dapat di deskripsikan dengan mata yang berkaca-kaca dan juga bajunya yang kini
sudah ternoda dengan noda berwarna merah..
‘Mahaad… Aku tidak bisa…’ ucapnya terisak ‘Maafkan aku… Ini semua kesalahanku…’ ucapnya lagi
Atem langsung berlari
memasuki ruangannya sambil berharap di dalam hati bahwa ini tidak akan terjadi,
bahwa ini semua hanya kebohongan belaka dan hanya mimpi buruknya saja—Tapi
begitu melihat sosok yang kini terbaring diatas ranjangnya cukup membuat semua
harapan Atem hancur seketika membuat ketakutan yang selama ini ia takutkan
terjadi dan menjadi kenyataan—Mata Crymsonnya langsung kehilangan cahayanya
begitu melihat kini sosok Laksmi yang sedang terbaring tidak berdaya lagi di
ranjangnya, matanya terpejam dan tidak menandakan respon apapun di dalamnya…
“Little Gem…” panggilnya
“…” tidak ada respon apapun
yang keluar dari bibir yang kini tertutup rapat itu
“…Ini hanya mimpi kan…” ucap
Atem pelan menghampiri sosok Laksmi dan berlutut di samping ranjang dimana
tangannya menggenggam erat tangan Laksmi yang kini sudah dingin tanpa adanya
kehangatan seperti yang dulu pernah ia rasakan “…Bukalah matamu, Little Gem…” ucap
Atem lagi “…Katakan padaku ini tidak terjadi…” tambahnya lagi
“…” dan lagi tidak ada
respon yang keluar dari Laksmi
“Laksmi… Bukalah matamu… Kau
berjanji padaku kau akan baik-baik saja.. Kau hanya tertidur, kan.. Laksmi…”
ucap Atem sambil menggeggam erat tangan Laksmi “…Ini hanya bercanda kan, Laksmi…
kau akan membuka matamu, kan?…” tambah Atem kini salah satu tangannya membelai
pelan wajah Laksmi yang terlihat seperti sedang tertidur dengan tenang namun
sentuhan itu tidak berarti apa-apa lagi baginya saat ini karena ia sama sekali
tidak membuka matanya
Atem sama sekali tidak ingin
mengakui hal ini—hal yang sudah terjadi di depannya, Tapi ia tidak bisa menahan
rasa sakit di hatinya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi—hatinya serasa
hancur seketika begitu ia mengetahui apa yang terjadi tepat di depannya,
satu-satunya yang berharga miliknya, satu-satunya harta miliknya dan sesuatu
yang begitu special untuknya kini sudah…Tidak! Tidak mungkin terjadi! Atem
langsung mendekap tubuh Laksmi dengan erat-seerat mungkin sambil membenamkan
wajahnya di bahu Laksmi, membenamkan dirinya dalam kedukaan yang sangat dalam
‘Pharaoh… Ini semua kesalahanku, aku seharusnya tidak…’ ucap Isis
dengan terbata-bata ‘Ini semua tidak akan
terjadi kalau saja aku tidak… meninggalkan Ratu sendirian…’
‘Sudahlah Isis… Ini bukan kesalahanmu, Ini semua kesalahan prajurit
penghianat itu…’ ucap Seth
Dreams End
“Hah…Hah…Hah…” dengan tubuh
penuh keringat juga napas yang tersengal-sengal Atem terbangun dari tempat
tidurnya dan duduk bersandar diatas ranjangnya memandang sekeliling—Mimpi…
Mimpi yang sangat mengingatkannya kembali dengan hal yang dulu membuatnya
kehilangan dunianya sendiri dan juga penyesalannya…
Atem
menyandarkan kepalanya diatas tumpuan lengannya sambil berusaha menenangkan
dirinya saat ini—Ia masih bisa mengingat jelas apa yang terjadi sampai saat
ini, masih terukir jelas di ingatannya meskipun sudah beribu-ribu tahun
terlewati. Ia masih ingat ketika ia menghukum prajurit penghianat itu dengan
hukuman terberat yang belum pernah ia jatuhi pada satu orang penjahatpun
dimatanya sendiri—Tapi tentunya dengan menghukum prajurit itu tetap tidak bisa
menghidupkan Laksmi kembali, karena semuanya sudah terlambat dan tidak akan
bisa terulang kembali meskipun ia adalah seorang Pharaoh sekalipun yang
memiliki kuasa layaknya seorang Dewa.. Dituntut oleh penyesalannya yang sangat
dalam dan juga tuntutan para Dewan Istana yang terus memaksanya untuk segera
menikah dengan gadis dari Kerajaan-Kerajaan tetangga membuat Atem melepaskan
tahtanya di depan para Dewan Istana yang memandangnya dengan tatapan shock
bagaikan tersambar petir saja—Tapi Atem tidak peduli, ia ingin pergi melepaskan
diri dari tempat ini dan mengunci dirinya sendiri dan hanya ada satu tempat
yang cocok untuknya dalam hal ini, tidak lain adalah menuju Alam Barzah itu
sendiri—Memang manusia tidak akan bisa memasuki Alam tersebut sebelum ia mati
tapi Atem adalah seorang Pharaoh dan ia bisa membuka pintu Alam Barzah tersebut
yang tersegel di Kuil Kuno, Meskipun Anubis sempat memperingatkannya karena ia
tidak akan pernah bisa kembali lagi ke dunia, Atem tidak merasa peduli dan
tetap memasuki pintu Alam Barzah tersebut berharap ia mengunci semua yang ada
dalam dirinya dan juga berharap saudara kembarnya bisa melakukan hal yang lebih
baik daripada yang ia lakukan selama memerintah—Tapi sekarang ia sudah kembali…
Di Zaman yang baru dimana ia bertemu kembali dengan sosok yang selama ini ia
rindukan—Ia tidak ingin membuat kesalahan yang sama lagi… Tidak—Ia ingin
mengubahnya…
“Apa yang terjadi, Atem?”
tanya Yami yang kini sudah terbangun sambil menguap memandangi Atem saudaranya
yang tengah menundukan kepalanya dengan tubuh penuh keringat
“…Tidak ada apa-apa,
Yami—Maaf sudah membangukanmu…” ucap Atem pelan seakan ia baik-baik saja
Yami mengerutkan alis “…Kau
terlihat seperti baru saja mendapat mimpi buruk atau semacamnya, dan kalau
pendengaranku tidak salah kau bahkan sempat berteriak yang aneh di dalam
tidurmu itu…” jelas Yami sementara Atem hanya memandang saudara kembarnya itu
“Kau tahu, Kau bisa menceritakannya padaku kalau itu bisa membuatmu merasa
lebih baik…” usul Yami berharap Atem mau menceritakan apa yang baru saja ia
alami tadi
Atem mengambil napas
menenangkan dirinya kemudian menatap dengan raut mata sedih memandangi lantai
“…Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian, Yami…” ucapnya memulai
“Apa maksudmu, Atem?—Kau?
Meninggalkan siapa?” tanya Yami heran
Atem mendesah “Seharusnya
aku tidak pergi ke Pertemuan Bodoh itu kalau aku tahu hal itu akan terjadi
padanya—Seharusnya aku tinggal di Istana menjaganya, Tapi aku justru pergi dan
saat aku kembali… semuanya sudah berakhir, Yami…” jelasnya “…Hal yang selama
ini selalu membuatku menyesali kehidupanku, Kenapa disaat itu aku tidak ada
bersama dengannya…”
“Maksudmu dengan ‘dia’ itu
Laksmi—Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian berdua?” tanya Yami
“Laksmi… Dibunuh oleh
seorang prajurit yang ternyata adalah seorang penghianat dari Kerajaan lain…
dia ingin menuntut balas dendam Putri Kerajaan itu karena aku menolak
cintanya…” sahut Atem “Katakan padaku Yami, Apa yang akan kau lakukan kalau kau
membuat kesalahan sampai membuat Yugi kehilangan nyawanya…”
Yami berpikir sejenak “…Aku
tidak akan pernah bisa memafkan diriku sendiri… dan berharap aku tidak ada lagi
di Dunia ini…” jawabnya kemudian menyadari sesuatu “J-Jangan-Jangan…”
Atem hanya berdeham
“Well—Sepertinya saudara kembar memang memiliki pemikiran yang sama…” gumamnya
“Jadi… Itu yang
menyebabkanmu melepas tahta dan pegi begitu saja?” tanya Yami memastikan dengan
mata terbelalak tidak percaya kepada Atem
“Hmmm…” gumam Atem sambil
mengangguk mengiyakan “Sekarang semua pertanyaanmu sudah terjawab, bukan itu
yang ingin kau tanyakan padaku Yami…”
“Yah—Dan aku baru mengetahui
kalau saudara kembarku memang memiliki nyali yang nekad..” cerocosnya
~Laksmi and Yugi~
Saat ini Laksmi dan Yugi
sedang duduk di sofa sambil menonton TV walaupun mereka saat ini tidak
memperhatikan film yang ditampilkan di layar TV di depan mereka, keduanya
saling tenggelam di pemikirannya masing-masing sampai beberapa menit berlalu
dengan keheningan yang sama…
“Jadi—Apa kau sudah
mengatakannya pada Yami, Yugi?” tanya Laksmi tiba-tiba
Yugi hanya menggeleng
“Entahlah, Laksmi—Aku pikir, Yami tidak mungkin mencintaiku… Lagipula, untuk
apa dia mencintai gadis sepertiku?” sahut Yugi putus asa
Laksmi hanya menggeleng,
RA—Kenapa susah sekali membantu sepupu dan juga Yami-nya ini untuk saling bisa
mengerti perasaan satu sama lain? Bahkan dengan melihat saja orang-orang pasti
tahu mereka adalah pasangan yang sama-sama mencintai satu sama lain, Hello—Apa
mereka memerlukan suatu dorongan untuk mulai bergerak atau—ARGH! Okay, ini
terlalu mengkalkulasikan hal yang sangat rumit hingga tak berujung kemana
mereka akan membawa jalan keluar permasalahan hal ini..
“Yugi, Sepupuku—Dengar…” ucap
Laksmi sambil berdeham “…Apa yang membuatmu berpikir, Yami tidak mungkin
mencintaimu?—Okay, jangan di jawab dulu pertanyaan tadi… Mungkin aku tidak
terlalu tahu banyak soal ini atau itu dan sebagainya diantara kalian berdua
dan…Emm, Melihat raut wajah Yami dan juga kau saat kalian bersama, aku yakin
Yami juga menyukaimu Yugi… dia sangat peduli dan menyanyangimu dan sebagainya
melebihi yang lain—Jadi saranku adalah, untuk apa kau ragu lagi.. Make.A.Move!!”
‘Mungkin kata-kata itu lebih cocok untuk Master sendiri saat ini
dibandingkan untuk Yugi…’ ucap Cyber Blader tiba-tiba
‘Heh—Kisahku masih lebih rumit dibandingkan dengan Yugi…’ sahut
Laksmi sambil menghela napas
‘Memangnya apa yang selama ini masih Master pikirkan?—Apa ada sesuatu
yang masih mengganggu pikiran Master tentang semua hal ini?’ tanya Cyber
Blader
‘Aku hanya berpikir—Waktu sudah lama sekali berubah saat ini Cyber
Blader dan aku… bukan aku yang dulu lagi… bukan aku yang sama di masa lalu pada
saat itu—Tapi, aku juga tidak bisa berbohong kan, kalau aku tidak menyukai
Ate?... dan lagi, Aku rasa Ate masih menyukai diriku di masa lalu, bukan aku
yang sekarang dan saat ini di depannya…’
‘Kurasa Master salah mengartikan—Pharaoh tetap akan mencintai Master
apapun yang terjadi, kupikir disaat seperti ini hati Master-lah yang sedang di
bimbangkan oleh bayang-bayang masa lalu…’
‘…Mungkin juga benar… Haah—berikan aku waktu berpikir
lagi Cyber Blader, pertama-tama aku harus menyelesaikan masalah sepupuku ini…’
‘Baiklah, Jika itu kemauan Master sendiri…’
“…Laksmi?” panggil Yugi
dengan raut muka heran dan sedikit cemas di dalamnya memandangi Laksmi dengan
mata Amethyst-nya itu
Laksmi tersentak dalam
lamunannya kemudian menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil agar Yugi tidak
terlalu cemas akan dirinya “Maaf… Err—Sedang memikirkan sesuatu, Kau tadi
bilang apa, Yugi?”
