Jumat, 15 Februari 2013

Conquer of Love Chapter 6



Chapter 6: Date of DISASTER!!
.
Side Pairing: Bakura x Fem!Ryou and Marik x Fem!Malik
.
Waktu seakan berjalan sangat cepat di Mansion Kaiba, setelah kejadian mengejutkan tentang pertengkaran Seto dan Joey yang berdampak pada keduanya yang kini resmi menjalin hubungan setelah sekian lama—Juga ditambah dengan Date yang diadakan di sebuah Taman Bermain dengan tiket yang sudah dipesan oleh Seto khusus untuk 5 pasangan karena Joey juga ingin membalas budinya kepada Laksmi yang kini terpaksa ikut mengabil tempat dalam Kencan yang direncanakan ini karena tidak bisa menolak tatapan memelas dari Yugi, sementara Atem juga justru menginginkan kesempatan ini untuk menyelidiki lebih jauh tentang dirinya, Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Soal tugas yang mereka kerjakan—Sepertinya karena terlalu sibuk dengan urusan kencan dan segala macam hal seperti itu, terima kasih pada Joey yang sudah merusak konsentrasi belajar semuanya… Dengan sangat terpaksa mereka menyalin pekerjaan Seto walaupun sebenarnya justru sangat menguntungkan…

“Jangan lupa—Jam SATU!!” ucap Joey mengingatkan pada rombongan pada saat mereka pulang dengan penuh semangat

Aku harap aku sakit besok… setidaknya lebih baik sakit daripada harus—‘ pikir Laksmi sambil menatap kesampingnya yang adalah Atem ‘GAAHH!! Nasibku begitu tidak beruntung!! Hampir saja semuanya bisa ditebak oleh—Bakura-si-Mantan-Pencuri-Makam itu…’ tambahnya lagi sebelum kemudian memalingkan wajahnya dan bersikap angkuh

“Oh, ya! Bagaimana kalau kita juga memakai baju pasangan nanti?” usul Malik semangat
Semua tatapan tertuju kepada Malik—Bakura, Marik, Atem dan Yami yang sama sekali tidak mengerti maksudnya meminta untuk diterangkan lebih lanjut sedangkan Yugi dan Ryou menatap Malik dengan tatapan malu-malu berbeda dengan Laksmi yang menatap dengan tatapan What-The-Hell?

“B-Bagaimana ya…” ucap Ryou pelan dengan rona muka di wajah
Bakura hanya mengangkat alis melihat tingkah laku Ryou sebelum kemudian berdeham “Apa itu maksudnya, Hikari...”

Ryou menatap Bakura “Err—Itu… Maksudnya kita—Emm…” Ryou terbata-bata tidak bisa menjelaskan
Sekarang gantian Yami yang menatap Yugi dengan pandangan mata penasaran sementara Yugi hanya menundukan kepala malu-malu—Laksmi yang melihatnya hanya bisa menghela napas dalam hati sambil terus mengumbar fakta kenapa Yugi tidak akan pernah bisa mengakhiri Dunia Cintanya kepada Yami karena terlalu takut untuk memulai dan bertindak sedangkan Yami dilain pihak—Ugh! Seharusnya dia juga sudah tahu perasaan Yugi tapi kenapa tidak langsung menyatakan saja!! Hubungan yang benar-benar sulit~
“Maksudnya kita akan pergi ke Taman Hiburan dengan mengenakan baju yang sama… Seperti yang dilakukan para pemain actor dan aktris di televise itu~” sahut Malik sambil menepuk tangan ceria
Setidaknya yang satu itu berbeda dari 2 yang lainnya… Dia punya keberanian?’ pikir Laksmi memandangi Malik
Bepikir cukup lama sebelum kemudian pada akhirnya juga hanya Malik dan Ryou yang pergi untuk memilih baju ‘pasangan’ karena Yugi terlalu malu untuk memilih bersama Yami yang membuat Laksmi diuntungkan karena Sepupunya ini memilih pilihan yang sangat tepat!—Karena ia tidak mau dipergoki sebanyak… 3 KALI di dalam satu Hari ini!! Merekapun melanjutkan perjalan kembali ke Toko Game dengan menggunakan Bus—Kalau tadi Seto yang menjemput dengan Limo, sekarang mereka harus pulang dengan kendaraan sendiri karena PASTI-nya Seto sedang sibuk bersama Joey kali ini—Pasangan muda…
Toko Game
Sesampai di Toko Game, Yugi dan Laksmi langsung bergegas pergi ke dapur—well, sepertinya keduanya terpaksa harus memakan apa yang ada di dalam lemari es kali ini karena tentunya Yugi dan Yami yang pergi belanja belum sempat menunaikan tugas mereka karena gangguan dari Seto yang tiba-tiba datang—Err, mungkin Yami yang dirugikan akibat hal ini… Sementara kedua gadis itu memasak, Atem dan Yami kini duduk di atas sofa melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk menunggu makan malam yang akan dihidangkan juga diselingi dengan sedikit pembicaraan ringan…
“…Jadi, gagal dalam 2 kali percobaan—huh?” ucap Yami memulai pembicaraan sambil menujukkan senyuman jahil karena kegagalan yang dialami oleh Atem, kakak kembarnya yang satu ini dalam 1 hari
Atem melirik Yami sambil mendengus—Tapi kemudian menyeringai kecil karena sudah mendapatkan kata-kata untuk melawan ucapan Yami barusan “Setidaknya aku sudah menjalankan rencanaku dibandingkan dengan seseorang yang sampai saat ini masih belum melakukan pergerakan apa-apa…”
Sekarang giliran Yami yang menghela napas sambil menopang dagu “…Entahlah, Aku sudah menunjukan pada Yugi bahwa aku memang menyukainya tapi—Yugi sama sekali belum mengerti apa maksudku…” sahutnya merana—Ooh, penderitaan ini~
“Mana mungkin dia akan mengerti kalau kau hanya memberikan petunjuk yang seperti itu…” ucap Atem memulai sementara Yami memandangnya dengan penuh tanda tanya tentang apa maksud dari ucapannya itu “… Kau tentu saja harus mengatakannya langsung pada Yugi kalau kau ingin dia mengetahuinya…” tambah Atem
Untuk sesaat Yami berpikir sejenak “…Bagaimana kalau dia tidak memiliki perasaan yang sama—“ ucapan Yami terputus
“Yami, dia Hikari-mu… Dia pasti bisa menerimanya… Kau terlalu takut untuk bergerak lebih awal…” sahut Atem
“…Bagaimana denganmu, Apa kau berani mengatakannya pada Laksmi hal yang sama?” ucap Yami
Atem menggeleng “Masalahku denganmu tidak sama Yami—Laksmi masih menutupi semuanya dan mana mungkin aku bisa mengatakannya semudah itu…” sahut Atem
Yami menghela napas “Yah—Sepertinya kita mendapatkan masalah yang sangat sulit untuk diatasi saat ini…” ucapnya memulai kemudian “Ngomong-Ngomong, Aku masih penasaran dengan satu hal sampai saat ini…” tambah Yami sambil menatap Atem
Atem menaikan alis heran menunggu Yami mengatakan sesuatu lagi…
“Kenapa saat itu kau memilih untuk meninggalkan singgasana?—Mahaad sama sekali tidak memberitahuku kemana kau pergi atau apa yang membuatmu pergi meninggalkan Istana… yang aku ingat hanya setelah 3 Minggu aku menjadi Pharaoh, Aku mendapatkan berita kau sudah meninggal jauh sebelum itu… Aku tidak mengerti sampai saat ini…” sahut Yami menatap Atem
Atem yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menatap diam dengan tatapan mata yang sedih—entah kenapa ia tidak bisa melupakan kenangan pahit itu sampai saat ini, meskipun ia sudah melakukan apapun, rasa sakit akibat luka itu masih tetap membekas di hatinya…
“… Aku tidak bisa menceritakannya, Yami—!” ucapnnya terputus
Laksmi datang menghampiri keduanya masih menggunakkan celemek dan rambut yang tadi digerai kini dikuncir kebelakang agar tidak menghalangi waktu memasak, tangannya masih menggenggam spatula… Atem memandanginya dan entah kenapa pandangannya berubah membayangkan bayangan wajah Laksmi di masa lalu dengan ekspresi seperti itu di depannya yang biasanya akan mengatakan…
Apa yang sedang kau lakukan bermalas-malasan seperti ini!—Cepat pergi~ Semua orang sedang membutuhkanmu!!’