Yugi hanya menghela napas
“Akhir-Akhir ini setelah mendengar semua penjelasan tentang Millenium Item dan
semacamnya itu—Kau bertingkah sedikit aneh Laksmi, terlebih lagi sewatu di
Museum…” jelas Yugi “Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Yugi lagi
“Ah—Masa? Aku baik-baik saja
kok Yugi, tidak ada yang perlu dikhwatirkan… semuanya baik-baik saja…” ucap
Laksmi mengelak
Yugi menaikan alis heran
“Hemph—Waktu di Mansion Kaiba juga seperti itu, Aku juga masih bingung apa yang
sebenarnya dimaksud oleh Bakura waktu itu…” gumam Yugi
“Hahaha~ Kau terlalu serius
memikirkannya Yugi…” sahut Laksmi mengelak demi kebaikan dirinya
“Tapi akhir-akhir ini kau
terlihat aneh Laksmi… Kau terlihat seperti menghindari sesuatu—Apa waktu di
Museum itu terjadi sesuatu padamu Laksmi? Atau, Aapa ada sesuatu yang sedang
mengganggumu Laksmi? Kau bisa menceritakannya padaku…”
“…” Laksmi menatap Yugi yang
menatapnya dengan mata Amethyst yang meminta penjelasan lebih mengenai sesuatu yang
masih mengganjal di pikirannya, kemudian Laksmi menghela napas pelan, ia masih
tidak bisa memberitahu Yugi hal yang sebenarnya karena mungkin saja Yami bisa
mengetahuinya dari Yugi kemudian mengatakan “…Aku hanya sedang terjebak di
ikatan masa laluku saat ini…” ucapnya kemudian beranjak berdiri “Tapi suatu
saat nanti aku akan menyelesaikannya, jadi tidak usah dipikirkan lagi dan
selebihnya, lebih baik kita tidur karena besok kita tidak mau terlambat kan?”
“…Ikatan Masa Lalu?” ulang
Yugi tidak mengerti
Laksmi berjalan menaiki
tangga menuju ke kamar sambil memandangi Yugi yang masih ada di bawah berusaha
memikirkan sesuatu dan kemudian menghela napas “…Akan kuceritakan saat waktunya
tiba Yugi…” gumam Laksmi “ Untuk sekarang, aku harus menyelesaikan masalahku dan
kau juga punya masalahmu sendiri yang harus diselesaikan..”
“Laksmi! Tunggu aku!”
~Next Morning~
Living Room, Game Shop
“Yami… Kau yakin kita pergi
menggunakan pakaian aneh ini?” ucap Atem memandangi pakaian yang dikenakannya
saat ini yang berupa kaos abu-abu tanpa motif denga tambahan jaket berlengan
pendek berwana biru tua yang kelihatan menambah aksen cool dengan celana tight-pants yang berwarna sama dengan
kaos abu-abu yang dipakainya dengan tambahan ikat pinggang berwarna coklat
mengkilap.
Yami hanya berdeham “Aku
membacanya di buku saat pergi berkencan biasanya seorang pria harus
berpenampilan luar biasa di hadapan seorang gadis yang diajaknya…” sahut Yami
yang mengenakan kaos berwarna putih dengan jaket warna merah marun dan celana tight-pants berwarna hitam dengan
beberapa motif mengkilap di sisi celana tersebut.
Atem mengerutkan alisnya
“Ini bukan penampilan yang bagus ditambah lagi ini penampilan yang memalukan,
Yami!” protes Atem kemudian menggelengkan kepalanya
“Kau masih belum mengerti Mode
disini, Kak…” sahut Yami sambil berdecak menepuk bahu kakak kembarya itu
Kemudian sebuah suara
menghampiri keduanya, yang tidak lain adalah Yugi yang berpakaian sederhana
yaitu dress yang kelihatan simple berwarna biru muda
sebatas pahanya dengan mengenakan celana selutut berwarna putih membuat
kesannya semaki cute ditambah dengan kini rambutnya yang diikat dua menggunakan
pita biru.
“Pagi~” sapa Yugi ceria
dengan sedikit rona muka mencoba untuk menahan malu “Kalian sudah lama menunggu
ya?” tanyanya lagi
Yami hanya bisa diam seribu
kata melihat pemandangan bidadari jatuh di depannya—Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku, Eaaa~ Kau bidadari jatuh
dari surga mencuri hatiku, Eaa—Plak!
Yugi mengangkat alis heran
melihat raut muka Yami yang diam tanpa kata melihatnya “Err… Yami?” ucapnya
memanggil Yami namun ia sama sekali tidak bergeming sekalipun
Atem hanya menggeleng saja
sebelum dia menepuk bahu Yami membuatnya kembali tersadar dari
lamunannya—benar-benar pasangan yang Love Struck!! Kemudian…
“YUGI!!” seru seseorang
diatas tangga yag ternyata adalah Laksmi kini tengah memakai pakaian yang girly yaitu kemeja putih dengan sedikit
renda manis dan juga pita di depannya ditambah dengan rok pendek berwarna ungu
mengenakan sepatu boots panjang berwarna hitam, ia langsung menuruni tangga
dengan raut wajah kesal “Yugi, Kau yang menyembunyikan baju-baju yang sudah
kusiapkan dengan pakaian aneh ini kan..” tambah Laksmi sambil menunjukan gaun
pendek ala Gothic-Lolita berwarna
hitam dengan garis-garis merah menawan dan oranmen bunga mawar sebagai
penghiasnya
Yugi hanya terseyum kecil
“Kupikir itu akan terlihat manis denganmu Laksmi…err, disbanding baju yang
sebelumnya…” jawab Yugi mundur beberapa langkah kebelakang “Kau terlihat manis
sekarang…” tambah Yugi menyakinkan kemudian melirik Yami dan Atem “Benarkan?..”
Yami hanya bisa mengangguk
saja menyetujui ucapan Yugi kemudian melirik Atem saudaranya yang kini gantian
terdiam memandangi Laksmi dari atas sampai bawah, kalau Yami dengan backsound si Coboy Junior sedangkan Atem
dengan backsound… oOoh OoOh~ Uptown Girl.. She’s my Uptown
Girl… My Uptown Girl~, dengan perlakuan yang sama Yami menyenggol bahu Atem
membuatya tersadar kembali ke dunia nyata sebelum tenggelam lebih jauh lagi.
“…Terlihat sangat cocok
denganmu, Laksmi…” ucap Atem kemudian sambil menatap mata Saphire gadis itu
Laksmi hanya bisa
mengerjapkan matanya mendengar pujian tersebut sebelum kemudian tersadar
kembali dari pemikirannya dan memalingkan mukanya—Sepertinya kalau dia tidak
bisa menahan dirinya untuk terlea kedalam kata-kata pujian tersebut mungkin
saja Yami atau Yugi akan menatapnya dengan pandangan observatif. “…Begitu, Jam
berapa sekarang Yugi?” tanya Laksmi
Yugi meraih jam tangannya
“Emm… 10.45, Malik dan Ryou bilang kita harus menunggu di Stasiun kereta jam 11
nanti…”
Laksmi mengagguk “Kalau
begitu kita punya 15 menit untuk ke Stasiun dan sebaiknya kita cepat pergi
sebelum terlambat…” sahut Laksmi kemudian melangkah keluar
“Tunggu aku, Laksmi…” ucap
Yugi menyusul dari belakang
Sementara di belakang kedua
gadis itu mengekor Atem dan Yami yang sama-sama menghela napas—sepertinya hari
ini aka menjadi hari yang sangat berat untuk bisa mewujudkan rencana mereka
seperti yang sudah direncanakan, ditambah lagi bagaimana sang Pharaoh sendiri
dapat menyakinkan Laksmi pada saat ini juga tentang siapa dirinya…
~Stasiun~
“… Kenapa kita harus naik
kendaraan umum redahan seperti ini…” dengus Seto sebal sambil menyilangkan
tangan menatap tidak suka pada Stasiun tempatnya berada saat ini
“Memangnya kau punya ide lain
kesana, moneybag…” sahut Joey
Seto memutar bola mata bosan
“Yah—Kita bisa naik Helicopter pribadiku atau Jet pribadi atau lebih bagus lagi
dibandingka dengan kendaraan umum yang rendahan dan dipenuhi orang-orang aneh
di dalamnya…” jelas Seto
Joey menjulurkan lidahnya
“Diamlah—Kau sudah berjanji akan menuruti perkataanku hari ini jadi tidak ada
kata membantah kantung uang…”
Dan dimulailah kembali
pertengkaran diantara keduanya tentang Kendaraan yang akan digunakan untuk
pergi ke Taman Hiburan dengan Joey yang memilih Kereta lebih baik sementara
Seto yang lebih memilih menaiki Pesawat Terbang kelas Atas jauh lebih baik dari
pilihan Joey—Author heran, Readers juga heran kenapa Jadian ataupun ngaknya
pasangan ini mereka masih saja selalu bertengkar adu mulut.
Kita berbalik ke sisi lain
meninggalkan pasangan yang sedang adu debat ini ke pasangan yang lainnya.
“Kenapa kita harus
mengenakan pakaian yang aneh ini, Ryou…” geram Bakura melihat baju yang ia
gunakan saat ini berwarna putih dengan tulisan ‘KITTEN MATE’ di tengahnya kepada Ryou yang tampak juga mengenakan
baju dengan model yang sama tapi menampilkan tulisan yang berbeda yakni ‘KITTY LOVE’
Marik langsung menyahuti
ucapan Bakura “Karena pakaian ini sangat manis dan juga lembut… setidaknya itu
yang dikatakan Hikari-Hime..” ucapnya saat ini tengah mengenakan pakaian
berlengan panjang berwarna coklat tua dengan gambar beruang imut ditengahnya
dan bertuliskan ‘FATHER BEAR’
lengkap menggunakan jaket berwarna coklat muda dengan hoodie menyerupai beruang yang imut (Author: *ngebayangi Marik make
beginian* ohok-ohok… *ketawa guling-guling* Readers: OAO” *shock mendadak*)
Bakura menyipitkan matanya
melihat Marik “Setidaknya pakaianku tidak lebih buruk dengan pakaian Idiot yang
satu ini…” sahutnya
“Apa maksudmu, Bakuraa~
Pakaian ini justru kelihatan imut!!” protes Malik yang kini menggunakan pakaian
berlengan panjang putih dengan gambar beruang juga tulisan yang hampir menyamai
dengan Marik ‘MOTHER BEAR’ juga
mengenakan jacket yang sama seperti Marik namun berwarna putih, Malik
menggandeng tangan Marik “Lagipula Marik sama sekali tidak protes sepertimu dan
juga aku suka pakaian yang imut ini… benarkan Marik~”
Marik dengan muka yang
merona hanya bisa mengangguk saja menyetujui apa perkataan Malik-Himenya
itu—Padahal biasanya ia akan membantai siapa saja yang menyuruhnya memakai
sesuatu yang konyol, tapi berhubung ini untuk Hime tercinta miliknya,
well—Marik tentunya luluh dan menuruti ucapan Malik.
Ryou memandangi Bakura yang
daritadi terus saja menggumam hal-hal yang tidak bisa diperkirakan, sepertinya
ia kelihatan cemburu dengan apa yang menimpa Marik saat ini yang bermesraan
bersama Hikarinya yang satu itu sementara ia belum bisa melakukan gerakan
apapun kepada Ryou—Tapi di mata Ryou justru Bakura terlihat begitu kesal karena
ia dipaksa untuk mengenakan pakaian yang aneh saat ini kemudian..
“Kura… Apa kau marah?” tanya
Ryou hati-hati pada Yami-nya ini
Bakura melirik Ryou “Apa
maksudmu, Ry—“ tanyanya menaikan alis
“Err… Karena… Karena aku
menyuruhmu menggunakan baju itu…” jawab Ryou sambil memainkan tangannya sedikit
ragu Hinata mode on, deh “..Apa kau
marah, Kura?”