Ya—Ucapan yang sering dikatakannya dulu kalau ia melihat dirinya sedang bermalas-malasan duduk dan mengikuti pertemuan di ruang tahta, Tapi sekarang…
“Kalian berdua…” ucap Laksmi memulai perkataannya “Kami berdua sudah memanggil kalian berdua daritadi—sepertinya kalian terlalu sibuk untuk membicarakan sesuatu…” tambahnya lagi
Sebelum keduanya sempat membalas ucapan Laksmi barusan, terdegar suara Yugi di dapur “Laksmii~ Kau lupa mengangkat kroketnya~”
Mendengar hal itu tentunya Laksmi langsung bergegas kembali ke dapur tapi sebelum itu “Makan malam sebentar lagi akan siap jadi kalian juga harus membantu kami menyiapkan meja makan..” ucapnya kemudian kembali berjalan
Atem beranjak dari tempat duduknya dan merentangkan kedua tangannya, well—duduk berdiam diri memang sangat menyiksa… Yami juga ikut beranjak dari sofa sambil melirik kea rah dapur dimana mereka dapat melihat kini Yugi dan Laksmi sedang memasak dan menghidangkan makanan diatas meja.
“Well—Sepertinya kita harus membantu mereka…” ucap Atem
Yami mengangguk setuju kemudian “T—Tunggu! Kau belum menjawab pertanyaanku barusan Atem..”
Atem hanya mengangkat bahu “Kalau saatnya tiba nanti akan kuberitahu semuanya, Yami…”
Yami hanya mendengus pelan “Cih—Aku sudah menunggu 3000 tahun!” gumamnya kesal kemudian mengikuti langkah Atem menuju dapur, sebenarnya ia masih penasaran dengan apa jawaban dari pertanyaannya barusan, Tapia pa mau dikata jika Atem belum ingin menceritakannya padanya…
Makan Malam bersama terkesan sangatlah—awkward!! Kenapa demikian? Mari kita lihat, kini Yugi dan Yami duduk bersebelahan sementara disisi lain Laksmi juga Atem duduk bersebelahan, terkadang tangan Yami dan Yugi saling bersentuhan lantaran mereka berniat untuk mengambil sesuatu diatas meja yang kemudian berakhir dengan rona merah di wajah mereka sedangkan Atem dan Laksmi?—mereka hanya diam seribu kata, walau kadang pandangan mereka saling bertemu ataupun Laksmi yang sengaja memalingkan wajahnya tidak ingin melihat atau berpapasan langsung dengan mata Crymson itu…
“…”
“…Ah! Laksmi, aku baru ingat sesuatu…” ucap Yugi memulai topic pembicaraan dengan suara kecilnya—sudah dipastikan Yugi sedang gugup atau semacamnya
Laksmi memandangi Yugi dengan tangan memegang sumpit yang berisi daging asap yang baru saja ia ambil dari salah satu piring hidangan, dengan menaikan alis heran Laksmi memakan daging tersebut sambil menunggu ucapan selanjutnya dari Yugi
“K—Bagaimana… emm…” Yugi bingung mengatakannya
Yami menaikan alis heran memandangi Yugi “Apa yang ingin kau katakan, Aibou?” tanya Yami penasaran
“I—Itu… Aku hanya ingin meminta…” jawab Yugi sambil berpikir apa yang selanjutnya harus ia katakan tapi kelihatannya Yugi susah untuk melontarkan ucapannya kalau ada Yami yang memandanginya dekat seperti ini
Atem hanya bisa menggelengkan kepala melihat Yami yang masih belum bisa melakukan sesuatu sementara Laksmi hanya menghela napas—ini saatnya ia harus bertindak mengeluarkan Yugi dari situasi awkward seperti ini, kemudian…
“Oh—Yang itu maksudmu, Yugi~” ucap Laksmi sambil mengangguk pura-pura mengerti sambil menatap Yugi dengan tatapan mengatakan katakan-saja-iya
Yugi dengan mata Amethyst berkilat memandangi Laksmi sambil menganggukan kepalanya “He-Eh… I-Iya yang itu…”
Atem menaikan alis heran menatapi Laksmi yang tersenyum lebar memandangi Yugi ingin menebak sebenarnya apa yang kedua wanita ini maksudkan tapi sebelum ia dapat menanyakan hal yang lebih lanjut.