“Che—Siapa yang bilang aku
marah mengenakan ‘pakaian’ ini Ry…” sahut Bakura mengelak
Ryou terseyum lega
mendengarnya “Begitu, Syukurlah… Aku pikir kau tidak menyukainya Kura…”
Bakura sedikit merona
melihat senyum Ryou kemudian buru-buru memalingkan wajahnya dan menjawab “Y—Ya…
Pakaian ini lumayan ‘keren’ kalau dipikir-pikir…”
Dan inilah pasangan yang
sedang LOVESTRUCK pada hari ini
(Bakura: APA MAKSUDNYA TUH!!; Marik: u__u Emang bener sih maksud dia kita
Lovestruck; Bakura: -.-“ u dukung pihak yang mana sih Idiot!; Marik: (~’o’)~
Pihak siapaaa yaaa? *lebay mode*; Bakura: *facepalm* -o-“ kenapa w punya Mitra
criminal Idiot kayak u sih!)
Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!
“Maaf menunggu lama,
Semuanyaa…” ucap Yugi yang baru saja datang bersamaan dengan Laksmi juga Atem
dan Yami tepat dibelakang mereka
“Akhirnya kau datang juga,
Yugi~” ucap Joey langsung merangkul Yugi dengan senang “Kami sudah menunggumu
lamaaa~ sekalii~..” tambahnya
“Laksmi pakaianmu terlihat
imut—cocok sekalii…” puji Malik
Laksmi hanya bisa tersenyum
kecil saja sambil melihat penampilan Marik dan juga Malik yang sudah sangat
seperti Pasangan Kekasi yang—yang, begitulah sedangkan di sisi lain ada juga
Bakura dan Ryou yang sama-sama mengenakan baju pasangan yang terkesan simple
tapi imut di sampingnya dengan Bakura yang masih memalingkan wajahnya tidak mau
orang-orang melihat semburat merah di mukanya—ternyata bukan hanya Yugi saja
ataupun Yami yang memiliki permasalahan yang sama rupanya…
Seto berdeham “Bisa kita
berangkat sekarang… Aku sudah tidak mau lagi ada di tempat seperti ini untuk
menit selanjutnya…” ucapnya sambil menyilangkan tangan dengan ekspresi datar
“Jangan pikirkan si moneybag itu… dia kalah taruhan kemarin
malam jadi dia harus menuruti semua kemauanku hari ini…” ucap Joey memulai
sambil mengibaskan tangannya
Yami menaikan alis heran
“Kalah dalam taruhan?—Tidak seperti kau yang biasanya Seto..” ucap Yami sedikit
mengejek Seto Kaiba
“Yea—Tidak menyangkan si
Kaiba ini dikalahkan oleh si puppy
yang satu itu…” sahut Bakura menyetujui
“…Kemana perginya Seto Kaiba
si Manusia berhati Baja itu…” sambung Marik
“… Sepertinya Seto juga
punya kelemahan melawan seorang wanita…” tambah Atem
TWITCH!!!
“DIAM!!” seu Seto Kaiba yang
sudah kehabisan kesabaran mendengar ucapan yang dilontarkan 4 orang ini
dihadapannya yang sudah seenaknya menghina dirinya ini di depan public seperti
ini
Joey tidak mengubris
melainkan hanya bersenandung ria saja kemudian “Sekalian, Kita akan memainkan
sebuah ‘Game’ di Taman Hiburan nanti…”
Yami, Marik, Bakura dan Atem
yang sama-sama tentunya tidak ingin ketinggalan dengan sesuatu yang berkaitan
dengan Game atau tantangan langsung menatap Joey dengan tatapan agar gadis itu
segera melanjutkan pernyataannya barusan.
“Game?” ucap Laksmi menaikan
alis
Joey mengangguk kemudian
memberikan masing-masing baik Yami, Bakura, Marik dan Atem sebuah kertas tebal
yang entah apa isinya—Semuanya tampak menaikan sebelah alis tentang apa yang
akan terjadi selanjutnya.
“Game yang berisi kalian
harus melakukan hal-hal yang sudah tertulis dalam buku tantangan—barang siapa
yang bisa menaklukan banyak sekali tantangan di dalam buku itu dia yang
menang!” ucap Joey bersemangat
Seto hanya mendengus
“…Permainan yang konyol…” gumamnya tidak tertarik
Joey mengembungkan pipi
sebal “Diam sedikit moneybag!... dan Oh, ya kalian tentunya juga harus
melakukannya secara berpasangan…”
Bakura berdecak “Memangnya
apa yang akan kami dapat untuk melakukan Tantangan aneh ini?” ucapnya tidak
berminat
Joey berpikir sejenak
sebelum kemudian “Hadiahnya adalah—Sesuatu yang special yang akan diberikan
oleh sponsor Kaiba Corpotation…”
“Apa maksudmu, Joey!” protes
Seto tidak terima nama perusahaan miliknya dijadikan barang taruhan di dalam
game
“BAIKLAH!!” seru Bakura dan
Marik bersamaan “Hehehe… mungkin aku bisa menghancurkan Kaiba Corp setelah
kepemilikannya ada di tanganku…” gumam Bakura licik
Seto menatap tajam Bakura
“Langkahi dulu mayatku, Pencuri Makam!” tantangnya
Malik hanya bertepuk tangan
semangat “Ini akan jadi kencan yang menyenangkan!!” ucapnya semangat
Laksmi hanya mendengus “…
atau sebaliknya, Hari terburuk dalam sejarah hidupku…” gumamnya pelan
Semuanya kemudian memasuki
Kereta yang sudah tiba di stasiun karena mereka tidak ingin lagi ketinggalan
kereta dan harus menunggu dalam waktu yang lama, suasana di dalam kereta cukup
ramai sehingga ada sebagian orang yang tidak mendapat duduk di kursi penumpanya
yang mengakibatkan mereka harus berdiri, dan inilah yang keadaan Laksmi sekarang
yang harus berdiri sambil berpegangan pada besi disamping pintu kereta dengan
Atem disampingnya sementara yang lain—hanya dapat terlihat Bakura yang sedang
berdiri dengan Ryou yang duduk di bangku penumpang disampingnya sementara Marik
dan Malik duduk dengan nyaman di kursi penumpang mendapat pandangan dari
beberapa orang akibat pakaian mereka yang berkesan terlalu menarik perhatian,
sedangkan Seto dan Joey juga Yami dan Yugi entah dimana mereka tidak dapat
dipastikan.
‘Cepatlah sampai… Mana mungkin aku bisa berdiri di tempat seperti ini
dengan… dengan Atem disini sepanjang perjalanan!’ runtuk Laksmi dalam hati
“….”
“….”
Suasana hening diantara
keduanya…Antara Laksmi yang tetap menjaga jarak diantara keduanya dan Atem yang
hanya bisa memperhatikan sekelilingnya sepertinya masih belum terbiasa dan ini
merupakan pengalaman pertamanya menaiki kereta api—well, of course.. Tentunya
Dewi Fortuna barusan melewati area kejadian dan membawakan keberuntungan untuk
sang Pharaoh itu sendiri, tentunya Kereta aka berhenti di stasiun berikutnya
untuk menurunkan penumpang ataupun mengangkut lagi penumpang yang menyebabkan
Kereta berhenti sementara menyebabkan terjadinya gaya gravitasi dari arah yang
berlawanan (-__- secara ilmu Fisika sih begitu-PLAK!! Ini Fic bukan PR Fisika!)
yang pada akhirnya membuat para penumpang sedikit agak tertarik ke arah yang
berlainan akibat gaya rem Kereta, Laksmi yang sejak beberapa menit yang lalu
melepaskan pegangannya pada besi penyangga kereta langsung kehilangan
keseimbangan dan…
Grab!!—Piip!!
Sebelum sempat terjatuh,
sesuatu menahan tubuh Laksmi agar tetap berdiri dengan kini kepala Laksmi
sedikit berdekatan dengan sesuatu yang hangat dan ia dapat mendengar suara
nafas dari telinga, juga mata Crymson yang menatapinya—w-WAIT!!
“Kau tidak apa-apa,
Laksmi?..” tanya Atem menatap kini Laksmi yang hanya bisa menatapnya balik
dengan mata Saphire miliknya yang kini melebar karena kaget atau entah apa
itu..
Pandangan Laksmi semakin
lama semakin berubah entah karena apa itu ia juga tidak mengerti apa yang
terjadi—sesaat setelah ia menatap mata Crymson itu, seluruh pemandangannya
berubah… Atem yang ada di hadapannya bukan Atem yang berada di kereta
bersamanya melainkan digantikan oleh Atem yang kini dengan pakaian Pharaohnya,
menatapnya dengan tatapan yang biasa ia berikan kepadanya seperti biasa dengan
mulutnya yang terbuka mengucapkan sesuatu kepadanya…
‘Little Gem…’
“Laksmi….”
Laksmi perlahan mengerjapkan
matanya memandangi kini Atem di depannya masih merangkulnya dekat dengannya,
dan mereka masih ada di kereta api yang kini sudah kembali berjalan mengangkut
beberapa penumpang membuat suasana di dalam kereta tersebut menjadi penuh.
‘Apa yang baru saja aku lihat tadi…’ gumam Laksmi di dalam hatinya
“…Kau baik-baik saja,
Laksmi?” tanya Atem sekali lagi menaikan alis heran
Laksmi hanya menghela napas
sebelum kemudian membenarkan posisinya, tapi akan sangat susah karena kini
keduanya berada di tempat yang penuh sesak seperti ini sehingga sepertinya
Laksmi harus betah untuk tetap berada disamping Atem dalam jarak yang sedekat
ini sambil meruntuki bunyi detak jantungnya yang begitu berisik di dalam hati.
“Aku baik-baik saja, Terima
kasih…” jawabnya singkat dan jelas tidak ingin menatap Atem sehingga ia
berpaling
Atem hanya menghela napas ‘Kenapa kau selalu merahasiakan semua yang
kau rasakan, Little Gem… Aku ingin kau setidaknya menceritakannya kepadaku apa
yang terjadi…’ pikir Atem menatap Laksmi
Dilain pihak Laksmi hanya
bisa menutup matanya sambil menghela napas ‘Aku
tidak tahu harus mengatakan apa di depan mata itu… Hal yang sebenarnya
kurasakan… Tapi keraguanku… Aku-Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan… Ate,
kenapa kau membuatku jadi seperti ini?’
~Taman Hiburan~
Kini kelima pasangan kita
sudah memasuki Area Taman Hiburan yang terletak di daerah pusat Tokyo di
tengah-tengah distrik Komersial di Ibukota yang padat ini dengan luas area yang
cukup bisa dibandingkan dengan luasnya Mansion Kaiba, berbagai hiburan dan juga
wahana tersedia disini jiga berbagai Loket untuk para pasangan-pasangan berfoto-foto
dengan mesranya mengenakan baju pasangan, membawa gulali kapas dan sebagainya.
“Jadi—Kita akan mulai
Game-nya dari sini…” ucap Joey memulai “Tidak boleh curang ataupun berpisah
dengan pasangan masing-masing, juga minta sticker yang disediakan di berbagai
macam wahana dan Oh,ya! Kita bertemu lagi di tempat yang sama Sore nanti~”
ucapnya kemudian berlarian kesana kemari dengan ceria sambil bersorak Yuhuuu!
Yuhhuuu! Dengan Seto mengekor dibelakang sambil menggelengkan kepalanya.
Sementara keempat pasangan yang
ditinggalkan…
“Memangnya apa yang ditulis
dibuku itu?” tanya Malik penasaran kemudian mengambil buku yang dipegang oleh
Marik dan membacanya
Laksmi dan Yugi hanya bisa
mengangkat alis heran sebelum pada akhirnya juga ikut melihat buku bersama
dengan Marik, sementara Ryou melihat buku berdua bersama dengan Bakura—kemajuan
juga nih, Bakura!!
“Tantangan 1. Masuk ke Rumah Hantu D’Hospital Doomed selama lebih dari 1
jam…” baca ketiganya kompak
“RUMAH HANTU!!” ucap Malik
semangat beda halnya dengan Laksmi yang sama sekali tidak bersemangat
mendengarnya, sementara Yugi hanya menatap ngeri Tantangan 1 itu..”