“…Game terbaru di Toko—piip—memang seru yah!” ucap Laksmi ngasal sambil pura-pura tertawa
Yugi tertawa sambil mengangguk “B—benar sekali, Laksmi…”
Alhasil kedua orang—Atem dan Yami—hanya bisa mengagguk saja meyakini bahwa kedua orang yang satu ini—Laksmi dan Yugi—sedang membicarakan tetang Game yang baru saja/pernah mereka temui di suatu Toko, Suasana makan malam saat itu terasa dihidupkan kembali akibat percakapan kecil dari keduanya—Mereka saling tertawa saat mendengarkan cerita yang diceritakan oleh Yugi sewaktu di battle city dan Yami juga hanya bisa tersenyum mendengarkan cerita yang dipaparkan oleh Yugi sambil mengingat kembali kenangannya dulu bersama dengan Yugi.
Selesai makan malam, Laksmi dan Yugi membersihkan piring-piring di atas meja sementara Yami dan Atem—well, sepertinya mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di dalam kamar untuk menyimpan energi di Taman Ria.
~Atem dan Yami~
Memasuki kamar, dengan segera Atem langsung merebahkan dirinya diatas ranjang dengan matanya yang kini tengah memandang langit-langit ruangan—sepertinya saat ini ia sedang memikirkan sesuatu. Sementara dilain pihak, Yami hanya duduk diatas ranjangnya memperhatikan Atem…
“…Menurutmu, Apa yang harus kita lakukan besok…” ucap Atem memulai
Yami hanya mengangkat bahu “Entahlah, Aku sama sekali belum…pernah berkencan dengan Yugi—jadi aku tidak begitu tahu apa yang akan terjadi besok…” balas Yami “…Tapi, mungkin besok aku harus mencoba usahaku sekali lagi pada Yugi…”
“Hmmm… Pemikiran yang bagus, Yami…” gumam Atem
Yami menaikan alis heran “Bagaimana denganmu sendiri—Apa kau juga akan mencobanya pada Laksmi, huh?”
“Entahlah…” jawab Atem “…Cukup sulit dan membutuhkan waktu untuk bisa meyakinkannya saat ini… Aku tidak bisa memaksakan kehendaknya akan suatu hal yang tidak ingin ia percayai itu…” tambah Atem kemudian menambahkan dengan pelan ucapannya “…Lagipula, ini semua adalah salahku…” dan kemudian ia menutup matanya
Yami hanya menaikan alis heran tidak mengerti dan sebelum ia dapat menanyakan hal tersebut, Atem sudah terlelap di dalam tidurnya—Yami mendesah, kenapa saudara kembarnya ini selalu membuatnya penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya?—Apa ada hal yang begitu tersembunyi dibalik semua ini?—Yami menggelengkan kepala kemudian mulai merebahkan diri di ranjangnya sendiri, Well tidak ada gunanya penasaran sekarang—mungkin ia akan mendapat jawabannya suatu saat nanti… Untuk sekarang, ia juga harus menyusun rencana di Taman Ria besok…
I know that you’re hiding things…
Using gentle world to shelter me…
Your words were like a dream…
But dream could never fool me…
Not that easily…
Dreams
Suasana di siang hari dimana Matahari bersinar dengan teriknya menyinari seluruh Mesir membuat suhu udara menjadi panas—Tapi, sinar Matahari itu tidak menerpa Kebun Istana yang sangat luas dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun juga bunga-bunga yang bermekaran bermandikan cahaya dari Sang Surya, tampak sosok seorang gadis yang kini mengenakan pakaian putih sederhana sedang memperhatikan beberapa bunga disekitarnya… di sampingnnya kini berdiri seorang pemuda dengan kulit Tan mengenakan pakaian kebesaran degan jubah berwarna biru memperhatikan gadis itu dengan mata Crymsonnya dengan observatif…
…Kalau begitu pergi saja…’ ucap gadis itu menoleh kearah si pemuda dengan mata Saphire memandangnya ‘Kau harus menghadiri pertemuan itu, pertemuan itu sangat penting untuk kesejahteraan rakyat dan menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan tetangga lainnya—!’