“Ada yang tahu dimana Rumah
Hantu yang akan kita tuju?” tanya Marik
Yami hanya menggeleng
kemudian membuka buku yang dipegangnya dan megeluarkan sebuah kertas selebaran
persegi panjang berwarna merah “Hemm… Menurut peta yang diberikan Joey,
seharusnya ada di sebelah barat Taman Hiburan…”
Ryou hanya menatap Bakura
“Kita harus pergi kesana, Kura?” tanyanya
Bakura mengangguk mantap
sambil memberikan seringaian khas miliknya “Che, Tentu saja kita akan kesana
Ry, permainan ini pasti akan dimenangkan olehku!” ucapnya kemudian
“Aibou, Bagaimana denganmu?”
tanya Yami melihat reaksi Yugi yang gugup itu di depannya
“Err… Aku tidak terlalu suka
Rumah Hantu, Yami…” jawab Yugi jujur
Yami mengangguk mengerti, Ia
memang mengetahui Yugi memang sangat takut dengan hal-hal yang berbau seram
seperti ini kemudian tersenyum lembut “Tidak apa, lagipula kita masih punya
sesuatu yang lain untuk dicoba…” sahutnya mendapat senyuman balasan dari Yugi
sebelum kemudian keduanya pergi menuju tempat lain melakukan tantangan yang
lain
“Laksmi, kau juga akan ikut
kan?” ucap Malik sambil menyenggol bahu Laksmi
Laksmi hanya berdeham sambil
melirik Tantangan tersebut kemudian melirik Atem di sampingnya sepertinya
sedang menimbang buruk ataupun baiknya keadaan.
“…Apa kau juga takut kesana,
Laksmi~” goda Malik sekali lagi
“…Aku tidak takut!!” sahut
Laksmi sedikit emosi dirinya dijuluki si penakut “Baiklah aku juga ikut!”
tambahnya lagi pada Malik padahal dalam hatinya ia berteriak ‘NOO!! Bukan itu yang seharusnya ku katakan!!
Bodoh! Bodoh!!~’
“Baiklah kalau begituu~ Lets
GOO~!!” seru Malik semangat sambil menarik lengan Marik menuju Rumah Hantu
~Yami & Yugi~
Sementara itu dilain pihak,
Apa yang kini sedang di lakukan oleh Yami dan Yugi saat ini?—Mari kita intip
sekilas… Saat ini Yami sedang bermain permainan di suatu wahana yaitu melempar
bola mengenai salah satu hadiah yang dipajang rapi di rak di depannya.
Tampaknya ia sedang mengincar sesuatu yang dikira bagus untuk diberikan kepada
Yugi, disampingnya banyak sekali pasangan-pasangan yang mencoba untuk
mendapatkan satu saja hadiah tersebut tapi mereka selalu gagal dan di lain
pihak, si pemilik wahana tampak tersenyum puas karena tidak ada satupun dari
para pelanggannya berhasil menaklukan permainan miliknya dan merebut
hadiah-hadiah taruhannya itu—Bukan namanya King of Games kalau Yami tidak bisa
mengalahkan Game ini kan?
“Aibou—Menurutmu, hadiah
mana yang terlihat menarik?” tanya Yami pada Yugi sambil menggenggam bola di
tangannya
Yugi melihat benda-benda
yang dipajang di rak tersebut sebeluk kemudian “Boneka Keroro itu terlihat
manis ya, Yami… emm, Memangnya ada apa?” jawab Yugi sambil menunjuk Boneka Sergant Keroro si kodok warna hijau yang
terlihat begitu menggemaskan
Yami hanya tersenyum puas,
dia sudah mendapatkan targetnya jadi ia tinggal mencari cara untuk mendapatkan
targetnya tersebut “Hemm… Aku hanya berpikir untuk mendapatkan boneka itu
untukmu, Aibou…” jawabnya
Yugi blushing “K—Kalau tidak bisa tidak usah di paksakan, Yami…” jawab
Yugi takut kalau Yami akan terus, terus dan terus mencoba permainan ini sampai
ia bisa memenangkan hadiah yang ia mau..
“Tenang dan Lihat saja,
Aibou…” ucap Yami menganjurkan sebelum kemudian mulai melemparkan bola yang ia
pegang dengan sekuat tenaga
~Seto & Joey~
Mari kita lihat pasangan
yang lainnya—Saat ini, Seto dan Joey sedang melakukan tantangan yang ke-21 dari
buku Tantangan dan apakah itu?
“Manisnyaaa…” puji Joey
sambil mengelus-elus bulu seekor bayi beruang berwarna hitam kecoklatan itu
dengan saying
Dilain pihak Seto hanya bisa
mendengus kesal sambil bertopang dagu “Bisa kita pergi dan keluar dari tempat
aneh yang seperti sampah ini, Joey!” ucapnya sedikit kesal memandangi
sekitarnya yang dipenuhi oleh hewan-hewan menjijikan yang pernah ada—err,
sebenarnya dimana kau sekarang Seto?
“Jangan mengeluh Seto,
Peraturannya adalah untuk bisa berteman akrab dengan para binatang imut ini di
tempat penitipan selama 1 jam dan kau masih belum mendapat teman binatangmu…”
sahut Joey sambil menimang-nimang anak beruang itu dengan manja
“…Cih, seharusnya aku tidak
setuju dengan perihal game bodoh itu… tempat penitipan hewan bodoh dengan
hewan-hewan yang bodoh dan terlihat idiot, untuk apa aku mendekatkan diri
dengan mereka yang terlalu idiot itu..” ucap Seto mendumel sendirian dan
sepertinya ucapan Seto yang seperti itu membuat salah satu hewan sedikit naik
darah yang tidak lain adalah seekor kambing gunung jantang berwarna putih yang
berdiri agak jauh di depan CEO itu sambil mendengus kesal dan menghentakan
kakinya berniat menyeruduk Seto Kaiba dengan tanduk miliknya
Joey yang melihat itu hanya
bisa “O—Ow!, moneybag sepertinya kau
mendapat saingan baru bermain..” ucapnya
“Huh?...” Seto bergumam
sebelum melihat kedepan menyadari kambing itu kini sedang berlari menyongsong
dirinya “Oh! Shit!!” gerutu Seto
sebelum kemudian beranjak berdiri sebelum terlambat kemudian berlari
menyelamatkan diri dari serangan si Kambing ganas itu (Kambing: Mbeeee!
Mbeeee!! *SIAPA YG U BILANG IDIOT!! SINI U GUE SERUDUK!!*, Seto: -.- WHAT THE FUCK!! KAMBING IDIOT!!,
Kambing: MBEE!! *NANTANGIN GUE U!!*, Seto: -.-“ Hewan idiot tetep aja idiot,
Kambing: MBEEEE!! MBEEE!! *GUE JADIIN KESET BARU TAHU RASA U!!*, Author:
*ngakak* BWAAHAHHAHAHA~ Jangan meremehkan KAUM KAMBING!! BWAHAHAHAHA~)
~Ghost House~
“Selamat datang di Ghost House
D’Hospital Doomed~” ucap salah satu penjaga wahana yang memakai riasan
mengerikan yaitu hantu wanita yang diliputi dengan gaun compang-camping dan
mengenkan hiasan gunting yang ditancap di kepalanya dengan wajahnya yang sudah
dilapisi riasan warna merah dan mengerikan
Laksmi hanya memandang ngeri
wanita tersebut tapi mencoba untuk menjadi orang yang tegar, padahal dalam
dirinya ia sudah tidak kuat lagi untuk tidak berteriak kemudian lari dari
tempat ini sekarang juga—Tapi… tentunya ia tidak mau harga dirinya terjatuh
kan?
“Wah! Ini baru cirri-ciri
rumah hantu yang menyenangkan!” ucap Malik antusias menggandeng tangan Marik “Tiga
tiket pasangan untuk kami semua, ya~”
Si Penjaga wahana mengangguk
kemudian memberikan masing-masing tiket yang diambil oleh Atem, Marik dan
Bakura sebagai perwakilan karena Laksmi tentunya tidak mau berkontak langsung
dengan penjaga yang berdandan mengerikan ini sedangkan Ryou pasti akan pingsan
kalau melihat penjaga itu dari dekat dan kalau Malik, hemm.. mungkin
ke-Antusiasannya akan mengajak penjaga itu untuk berpose bersama di photo booth
terdekat nanti.
“Sebelum memasuki ke dalam Rumah
Hantu, Kami perlu mengetahui Area mana yang akan kalian hendaki untuk di masuki
karena Rumah Hantu ini dibagi dalam 2 Kategori, ‘Umum’ dan ‘Keluarga’…”
sahut si Penjaga menerangkan
Atem menaikan alisnya
“…Memangnya apa perbedaan dari kedua kategori itu?” tanyanya heran dan sama
sekali tidak mengerti apa itu Rumah Hantu sebenarnya—Jelaslah, masuk aja belum
pernah sama sekali!
Si penjaga tersenyum
mengerikan yang tentunya membuat Laksmi tidak suka senyuman mengerikan yang ia
tampilkan itu “Well—Kalian akan tahu perbedaannya jika memasuki salah satunya~”
jawabnya
“Emm… Bagaimana kalau kami
ber-enam memilih Area Keluarga saja?” usul Laksmi yang merasa lebih baik
berenam seperti ini daripada mereka harus terpisah di Area yang berbeda yang
tentunya tidak menguntungkan sama sekali
Si Penjaga menggeleng “Maaf
sekali, Untuk Area Keluarga hanya bisa dimasuki maksimal 4 orang peserta saja
kalau dalam Grup… Salah satu dari anda harus berpisah dan memilih Area Umum…”
Bakura hanya mendengus
“Jadi… Siapa yang berminat memasuki Area Umum?” ucapnya
Marik mengangkat bahu
“Mungkin kita biarkan Hikari yang menentukan?”
“E—Erm… Ma—Malik, kita masuk
Area Keluarga saja, ya…” ucap Ryou sedikit ketakutan “Aku tidak mau…
se—sendirian di Area Umum…”
Malik hanya menggaruk kepala
“Emm… Bagaimana yah? Aku lebih suka di Area Umum~”
Laksmi langsung menyerobot “Bagaimana
kalau akau dan Ryou saja yang di Arena Keluarga~, Dengan begitu kau juga bisa
ke Arena Umum kan?” usul Laksmi tidak mau di Arena Umum berdua bersama Atem
yang akan sama saja dengan menjadi sesuatu yang buruk nantinya.
Malik bertopang dagu kemudian
“Hemm… Meskipun sulit tapi aku tidak mau sendirian di Arena Umum—Jadi Laksmi,
kau dan Atem di Arena Umum saja ya…” jawab Malik dengan senyuman polos
‘MATILAH AKU~’ jeri Laksmi di dalam hati
~Gate of Ghost House~
JRENG!! JENG! JENG! JENG! JENG!!~ Syuuuuusshhhhhhh~
Syusssshhhhh~
Kali ini Laksmi dan Atem
sudah berdiri di depan pintu masuk Rumah Hantu Area Umum sementara Bakura dan
juga Marik sedang mengantri di depan pintu masuk karena kebanyakan para
pengunjung jauh lebih memilih Area Keluarga dibandingkan Umum yang membuat Area
Umum sangat sedikit antriannya dan berita buruk untuk Laksmi, karena mereka
tidak mengantri seperti yang diseberang melainkan langsung memasuki tempat
gelap dengan suara-suara jeritan mengerikan di dalamnya.
“Silahkan memasuki Rumah Hantu~”
ucap si penjaga wahana yang berbeda dari yang tadi mereka lihat kepada Laksmi
dan Atem juga pengunjung yang lainnya
Laksmi menelan ludah melihat
di depannya ruangan yang gelap itu tidak menyadari bahwa pasangan-pasagan
lainnya sudah duluan melewati mereka, tampak terlihat Atem mengamati ekspresi
Laksmi saat itu.
“Laksmi…” ucap Atem
memanggil gadis itu
Laksmi tersentak dari
ketidaksadarannya kemudian melirik sekilas Atem sebelum memalingkan wajahnya
dengan angkuh
“…Apa kau takut?” tanya Atem
sekali lagi
Laksmi mendengus sambil
berkacak pinggang “Siapa yang bilang aku takut!” ucapnya keras kepala sebelum
kemudian berjalan memasuki pintu diikuti Atem yang hanya bisa menghela napas
saja mengikuti di belakang.
~Yami & Yugi~
“..Boneka ini sudah cukup
bagus, Yami…” ucap Yugi sambil memeluk boneka berbentuk Domba dengan bulu
lembut kini di dekapannya sambil tersenyum kepada Yami yang memandang boneka
itu dengan pandangan yang tidak dapat di deskripsikan.
Padahal ia berniat
mendapatkan boneka Keroro itu untuk Aibou-nya, Namun karena takdir mengatakan
yang sebaliknya—Bukan Boneka Keroro yag di dapat tapi malah Boneka Domba yang
Yami dapatkan, Tentunya Yami yang tidak mau menyerah terus dan terus mencoba
dan mencoba namun tidak berhasil mendapatkan Boneka Keroro itu melainkan ia
mendapatkan hadiah-hadiah yang justru bermutu paling tinggi daripada Boneka
Hijau tersebut yang membuat seluruh pengunjung dan juga si penjaga tercengang
melihat kini game miliknya berhasil ditaklukan lebih dari satu kali oleh orang
yang sama, Untungnya juga Yugi langsung menghentikan aksi Yami dengan
mengatakan Boneka Domba ini sudah cukup bagus untuk dirinya dan sekarang,
inilah keduanya sedang berjalan-jalan menyusuri di Taman Hiburan mencari
permainan lainnya.
“Ah! Yami!” ucap Yugi dengan
nada penuh antusias tanpa di sengaja merangkul tangan Yami membuatnya tanpa
sepengetahuan Yugi blushing sesaat
“A—Aibou?”
Yugi menunjuk sesuatu dengan
jemarinya itu, Yami mengikuti kemana arah jemari into tertuju yang ternyata
mengarah ke sebuah Wahana Dunia Cermin yang sagat luas.
“Bagaimana kalau kita
mencoba wahana itu?” usul Yugi
Yami mengangguk setuju
sebelum kemudian merangkul tubuh Yugi mendekat dengan dirinya dan berjalan
menuju wahana tersebut—Kencan kali ini berjalan mulus kagak, Yami?
~Seto & Joey~
Bagaimana dengan keadaan
Seto kali ini yah?—Let’s CEKIDOT semuanyaa~ Setelah berlarian cukup jauh
kesana-kemari menghindari serangan yang dilancarkan oleh sang Kambing itu
kepada dirinya, akhirnya kini Seto terbaring dengan cukup lelah diatas rerumputan
dengan luka disana-sini akibat sedikit tergores oleh tanduk Kambing itu.
“Dasar Kambing! Tunggu dan
lihat saja pembalasanku nanti!” gerutu Seto memandangi Kambing itu dengan
tatapan maut mengatakan bahwa dalam 5 menit lagi ia ingin melihat Kambing itu
sudah tersaji dlaam ukuran daging yang kecil-kecil diatas meja makan sebagai
hidangan
Sementara di lain pihak,
Joey menikmati waktunya bermain-main dengan hewan binatang lainnya meninggalkan
kini Seto Kaiba yang masih terbaring lemas di atas rerumputan, sepertinya
tempat ini merupakan Surga untuk Joey namun dilain pihak merupakan NERAKA bagi
Seorang Seto Kaiba.
“BISA KITA PERGI DARI SINI
JOEY!!” seru Seto kemudian
~Others~
Mari kita lihat bagaimana
perkembangan kencan yang lainnya di tempat yang kini berbeda…
Bakura & Ryou with Marik & Malik
Memasuki ke dalam Rumah
Hantu Area Keluarga, tampak ruangan yang kosong melompong dengan hanya disinari
oleh lampu yang sudah sedikit korslet—efek untuk membawa kesan seram dalam
suasana rumah hantu, Ryou berjalan perlahan mengamati sekitarnya dengan muka
ketakutan sementara Bakura berjalan acuh tak acuh merasa tidak ada hal yang
bagus yag bisa diperhatikan—sementara itu Marik dan Malik justru menikmati
waktu mereka sambil melihat kesisi ruangan yang saat itu justru diwarnai dengan
cat merah kental layaknya darah pada aslinya.
“…Tidak ada yang menarik
justru di sini…” sahut Bakura menggerutu kesal karena tidak mendapatkan
tantangan yang menyenangkan dari dugaannya
Ryou yang tampak lega
meghela napas kemudian maju beberapa langkah di depan “Syukurlah kalau begitu…
Kita tidak perlu khawa—!” ucapan Ryou terputus seketika dengan muka yang
memutih pucat karena ketakutan
“Ry—?...” panggil Bakura
menaikan alis
Marik hanya memandangi Ryou
yang berdiri di depan kemudian membuka mulut “Apa orang yang berjalan di depan
kita itu termasuk kedalam kejutan yang disediakan Rumah Hantu ini, Hime?”
tanyanya sambil menunjuk sosok yang baru saja keluar dari pintu yaitu seorang
gadis cantik dengan pakaian kerja.
Malik mengerutkan dahi “Aku
tidak tahu ada hantu yang berpakaian layaknya seorang pegawai di dalam Rumah
Hantu…” komentar Malik
Sosok itu berbalik ke
hadapan mereka—bukan seorang pegawai wanita melainkan, seorang wanita yang
merupakan pasien penyiksaan yang ada di rumah sakit ini, dengan muka yang sudah
di make-up putih pucat dan darah yang keluar dari sebelah matanya yang melotot
tajam—tangannya yang kini dipenuhi luka sayatan dan tubuhnya yang memiliki
lubang besar di perutnya yang dibuat layaknya sebuah daging yang masih segar
yang baru saja dikuliti.
1…
2…
3…
“GYAAAAAA~” seru Ryou
histeris
“KEREENNNNN~” seru Malik
dengan bangganya sambil jingkrak-jingkrakan di tempat miliknya (a/n: Author
bingung, Readers bingung—Marilah kita jatuh bersama~)
Setelah konstan berteriak
histeris untuk beberapa saat, Ryou akhirnya pingsan dalam 1 kali serangan di
rumah Hantu—Untung saja Bakura langsung dengan cepat menopang tubuhnya sebelum
kemudian menggendongnya keluar dari Area dengan menggerutu kesal sambil
mendorong sosok wanita yang sudah membuat Hikarinya ketakutan itu selama di
perjalanan—bisa diperkirakan Bakura hanya melintasi para pegawai dengan kostum
seram itu tanpa takut sedikitpun membuat para pekerjanya hanya ber-sweatdropped
ria saja karena baru kali ini mendapat pengunjung seperti yang satu ini,
sementara Marik dan Malik…
“Lihat Marik!! Ini… Namanya
Fredy! Dia katanya Hantu yang menyerang seseorang melalui mimpinya tapi dilain
pihak diajuga takut dengan Api… seperti di film koleksiku..” terang Malik
dengan cekatan sambil menunjuk seseorang disampingnya “Bagaimana, mengerikan
bukan?”
Marik hanya menggeleng
sebagai jawaban “Kau tahu, Hime—lebih menyeramkan kalau kau melihat seseorang…”
ucap Marik melihat tatapan pegawai yang memakai kostum Fredy itu dengan tujuan
membuatnya takut “…Yang membunuh lebih dari 20 penjaga Istana dengan tangan
kosong merobek-robek perut mereka kemudian dengan santainya ia menjilati
tangannya sendiri yang sudah dinodai oleh dara pengawal itu layakya menjilat
sebuah makanan lezat…” tambah Marik kemudian
1…
2…
3…
Si Pemakai Kostum Fredy itu
memandang pucat Marik yang hanya memandangnya balik dengan tatapan physicopat yang dimilikinya sama seperti
waktu di Mesir Kuno, bulu kuduknya merinding disco melihat isyarat yang
dikataka Marik melalui tatapan matanya itu seakan mengatakan
‘Aku-Juga-Ingin-Mencobanya-Pada-Seseorang’
“Oh, ya—Hemm… lebih
menyeramkan dan sadis daripada disini ya?” ucap Malik mengomentari kemudian
mengeluarkan Kamera dari tasnya “Ayo, Marik-Kun… Kita berfoto-foto~” ajaknya
Alhasil, Kedua pasangan ini
juga tidak menjerit ketakutan dan justru—JUSTRU para Kru yang dibut ketakutan
mendengar setiap ocehan Marik, mereka justru mengatakan dalam hati kenapa
gadis-sepolos Malik bisa mengencani seorang dengan muka physco yang mengerikan itu. Marik dan Malik menghabiskan waktu
mereka 2 jam lebih di Rumah Hantu—hanya untuk bernarsis-narsis ria dengan para
Kru yang berpakaian seram di dalam sana.
“TUHAN!! JANGAN SAMPAI ADA
PENGUNJUNG SEPERTI MEREKA LAGI KESINI~” seru salah seorang Kru Pria yang
mengenakan Kostu Vampire sambil bersujut di depan pintu keluar setelah Marik
dan Malik pergi meninggalkan Rumah Hantu tersebut menuju tempat yang lain
“Mereka dua pasangan aneh
yang pernah aku lihat dari semuanya…” tambah seorang Kru Wanita yang ber-facepalm disampingnya menggunakan kostum
putih biasa dalam film The Possesion
Atem & Laksmi
‘Aku tidak takut… Aku tidak takut… ini hanya tempat biasa… Tempat biasa
dan tidak mengerikan… Tidak… mengerikan sama sekali…’ ucap Laksmi
berulang-ulang di kepalanya sambil berjalan menyusuri ruangan yang sedikit
lebih gelap dibandingkan Ruangan Area Keluarga dengan Atem masih berada di
sampingnya tidak mengucapkan komentar sedikitpun dan malah sedang mengobservasi
tempat disekelilingnya saat ini
Mereka kini berheti di
ruangan dengan berbagai pilihan pintu di depan mereka—Laksmi hanya memandangi
sekitar yang sepi dan hanya bisa mendapati beberapa pengunjung yang sibuk
dengan urusan PDKT mereka sendiri, Sejauh ini ia masih belum melihat apapun
yang menyeramkan dan itu berita bagus untuk Laksmi sendiri yang mulai merasa
sudah sedikit menjadi pemberani.
“Ha! Tidak ada Hantu~”
ucapnya dengan nada sedikit lega membuka salah satu pintu disamping kirinya
“…Berarti tidak ada yang pelu di khawatirkan…” tambahnya kemudian memandang
lurus kedepan
Ting… Ning… Trang… Tang… Ting…
Ruangan yang di desain
sebegitunya menyerupai ruangan suatu Rumah yang kini sudah terbengkalai dengan
sebuah Piano tua yang ada di depan mata Laksmi dengan seorang gadis berkuncir
dua sedang memainka tuts… tuts Piano di depannya sesuai dengan tanda nada di
kertasnya.
Atem hanya berdiri
dibelakang Laksmi mengamati pemandangan itu dengan alis terangkat tidak
mengerti—Well, Pharaoh sepertinya kau akan dibuat mengerti untuk beberapa saat
lagi tentang definisi dari Rumah Hantu ini yang tentunya akan membawamu pada
suatu keberuntungan dalam hidup…
“Hiks… Hiks… Pianoku Rusak… hiks…
hiks…” isak gadis kecil itu—Err, bukan sekedar terisak, tapi isakannya
itu terkesan untuk menakut-nakuti dan sukses membuat bulu kuduk Laksmi
merinding seketika “Hiks… siapa yang bisa membetulkan pianoku… Apa Kakak bisa
membetulkannya?” ucap Gadis itu menaikan wajahnya memandang Laksmi yang
sudah pucat pasi berhadapan dengan make up gadis itu yang berkesan terlalu REAL
untuk sekedar make-up Hantu biasa.
Gadis itu beranjak dari
kursinya memandang Laksmi dengan muka innoncent yang justru terlihat sangat
menakutkan daripada manis, “Kakak…” panggilnya
1…
2…
3…
“GAAAAHHH!!!” seru Laksmi
langsung berlari tidak tentu arah meninggalkan Atem yang hanya bisa keheranan
melihat sosok anak kecil itu sebelum kemudian berlari mengejar Laksmi
‘GAAAAHHH~ LARII—LARIII!! AKU HARUS KELUAR DARI SINI!!’ jerit Laksmi
berlari sekencang mungkin mencoba mencari jalan keluar
“Laksmi!!” panggil Atem
berlarian dibelakangnya berusaha mengejar langkah lari gadis itu
Kriiiieeettt~ Tak… Tak… Tak…
Suara Aneh bermunculan di
depan Laksmi, di depan lorong gelap di hadapannya saat ini dimana ia juga bisa
mendengar suara tapak kaki kecil dan suara gemerincing sesuatu benda—dan
pandangan mata Saphire itu terbelalak ketakutan melihat apa yang berdiri di
depannya sekarang, seorang wanita dengan pakaian merah yang sudah
compang-camping dengan kulit putih pucat dan mata merah yang menatapnya dengan
tatapan menakutkan.