“Aku tidak akan pergi kemanapun—“ ucapan Pemuda itu terputus
Ate… Aku tahu kau masih mencemaskan tentang keadaanku saat ini—tapi aku baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi saat ini, kau tidak bisa melalaikan tugasmu sebagai seorang Raja…’ ucap Laksmi dengan suara lembutnya
Atem hanya memandangnya “Aku sudah memerintahkan Pendeta Kazuko untuk menggantikanku di pertemuan itu—Aku tidak akan meninggalkan Istana ini apapun yang terjadi Little Gem… Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu…”
Laksmi menghela napas kemudian memandang Atem ‘Kau tidak usah mengkhawatirkanku sampai seperti itu Ate… lagipula aku akan baik-baik saja disini, tidak ada hal yang perlu dicemaskan selama kau pergi… Isis akan menjagaku sepanjang waktu dan kau tahu itu…’
Atem memalingkan wajahnya “Aku tahu aku bisa mempercayai Isis menjagamu selama aku pergi…” ucapnya sebelum kemudian memandang Laksmi “Hanya saja, ada sesuatu yang membuat perasaanku tidak enak belakangan ini dan aku tidak ingin membuat kesalahan apapun—Terutama jika itu berkaitan denganmu…”
Aku akan baik-baik saja—!” ucapan Laksmi terputus
“Kenapa kau tetap saja mengatakan bahwa dirimu baik-baik saja, Little Gem!” potong Atem dengan nada penekanan di dalamnya “…Kau selama ini sudah terlibat dengan hal-hal yang berbahaya dan bahkan bisa membunuhmu sekalipun dan kau masih bisa mengatakan kau baik-baik saja! Tidak hanya sekali—tapi tiga kali kau mengalaminya dan kau dengan tenangnya bisa mengatakan padaku untuk diam dan tenang…” Atem memadang Laksmi di depannya dengan tatapan serius “Jika aku pergi, mereka pasti akan mengincarmu lagi Little Gem dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku jika itu sampai terjadi…”
Laksmi menundukkan wajahnya—semilir angin mulai berhembus menerbangkan beberapa kelopak bunga dan dedaunan di pepohonan… ‘Aku… bukanlah seekor burung di dalam sangkar yang selalu dilindungi…’ ucapnya pelan ‘Aku tahu—Keadaanku saat ini masih dalam bahaya, tapi aku juga tidak mau kalau keadaanku yang seperti ini menyusahkan orang lain terutama dirimu Ate—Kau punya tugas penting dibandingkan denganku, Kau tidak harus melindungiku dengan cara seperti ini dengan mengorbankan kewajibanmu sebagai seorang Pharaoh…’ Laksmi mengangkat kembali mukanya menatap mata Crymson itu dan tersenyum kecil ‘Karena itu pergilah… aku akan baik-baik saja disini bersama Isis, kau tidak perlu mengkhawtirkan tentang diriku—Aku akan menunggu kepulanganmu disini..’
“Little Gem—“ sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, Laksmi memotongnya dengan mengecup pelan bibir Atem sesaat kemudian sebelum ia memandangi Atem yang masih menatapnya
Pergilah…’ ucapnya sambil tersenyum
Atem hanya bisa menghela napas panjang sebelum kemudian memeluk Laksmi dengan erat seakan ia tidak ingin pergi darinya kemudian bergumam “Berjanjilah kau akan baik-baik saja sampai aku kembali, Little Gem…” ucapnya sambil menutup mata menghitup aroma Laksmi untuk yang terakhir kalinya sebelum ia pergi meninggalkan Istana.
~Skipped Dreams~
Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!
Suara langkah kaki yang terburu-buru menyusuri lorong Istana yang terlihat sepi dan kelihatan tidak berpenghuni sama sekali—Dengan napas yang tidak beraturan Atem berlarian kesana-kemari menyusuri satu per satu ruangan berharap menemukan seseorang tetapi hasilnya nihil, perasaannya diliputi rasa ketakutan dan juga kepanikan tentang apa yang mungkin terjadi selama ia pergi… Ia baru saja kembali dari Pertemuannya di Kerajaan tetangga bersama dengan Kazuko dan ketika ia kembali—Ia tidak mendapati sosok penjanga satupun di gerbang Istana dan juga tidak ada seorangpun yang terlihat di sekitar Istan begitu juga dengan para budak yang biasanya bekerja…
Pharaoh… Jangan memaksakan diri, lebih baik kita tenang dalam situasi seperti ini…’
“Mana mungkin aku bisa tenang… Tidak ada seorangpun disini, bahkan juga pengawal dna para budak… Sesuatu telah terjadi Kazuko…” ucap Atem kemudian berlari menyusuri lorong di depannya “Kemana mereka semua!” ucapnya frustasi sampai pada akhirnya sesuatu terlintas di pemikirannya membuatnya pemikiran Atem semakin kacau tentang apa yang sebenarnya terjadi—Ia sudah memeriksa semua ruangan kecuali satu, yaitu Ruangannya sendiri…
Apakah Ratu akan baik-baik saja…’ ucap salah seorang perempuan yang adalah dayang-dayang Istana terlihat cemas dan juga sedih kepada sesame temannya
Pendeta Isis pasti bisa menyelamatkan Ratu kan?...’ tanya salah seorang lagi
Kini di depan Ruangan Pharaoh semuanya berkumpul saling bertatapan satu sama lain dengan raut muka sedih seakan telah terjadi sesuatu yang buruk yang telah menimpa Istana, Pendeta Mahaad dan Seth sedang sibuk mengintrogasi kejelasan dari para pengawal yang bertugas sementara para dayang-dayang perempuan yang lain hanya bisa menunggu sambil merapatkan tangan di dada mereka—ada yang berdoa dan ada juga yang hampir terisak sedu..
Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!Tap!
Terdengar suara langkah kaki di ujung lorong yang terlihat sangat gelap itu, baik para pengawal dan juga yang lainnya saling menatap kearah lorong tersebut bertanya-tanya siapakah yang datang kesini..
Pharaoh…’ ucap Mahaad menyadari sosok itu adalah Atem yang sedang berlari menghampiri dengan Kazuko di belakangnya—kini wajah Mahaad bercampur dengan kepanikan yang sangat tinggi
“Apa yang kalian semua lakukan berkumpul disini…” ucap Atem memulai sambil mengatur kembali napasnya saat ia memandangi kumpulan para pengawal dan para dayang-dayang lainnya yang kini menundukan wajah mereka tidak bisa menjawab apapun dai pernyataan sang Pharaoh “…Apa sudah terjadi sesuatu selama aku pergi…” ucap Atem berharap kali ini ia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya
Tetapi tidak—Semuanya hanya terdiam, seakan mereka tidak bisa menjawab pernyataan Pharaoh karena mereka terlalu takut untuk mengatakan yang sejujurnya dihadapan sang Pharaoh sendiri.
“Mahaad—Kau pasti tahu sesuatu kan? Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi… Kenapa semuanya ada disini…” ucap Atem sambil mengguncangkan bahu Mahaad meminta jawaban dari pertanyaannya
Mahaad hanya menggelengkan kepala sambil menghindari tatapan dari sang Pharaoh, tidak bisa menjawab pertanyaannya itu, Atem kemudian yang tidak ingin menyerah meskipun hatinya kali ini sudah diselimuti oleh ketakutan akan apa yang terjadi menghampiri salah satu pengawal..