“Apakah kau bisa memberitahuku
letak makamku?...” tanyanya dengan suara yang sayu
“Laksmi!” ucap Atem yang
kini bisa menyusul sambil menepuk bahu Laksmi
1…
3…
“GYAAAA!!” lagi-lagi Laksmi
instan langsung berteriak kali ini sambil memeluk lengan Atem ketakutan dengan
tubuh yang hampir gemetaran saking takutnya (a/n: Author yang membaca naskah
saat ini tertawa guling-guling melihat adegan ini begitu puasnya melihat
penderitaan Oc~, Author: BWAAHHAHAHAHA~ Rasakan kau OC~ bwahahahhaha)
Atem hanya bisa memandangi
Laksmi di sampingnya dan sosok wanita berpakaian merah itu di depannya—dalam
hati ia tersenyum puas, sepertinya Rumah Hantu ini memberikannya sesuatu yang
sama sekali belum bisa ia dapatkan dari Laksmi sampai saat ini juga.
“Lebih baik kita lewat jalan
lain saja, Little Gem…” ucap Atem sedikit menenangkan Laksmi kemudian berbalik
arah meninggalkan wanita tersebut yang hanya bisa berkacak pinggang saja
“Cih—Pasangan Muda! Selalu
saja seperti itu…” komentarnya sambil kemudian menggelengkan kepalanya dan
berjalan kembali ke pos tempatnya berada untuk menakuti pegunjung berikutnya
Kini Atem dan Laksmi
berjalan melintasi lorong selanjutnya dengan Laksmi masih memeluk tangannya
masih dengan ketakutannya melihat sesuatu yang berbau seram dan sebagainya.
Terlihat kini Atem tampak sedikit bingung mencari jalan keluar karena pasalnya
ia sama sekali tidak tahu arah ataupun denah tempat ini berada sampai pada
akhirnya…
“Kembalikan Bonekaku… Kau harus
mengembalikan kaki dan tangannya…” ucap seorang anak kecil bertopi
manis dengan pakaian berwarna putig berenda berkuncir 2 dengan membawa Boneka
tanpa tangan dan juga kaki
“Kh…” Laksmi semakin
mengencangkan rangkulannya pada lengan Atem sambil mencoba menahan suaranya
melihat sosok gadis itu yang 11:12 menyeramkan dengan aslinya
Atem yang pada dasarnya
tidak tahu ataupun tidak menakuti apa-apa justru menghampiri gadis kecil
tersebut kemudian “…Apa kau tahu dimana letak pintu keluarnya?” tanyanya begitu
saja
Si gadis kecil itu memandang
Atem dengan tatapan tidak percaya “Eh…?” ucapnya kali ini dengan raut
muka yang diluar aktingnya
“Aku tidak tahu kemana arah
pintu keluarnya… Apa kau tahu dimana arahnya?” tanya Atem sekali lagi pada
gadis kecil itu
Gadis itu menunjuk pintu
yang ada di belakangnya “Melewati pintu itu kemudian belok ke Kiri
untuk jalan pintas ke pintu keluar…” jawabnya memberitahu
Atem mengangguuk mengerti
kemudian menepuk kepala gadis itu pelan sambil tersenyum “…Terima Kasih…”
ucapnya sebelum kemudian berlalu meninggalkan gadis itu yang hanya bisa terpana
saja melihat senyuman indah yang diberikan Atem kepadanya meninggalkan fakta ia
sudah keluar dari batas acting yang ia lakukan disini.
Atem dan Laksmi berjalan
menyusuri jalan yang ditunjukan oleh gadis bertopi barusan, Laksmi masih
menggandeng tangan Atem mengikutinya sementara Atem melihat sekitar mencari
pintu keluar Rumah Hantu yang sepertinya sulit untuk ditemukan lantaran ruangan
yang gelap dan juga cahaya penerangan yang kurang bagus. Atem bahkan tidak
menyadari ada seseorang yang mengikuti langkah keduanya dari belakang.
Laksmi mulai bisa bernapas
lega merasa semuanya akan segera berakhir begitu mereka keluar dari Area ini
tapi… (Author: SAYANG SEKALI OC! GUE MASIH BELUM PUAS NYIKSA U!!, Bakura: -A-
CEPET KEMBALIIN KE DATE W SAMA RY!, Marik: GUE SAMA HIME DULU!!)
“Kalian mau kemana… Hihihihi…
Kalian menemaniku saja disini… Hihihihi…” ucap suara yang ada di
belakang punggung Laksmi
Atem sama sekali tidak
mengubris dan sibuk dengan kesibukannya mencari pintu keluar sementara Laksmi dengan
instan menoleh kebelakang menatapi wajah menyeramkan yang sudah berada paling
tidak 5cm dekat dengan wajahnya sendiri—sosok wanita berambut hitam, Err… liat
cover film Ju-On/ The Grudge aja untuk pendeskripsiannya.
Sosok itu tersenyum kepada
wajah Laksmi yang tampak sudah memucat lebih pucat dari yang barusan kemudian…
1…
Dan…
“WUAAAAA!!” Laksmi instan
langsung berlari menerobos kedepan meninggalkan Atem yang hanya bisa melirik
sekilas sosok yang menyebabkan reaksi Laksmi yang diluar dugaan kemudian
berlari kembali menyusul Laksmi yang sudah diperkirakan berhasil menemukan pintu
keluar dan menyerbu keluar Rumah Hantu
~Seto & Joey~
Apa yang dilakuakn pasangan
yang satu ini ya? Let’s CEKIDOT—saat ini, Joey juga Seto sedang bermain
permainan yang dilakukan oleh Yami barusan di tempat yang sama.
“Ayo~ moneybag~ aku mau Boneka REBD itu~” ucap Joey menyemagati Seto
sambil menunjuk Boneka Red Eyes Black Dragon mini yang tepajang di sudut kiri
rak
“Diamlah Joey, Aku sedang
konsentrasi disini!” gerutu Seto sambil berusaha melempar bola ditangannya tapi
meleset gara-gara teriakan Joey yang menyemangatinya justru membuatnya bukannya
konsentrasi malah membawanya ke pemikiran yang lain!
“BHUU~ melesett~…” ejek Joey
Seto hanya berkedut kesal
sebelum akhirnya mencoba lagi dan meleset lagi—GARA-GARA JOEY!! (a/n: -___-
Atuh bukannya gara-gara dikau sendiri yang ngak tahan godaaan Seto? Ckckck…
Nyalahin orang lain aja nih…)
NEXT ONE~
~Yami & Yugi~
Sepertinya keduanya kini
sudah selesai dari Wahana Rumah Kaca dan saat ini sedang duduk di Café yang
terletak di samping Danau yang indah dimana dapat terlihat perahu-perahu dengan
para pasangan yang ada disana sepertinya juga sedang menikmati waktu kencan
mereka.
Yami hanya mendengus pelan
merasa iri dengan nasib beruntung pasangan tersebut dibandingkan
dengannya—Mungkin yang dikatakan Atem memang benar, Ia tidak akan bisa maju
jika hanya mengandalkan sesuatu yang sama setiap harinya, Ia harus
mengungkapkan perasaannya sekarang pada Yugi jika ia ingin mengetahui perasaan
yang sebenarnya juga dirasakan Yugi terhadapnya tapi…
“Emm… Yami, kau ingin pesan
apa?” tanya Yugi sambil membaca menu yang ada ditangannya
Yami hanya melihat sekilas
daftar menu tersebut “Hemm… Mungkin secangkir Capuchino dan Kue…” jawabnya
Yugi mengangguk “Uh-Oh…
Kalau begitu aku juga akan pesan…” ucapnya
Dan pada akhirnya juga
keduanya duduk disana, bercakap-cakap sambil menikmati makanan yang tersaji dan
melewati waktu bersama dengan Yami yang terlalu terbawa suasana sehingga lupa
dengan apa tujuannya untuk datang kemari dengan Yugi (a/n: QAQ kisah cinta u
berdua kenapa ngak maju-maju sih?, Yami: -.-“ YANG AUTHOR KAN U!!)
~Other’s~
(a/n: Okeh!!—Author udah
capek banget gonta-ganti scene TKP dari tadi muter kesana dan balik lagi kesini
terus ke ujung dan balik lagi kesini, ENOUGH!! Bakar kalori sih bersyukur
Author ini—Kita bahas main pairing saja kali ini, clear? Tentunya dengan si Baka OC on the line)
‘TIDAK!! JAUHKAN ITU DARIKU!!...’ seru Laksmi yang kini sudah kabur
dari Rumah Hantu dan berlari entah kemana tidak menentu ataupun memperhatikan
apa yang ada disekitarnya
‘Master… Master… sadarlah!’ ucap Cyber Blader ‘Master… sadarlah, Master hanay ketakutan… semuanya sudah berakhir…’
‘Cyber Blader?...’ gumam Laksmi berhenti melangkah kemudian melihat sekitarnya, baru
menyadari dirinya kini sudah berada di luar Rumah Hantu dan entah dimana ia
sekarang berada ia sendiri juga tidak mengetahuinya karena yang bisa ia lihat
hanya Café-Café kecil dan juga penjual Balon keliling yang membagikan Balon
gratis kepada orang-orang yang melintas saat itu ‘Sejak kapan aku ada disini?...’ ucap Laksmi lagi sambil berpangku
tangan
‘Saat Master ketakutan, Master langsung berlari tidak tentu arah
sehingga pada akhirnya Master berada disini saat ini…’ jelas Cyber Blader
Laksmi hanya mengangguk “Sepertinya
aku harus menjauhi untuk tidak masuk ke Rumah Hantu lagi untuk yang kedua
kalinya…” ucap Laksmi melanjutkan langkahnya berharap ia bisa mengingat rute ia
berlari hingga kesini tadi
‘Apa sebaiknya kita kembali, Master… Mungkin saat ini Pharaoh sedang
mencari anda sekarang…’
‘Err—Bicara memang mudah Cyber Blader, sayangnya aku
tidak tahu dimana kita saat ini dan mungkin kita tersesat?...’ jawab Laksmi ‘Mungkin
aku bisa mencari tahu denah Taman Bermain di sumber informasi terdekat—Kalau
aku tahu bagaimana cara kita sampai disana…’
‘Baiklah, kalau begitu Master…’
Laksmi berjalan dan berjalan
melihat kesana kemari mencari tempat yang ia rasa pernah ia lewati tapi sangat
sulit kalau kau berlarian seperti tadi dan tidak memikirkan apapu dikepalamu,
yang ia ingat hanya, Hantu dan berlari ke tempat aman sesegera mungkin… Laksmi
mendengus kesal sebelum kemudian ia mendapati sosok yang ia kenal sedikit agak
jauh di depannya…
“Heh—Bukankah itu Bakura dan
Ryou? Mereka sudah keluar dari Rumah Hantu?” ucap Laksmi memperhatikan dari
kejauhan “…Apa aku harus bertanya pada mereka?—Err, tidak-tidak—Untuk apa aku
bertanya dan merusak Acara mereka saat ini…” tambah Laksmi menggeleng kepala
sebelum kemudian “…Lebih baik aku mengikuti mereka saja…” ucapnya kemudian
mulai mengendap-endap di belakang keduanya memata-matai mereka
Atem’s Side
“Laksmi…” ucap Atem sambil
berjalan menyusuri jalanan setapak yang dipenuhi oleh orang-orang berusaha
mencari sosok Laksmi diantara banyaknya orang-orang yang melintas selama ia
berjalan
Ia sama sekali belum bisa
menemukan Laksmi sejauh ia mencari gadis itu, Ia tidak tahu dimana saat ini
Laksmi berada setelah berlari dengan begitu cepatnya dari Rumah Hantu tadi.
Seharusnya tadi, ia menggenggam tangan Laksmi sebelum ia berlari dan tentunya
sekarag kejadiannya tidak jadi seperti ini, memang benar-benar bodoh.
Atem menghela napas sambil
menggelengkan kepalanya “Dimana kau sekarang, Little Gem…” gumamnya sambil
berlari tidak peduli dengan keadaannya yang masih terlalu lelah menyuri
tempat-tempat yang ia lewati guna mencari sosok Laksmi diantaranya
Kejadian seperti ini—Seperti
kejadian di mimpinya malam itu dan tentunya Atem tidak mau kalau sesuatu
terjadi pada Laksmi saat ini juga, Karena ia akan sangat menyalahkan dirinya
sendiri jika sesuatu terjadi pada Laksmi. Tidak, Ia harus bisa menemukan
Laksmi—Melihat apakah ia masih baik-baik saja dan tidak terluka sedikitpun,
Mimpi itu hanya masa lalu saja yang datang untuk menakutinya dna seharusnya ia
tidak perlu menakuti hal sepele semacam itu, Tapi… Membayangkan hal yang sama
akan terjadi untuk kedua kalinya, adalah sesuatu yang lebih dari satu Mimpi
Buruk untuk Atem sendiri.
Bakura & Ryou Date
Bakura dan Ryou saat ini
sedang menyusuri sisi lain dari Taman Bermain dengan tentunya Ryou yang sudah
tersadar kembali setelah pingsan di Rumah Hantu barusan.
“…Um, Kura…” ucap Ryou
memulai “…S-Soal di Rumah Hantu tadi—Aku minta maaf…” lanjut Ryou
“Hmm?” gumam Bakura menaikan
alis “Untuk apa kau meminta maaf—Ry? Kau tidak melakukan kesalaha apa-apa…”
sahutnya
“Tidak—Seharusnya aku tidak
pingsan waktu itu, aku tidak bisa menahan rasa takutku… Aku memang lemah ya…”
ucap Ryou sedikit merendah “…Aku hanya bisa membuat orang lain susah…”
tambahnya lagi
Jauh di samping mereka
dimana Laksmi bersembunyi di sebuah wahana permainan kecil, Laksmi menaikan
alis mendengar percakapan diantara keduanya.
“Setidaknya aku tidak
pingsan di Rumah Hantu…” gumam Laksmi mensyukuri satu hal dalam hidupnya yang
tidak ia lakukan dan dapat membuatnya malu seumur hidup kemudian memperhatikan
kedua pasangan itu “…Aku heran, Keduanya sama saja seperti Yami dan Yugi—kapan
mereka akan maju kalau seperti ini saja…” lanjutnya
‘Aku rasa Master salah…’ ucap Cyber Blader
Laksmi berdeham ‘Benarkah?... Apa yang salah dari ucapanku
barusan Cyber Blader’
‘Bakura itu juga dikenal sebagai Raja Perampok di
Mesir Kuno dulu—Ia sama sekali tidak pernah bertele-tele dalam segala hal, Apa
yang ia ingin lakukan ia lakukan tanpa memikirkan pendapat orang lain—Ia
mengatakan apa yang ia suka dan tidak peduli orang lain menyukainya atu tidak…
Mungkin Bakura tidak seperti Pangeran, dan mungkin saja ia bisa mengatakan hal
sebenarnya pada Ryou jika ia mengkehendakinya…’
‘Penjelasan yang bagus—Jadi itu alasannya dia bisa
mengingat siapa aku sebenarnya sewaktu di Mansion Kaiba… Mungkin kita akan tahu
nanti…’
“Kau ini bicara apa,
Ry—Siapa yang bilang kau hanya bisa membuat orang lain susah..” sahut Bakura
“…Hikari, kau terlalu merendahkan dirimu dengan sesuatu hal yang konyol…”
tambahnya lagi
Ryou menoleh Bakura
mendengar ucapan barusan “B—Bakura?”
Bakura memalingkan wajahnya
tidak mau Ryou melihat wajahnya yang sedang blushing
saat ini sambil berusaha untuk memberanikan diri—Mungkin ini saat yang tepat
untuk mengungkapkan segalanya? Mana mungkin kan, seorang sepertinya mau
menyia-nyiakan kesempatan yang hanya datang satu kali ini dalam hidup kan?
“RYOU!!—“ sahut Bakura
dengan suara yang lantang kemudian menepuk bahu gadis mungil itu sambil
menatapnya dengan intens, Ryou hanya bisa terpaku karena terkejut dengan
sedikit semburat merah menghiasi pipinya “…A—Ada… Ssesuatu yang harus ku
katakan padamu…”
“K—Kura?..”
Di balik persembunyiaannya,
Laksmi hanya bisa ber-‘oh’ ria saja menyetujui apa yang dikatakan Cyber Blader
memang benar apa adanya, dibandingkan dengan Yami-yang-takut menanggung resiko
dengan Yugi, Bakura justru langsung memilih start awal yang bagus dan tidak
mempedulikan apa yang terjadi selanjutnya asalkan tujuannya bisa
terlaksana—Tapi… Bukankah menyatakan cinta di tempat yang agak ramai seperti
ini kurang etis untuk dilihat?
“Aku punya ide…” gumam
Laksmi sambil beranjak berdiri dari tempatnya
‘Apa yang akan Master lakukan?’ tanya Cyber Blader di sisi Laksmi
Laksmi tersenyum bangga
begitu dirinya kini berhasil memborong begitu banya balon berwarna-warni dari
seorang penjual Balon terdekat ‘Sesuatu
yang bisa menambah suasana suatu pertunjukan… Aku namakan eksostism…’ jawab
Laksmi sambil mengikat beberapa Balon tersebut menjadi satu menyerupai bentuk
hati sebelum kemudian kembali lagi sedikit agak jauh dan selanjutnya ia
melepaskan balon-balon tersebut yang langsung terbang menyeruak
“…Aku—Menyukaimu, Hikari!”
ucap Bakura dengan lancar meskipun sedang dalam kesulitan dan krisis kata
kepada Ryou yang hanya bisa tercengang mendengarnya “Aku tahu selama ini aku
sudah menyusahkanmu dengan berbagai cara dank au selalu bisa memaafkannya
dengan mudah apapun yang terjadi—Aku sudah membuatmu hampir terlukan tapi kau
masih tetap mempercayaiku, Hikari… Aku harap kau mengerti…”
1…
2…
3…
Ryou tersenyum pada akhirnya
sambil menunjuk langit-langit dan di sekitar mereka dimana banyak sekali
balon-balon yang berterbangan kesana dan kemari juga balon berbentuk Hati besar
yang sudah melayang ditengah-tengah dengan mengangkat sepucuk surat dengan
tulisan besar-besar ‘I LOVE U TOO’
di dalamnya.
“…Aku mengerti, Kura—Aku
juga selama ini, menyukaimu Kura…” ucap Ryou kecil
“Benarkah itu, Ry—Setelah
semua yang dulu pernah aku lakukan padamu?” tanya Bakura tidak percaya dengan
ucapan Ryou
Ryou mengangguk malu
“…Lagipula, meskipun kau selalu bersikap kasar padaku—Aku tahu sebenarnya kau
peduli padaku Kura dan juga kau selalu melindungiku…” ucapnya menjelaskan
sambil tersenyum
Bakura memeluk Ryou dengan
senang dan bangga—Akhirnya semua sudah jelas, ia tidak perlu lagi merasa takut
kalau Ryou tidak memiliki perasaan yang sama dengannya karena pada dasarnya
mereka memang saling mencintai satu sama lain, yang mereka butuhkan hanyalah
sepatah kata pengungkap semuanya untuk bisa mengetahui hal dibalik selubung
tersembunyi itu.
Marik & Malik Date
Laksmi kali ini berjalan ke
arah lain merasa bahwa kedua pasangan baru jadian itu membutuhkan privasi untuk
bersama-sama sehingga ia memutuskan untuk langsung segera menuju Tempat bagian
Informasi dan mencari tahu jalan yang tepat untuk kembali ke tempat semula.
“Kira-Kira apa yang sedang
dilakukan Yugi saat ini?—Ah, Mungkin dia sudah menuruti perkataanku dan
melakukan apa ayng aku sarankan…” gumam Laksmi berpikir kalau sepupunya itu
pada akhirnya bisa memberanikan dirinya untuk mengatakannya langsung kepada
Yami “…Atau mungkin juga tidak…” tambahnya kemudian smabil melanjutkan langkahnya
Di pertigaan jalan, Laksmi
kali ini mendapati salah satu dari pasangan beruntung di dalam sejarah yaitu
Marik dan Malik yang sedang membeli Permen Kapas di salah satu Toko dengan
gembiranya—Well, mungkin ini hari keberuntungannya bisa berpapasan dengan dua
pasangan yang sangat beruntung ini, terutama dengan baju pasangan yang
dikenakan keduanya yang sangat menarik perhatian dan membuat Laksmi sangat
mudah mengenali keduanya meskipun dalam jarak yang jauh sekalipun.
“Marik… Kau suka permen
kapas?” tanya Malik sambil mengacungkan permen kapas yang sedang di pegangnya
di depan muka Marik yang saat ini berjalan di sampingnya
Marik hanya menggeleng
sambil mengamati permen kapas itu dengan tatapan tanda tanya pada benda asing
yang baru ia lihat pertama kali itu “Aku tidak mengerti kenapa mereka meberikan
nama aneh untuk sebuah permen…” ucapnya
“Hahaha~ Kau baru pertama
kali melihatnya kurasa—Bagaimana, Kau mau mencobanya?” tawar Malik sambil
tersenyum lebar menggodanya dengan permen kapas yang ia pegang “…Rasanya manis
sekali lho…” tambahnya lagi sekalian promosi mumpung gratis—PLAK! Siapa tahu
aja gitu kalau Malik berhasil mempromosikan Permen Kapas ini dan membawa banyak
konsumen untuk si penjaga Toko, mungkin saja ia bisa dapat sample Permen Kapas
gratis dari si penjaga Toko yang berterima kasih permennya sudah di
promosikan—PLAK!
Marik berpikir sejenak
sambil melirik permen kapas di tangan Hime-nya saat ini—Hmm, Manis? Ia rasa
tidak…
“Eh..? Marik? Kau kenapa?”
tanya Malik sedikit heran karena Marik sama sekali tidak merespon ucapannya
Marik memandang Malik dengan
tatapan mengkalkulasikan sesuatu—bisa mikir juga ternya dikau Marik—Okay,
sepertinya kalau sedang dibutuhkan saja Marik menggunakan kekuatan otaknya
untuk berpikir pemirsa sekalian.
“Hime… Aku pikir rasa permen
itu tidak manis…” ucapnya kemudian—Lha! Daritadi itu yang dipikirin si Marik?
(OAO! DIMANA-MANA PERMEN MANIS KALI, BRO! kecuali permen yang ASEM!)
Malik mengerjapkan matanya
“Huh? Kau ini bicara apa sih, Marik~ Dimana-mana permen itu memang manis rasanyaaa~”
sahut Malik menjelaskan “Perhatikan~” tambahnya kemudian membuka mulut dan
melahap permen kapas itu dengan nimatnya sambil meresapi rasa yang diberikan si
permen di mulutnya yang berasa strawberry yang sangat-sangat-SANGAT manis!
“Rasanya manis, kok!” protesnya
Marik menyeringai kecil
“Benarkah itu Hime?...” ucapnya sambil mendekati Malik sebelum kemudian
mengecup lembut bibir gadis itu tanpa disadari oleh Malik yang hanya bisa
berdiri terkejut saat itu juga (a/n: OAO! Beda sama yang di NASKAH WOY!!,
Marik: *santai* Biar cepet! Lagian basi pake omong ini omong itu segala,
Bakura: -A- berarti gue harusnya langsung aja sama Ryou ya waktu itu!, Author:
TURUTIN NASKAH WOY!, Marik & Bakura: NGAK SUDIH!!, Author: *mojok sambil
mundung* QAQ emangnya naskah w terlalu KLISE apa!!)
“….M-Marik?” ucap Malik
tidak percaya dengan wajah yang sudah memerah melebihi TOMAT yang udah matang
pada musimnya di pasar~
Marik hanya tersenyum dengan
bangga “Rasanya manis…” ucap Marik memulai sambil merangkul Malik dekat dengannya
“Tapi Hime jauh lebih manis dibadingkan permen itu…” tambahnya lagi
Dilain pihak, Laksmi hanya
bisa tercengang saja—dua kali, DUA kali ia melihat kejadian seperti ini di
depan matanya sendiri, yah memang harus di selamatkan karena kedua Hikari dan Yami
itu dapat diperkirakan kini sudah mengerti perasaan masing-masing tapi…
“…Diantara mereka semua,
Hanya satu saja yang jauh lebih berani melakukan sesuatu secara langsung pada
saatnya…” gumam Laksmi sambil menggelengkan kepala melihat kepergian kedua pasangan
tersebut dengan Malik yang masih terpesona dan masih berada di alam bawah sadar
akibat apa yang baru saja Marik lakukan padanya barusan
‘Master…’ ucap Cyber Blader memulai
‘Ya, Cyber Blader?...’ sahut Laksmi mulai meneruskan langkahnya
hanya untuk menemukan seseorang berkostum beruang sambil membawa seikat balon
dan membagikannya pada anak-anak disekitar yang mengerumuninya dan beruang
tersebut juga memberikan balon terakhir yang berwarna merah kepada Laksmi yang
meraihnya sebelum kemudian beruang itu pergi untuk bermain bersama anak-anak
yang menarik tangannya mengajaknya untuk bermain bersama dengan kelompok mereka
‘Aku merasakan Pharaoh di dekat sini—mungkin Master sudah dekat dengan
dimana Pharaoh berada saat ini…’ ucap Cyber Blader menjelaskan
‘Eh—‘
“Laksmi!...” ucap sebuah
suara yang begitu terdengar jelas di belakang Laksmi membuatnya dengan segera
berbalik hanya untuk mendapati sosok Atem yang berada di kejauhan berlari
sambil mencari dan memanggil namanya dengan menahan rasa lelah yang selama ini
ia rasakan juga napas yang terengah-engah karena berlarian dari tadi
Atem berlarian sambil
mengamati disekitarnya berusaha untuk menemukan sosok Laksmi sampai pada
akhirnya tatapan mata Crymson itu akhirnya menemukan apa yang ia cari, Ia
melihatnya—Ia melihat Laksmi yang kini berdiri agak jauh dari tempatnya berada
saat ini sambil menggenggam sesuatu benda bulat kenyal yang tampak mengambang
di angkasa yang sama sekali tidak Atem keatahui apa namanya, Laksmi baik-baik
saja dan terlebih penting lagi ia sama sekali tidak terluka atau apapun itu…
Tanpa mempedulikan apapun Atem langsung berjalan melesat menghampiri Laksmi…
“A—!” ucapan Laksmi terputus
karena dengan instan Atem langsung memeluknya dengan erat sampai-sampai Laksmi
berpikir ia tidak bisa bernapas lagi dan hendak memprotes apa yang sedang ia
lakukan tapi, kalimat protes itu tidak jadi meluncur dari mulutnya karena…
“…Syukurlah kau baik-baik
saja, Little Gem…” ucap Atem dengan nada lega sambil memeluk Laksmi dengan erat
seakan ingin membuktikan ini bukan hanya sekedar mimpi saja “…Syukurlah kau…
tidak… terluka… Little Gem…” ucapnya lagi kali ini dengan nada lemah dan nafas
yang berat
Laksmi bisa merasakan
wajahnya memanas seketika sebelum kemudian ia bisa merasakan tubuh Atem yang
hampir saja terjatuh ke tanah lantaran sang Pharaoh entah kenapa saat ini
tiba-tiba saja pingsan, untungnya sebelum hal tersebut terjadi Laksmi menopang
tubuh Atem agar tidak terjatuh begitu saja “ATE!!—ATE!!?” ucapnya panic
lantaran Atem sama sekali tidak menyahuti ucapannya
Pada akhirnya, Laksmi
memapah tubuh Atem untuk beristirahat di bangku terdekat yang berada di bawah
sebuah pohon besar—cukup berat juga memapah tubuh Atem yang terkesan sangat
berat untuk dibawa. Laksmi menghela napas, untung saja ini dunia modern, apa
jadi kalau mereka masih di dunia masa lalu? Pastinya sosok seorang Pharaoh yang
pingsan mendadak cukup membuat para rakyat maupun petinggi Istana panic
bagaikan tersambar petir di siang hari.
Laksmi mengistirahatkan
tubuh Atem yang sepertinya kelelahan akan sesuatu hal di sisi bangku dengan ia
yang duduk di sisi yang agak berjauhan dengan Atem. Mata sapphire Laksmi
menatapi wajah Atem yang kini terduduk di bangku masih memjamkan matanya,
sepertinya ia ingin mengetahui sesuatu yang menyebabkan hal ini terjadi.
“Apa mungkin dia
terus-terusan berlari dan mencariku keliling daritadi…” gumamnya menyimpulkan
semuanya “…Benar-benar bodoh sekali, Ate… Apa yang kau pikirkan sebenarnya…”
tambahnya lagi sambil menggelengkan kepala
Syiuuusshhh~ Syiusshhhh~
Semilir angin lembut menerpa
pepohonan membawa aroma segar danau yang berada di belakang mereka—Laksmi hanya
bisa menghela napas menikmati angin sejuk tersebut sampai akhirnya…
Brukh!..
Suara apa barusan? Suara
ranting jatuh?—Itulah yang dipikirkan Laksmi sampai pada akhirnya melihat
kebawah mendapati kini kepala Atem ada di pangkuannya, mata Saphire itu melebar
karena shock yang cukup tinggi dan ditambah lagi wajahnya kini yang jauh lebih
memerah dari biasanya, mungkin akibat angin tadi yang membuat tubuh Atem
langsung terbaring begitu saja di bangku taman… dan lebih buruknya ke
pangkuannya?
“AR—Hmmph!” Laksmi berniat
ingin berteriak reflex tapi kemudian menutup mulutnya takut membangunkan orang
yang sedang tertidur itu sambil melihat wajah tidur Atem saat itu yang terkesan
begitu damai membuatnya tidak ingin mengusik apapun yang sedang terjadi saat
ini kemudian menarik napas panjang berusaha merilekskan dirinya “…Kurasa, tidak
apa-apa kalau dibiarkan sebentar saja…” gumam Laksmi memandangi wajah Atem lagi
yang entah kenapa pandangannya tidak bisa dilepaskan dari wajah itu
Atem tertidur—beristirahat
dengan nyaman di pangkuannya, sama seperti mimpi yang ia lihat kemarin malam…
perlahan tapi pasti, entah kenapa Laksmi mengulurkan tangannya dan dengan
lembut membelai rambut Atem mendapatkan sedikit gumaman kecil dari Atem yang
terlelap, masih sama seperti dulu—itulah yang terlintas di pemikiran Laksmi
yang memasang sedikit senyum kecil..
“…Little Gem…” gumam Atem
memanggi nama panggilannya dengan masih terlelap dengan nyaman
Laksmi hanya bisa
memandangnya saja “…Maaf sudah membuatmu repot, Ate…” gumamnya pelan “…Maaf
sudah membuatmu seperti ini, melalui hal seperti ini…” tutur Laksmi melanjutkan
“Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menyimpan semuanya lagi darimu…” kali ini
Laksmi menundukkan wajahnya mendekati wajah Atem merasa aman karena saat ini ia
merasa Atem masih terlalu terlelap untuk bisa menyadari dan terbangun begitu
saja “…Karena kau membuatku begitu sulit untuk menyembunyikannya sampai saat
ini dan mungkin saja aku… tidak bisa menutupi hal ini lagi di depanmu dan untuk
yang kedua kalinya.. Kau selalu bisa mendapatkanku, Ate…”
~Other Side~
“Ryou~ Heii~” ucap Malik
ceria sambil melambaikan tangan pada sosok Ryou dan Bakura di depan mereka yang
bergandengan tangan sambil memegang es krim
Bakura cuek-cuek saja
seperti biasa sementara Ryou tersenyum lembut “Bagaimana dengan kencan kalian
berdua?” tanya Ryou
Hari sudah mulai sore,
Langit saat itu sudah berwarna orange siap menantikan Malam tiba.. Bakura dan
Ryou memutuskan untuk kembali ke tempat awal kini bertemu dengan Marik dan
Malik ditengah perjalanan mereka sambil berangkulan layaknya pasangan
kekasih—well mereka emang sepasang kekasih resmi,kan sekarang?
“SANGAT MENYENANGKAN~” sahut
Malik ceria sambil memeluk Marik dengan ceria “Kapan-Kapan kita harus
melakukannya lagi~”
Dibelakang mereka terdengar
sebuah suara menyahuti…
“Aku tidak mau melakukannya
lagi seumur hidupku!” sahut Seto Kaiba yang kini dengan penampilan yang tidak
elit sama sekali dengan baju yang berantakan disana-sini sementara Joey yang
tercengir senang sambil membawa banya sekali Tas berisi souvenir-souvenir yang
ia dapat dari permainan-permainan yang dimenangkan oleh Seto tentunya termasuk
Boneka REBD yang dipeluknya dengan manja itu
“Bicara apa kau, moneybag~ Aku mau kencan lagi di tempat
ini~” sahut Joey senang
Seto memiriskan alisnya
mendengus mendengar komentar Joey “Cih—Kau hanya senang karena kau membuatku
melakukan sesuatu diluar batas kemampuanku puppy! UNTUK APA AKU BERGULAT DENGAN
ORANG ANEH ITU SELAMA 3 RONDE—HAH!!” tambahnya lagi dengan emosi akut
Bakura langsung menyerocos
“Jadi kau bergulat dengan pegulat Pro itu huh, Seto? Hebat juga nyalimu…”
Seto mendengus kesal sambil
menyilangkan tangan “Ini semua gara-gara Game aneh itu—Lihat saja pembalasanku
nanti Joey…” sahutnya dengan nada kemurkaan membara
“Lalalala~ Ayo sebaiknya
kita kembali~” ucap Joey tidak mengubris kemudian “Lho?—Apa itu Laksmi dan
Atem?” ucapnya sambil menunjuk sosok Laksmi dan Atem yang masih ada di bangku
yang sama dengan posisi yang sama kali ini dengan Laksmi yang juga sepertinya
terlelap sehingga tidak menyadari kehadiran Joey dan yang lainnya yang melihat
dirinya dari jauh.
“Hoo… Kurasa si Pharaoh
memang sudah benar-benar bergerak…” sahut Bakura “Jauh lebih ke depan dibadingkan
si Yami itu..” tambahnya lagi
“Jadi mereka saling suka
begitu maksudmu, Kura?” tanya Ryou menaikan alis
Bakura hanya berdeham
bingung menjelaskan kepada Ryou “Hemph—Bisa dibilang kalau mereka memang harus
ditakdirkan untuk bersama, Ry… Karena memang itulah ceritanya yang sebenarnya…”
“Aku tidak mengerti…”
komentar Malik bingung
Marik kemudian menepuk
dahinya “Aku baru ingat sekarang—Si Pirang itu memang mengingatkan pada
seseorang ternyata…” ucap Marik berkomentar baru menyadari sesuatu
“Jadi kau baru bisa
menyadarinya sekarang huh—Benar-benar snagat lambat…” komentar Seto mendesah
Joey berkedut tidak mengerti
apa yang saling dikatakan ketiga orang ini kemudian “Jadi INTINYA, Atem dan
Laksmi itu saling mencintai kan~? Heemm… Kalau begitu kita harus membantu
keduanya!! Karena Aku masih berhutang budi pada Laksmi~” sahut Joey
“Memangnya apa yang harus
kita lakukan, Joey?” tanya Ryou penasaran
Joey memasang senyuman lebar
“…Aku punya rencana~”
“Orang sepertimu mana
mungkin punya rencana yang bagus, Joey…” sindir Seto meremehkan
“HEI! Jangan menghinaku,
Seto! Aku ini cukup pintar menyusun strategi seperti ini kau tahu itu!” protes
Joey tidak terima
“Oh—ya!” tantang Seto tidak
mau kalah
Kedua pasangan lainnya hanya
menghela napas melihat pertengkaran serasi kedua orang ini di hadapan mereka
layaknya seperti acara gratisan setiap hari yang sering mereka lihat. Apa yang
sebenarnya direncanakan oleh Joey? Apa akan berhasil sesuai dengan rencana? Dan
terlebih lagi Bagaimana dengan perasaan Laksmi yang sebenarnya?
Kisah cinta laksmi dan atem lebih dari romantis walaupun diluar dugaan Laksmi sendiri
BalasHapus