“…Jawab pertanyaanku—Apa yang sudah terjadi.. Apa ada penyerangan mendadak?” tanya Atem pada pengawal tersebut
Pengawal itu menggelengkan kepalanya “Tidak, Tuanku Pharaoh…” jawabnya nyaris dengan suara yang hampir tidak bisa terdengar sekalipun
“Lalu apa yang terjadi—Jelaskan kepadaku!” ucap Atem pada pengawal itu menuntutnya untuk segera membuka mulut—Semuanya tidak menjawab apa yang ia pertanyakan, Semuanya mengalihkan pandangan saat ia menghampiri salah satu dari mereka, layaknya mereka sedang menghindari sesuatu di hadapannya, sesuatu yag membuatnya semakin ketakutan…
“KENAPA KALIAN TIDAK MENJAWAB PERTANYAANKU!!” ucap Atem kini sudah kehilangan kesabarannya kemudian berjalan menghampiri salah satu Dayang yang hanya bisa menutupi wajahnya “…Kumohon, katakan sesuatu dan jawab pertanyaanku…” ucap Atem
Pharaoh… Tenangkan dulu dirimu—“ ucap Kazuko berusaha menenangkan kepanikan sang Pharaoh tetapi Atem langsung menoleh kepadanya
“Bagaimana aku bisa tenang disaat seperti ini, Kazuko! Sesuatu telah terjadi dan mereka semua—mereka semua sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!” sahutnya sebelum kemudian teringat sesuatu “…Dimana-Dimana Isis?” ucapnya sambil mencari sosok Isis diantara mereka semua “…Dimana Laksmi?—Apa sesuatu telah terjadi padanya… Dimana Laksmi.. Mahaad!!”
Tenangkan dirimu, Pharaoh…’ ucap Seth pada akhirnya sambil menepuk pundak Atem dengan raut muka sedih saat ini ‘Kau akan membutuhkan ketenanganmu itu nanti saat kau ada di dalam…’ ucapnya
“…Apa—Maksudmu…” ucap Atem tidak percaya kemudian sebelum ia sempat mengatakan apapun pintu ruangan terbuka lebar menampilkan sosok Isis yang kini dengan raut muka yang tidak dapat di deskripsikan dengan mata yang berkaca-kaca dan juga bajunya yang kini sudah ternoda dengan noda berwarna merah..
Mahaad… Aku tidak bisa…’ ucapnya terisak ‘Maafkan aku… Ini semua kesalahanku…’ ucapnya lagi
Atem langsung berlari memasuki ruangannya sambil berharap di dalam hati bahwa ini tidak akan terjadi, bahwa ini semua hanya kebohongan belaka dan hanya mimpi buruknya saja—Tapi begitu melihat sosok yang kini terbaring diatas ranjangnya cukup membuat semua harapan Atem hancur seketika membuat ketakutan yang selama ini ia takutkan terjadi dan menjadi kenyataan—Mata Crymsonnya langsung kehilangan cahayanya begitu melihat kini sosok Laksmi yang sedang terbaring tidak berdaya lagi di ranjangnya, matanya terpejam dan tidak menandakan respon apapun di dalamnya…
“Little Gem…” panggilnya
“…” tidak ada respon apapun yang keluar dari bibir yang kini tertutup rapat itu
“…Ini hanya mimpi kan…” ucap Atem pelan menghampiri sosok Laksmi dan berlutut di samping ranjang dimana tangannya menggenggam erat tangan Laksmi yang kini sudah dingin tanpa adanya kehangatan seperti yang dulu pernah ia rasakan “…Bukalah matamu, Little Gem…” ucap Atem lagi “…Katakan padaku ini tidak terjadi…” tambahnya lagi
“…” dan lagi tidak ada respon yang keluar dari Laksmi
“Laksmi… Bukalah matamu… Kau berjanji padaku kau akan baik-baik saja.. Kau hanya tertidur, kan.. Laksmi…” ucap Atem sambil menggeggam erat tangan Laksmi “…Ini hanya bercanda kan, Laksmi… kau akan membuka matamu, kan?…” tambah Atem kini salah satu tangannya membelai pelan wajah Laksmi yang terlihat seperti sedang tertidur dengan tenang namun sentuhan itu tidak berarti apa-apa lagi baginya saat ini karena ia sama sekali tidak membuka matanya
Atem sama sekali tidak ingin mengakui hal ini—hal yang sudah terjadi di depannya, Tapi ia tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi—hatinya serasa hancur seketika begitu ia mengetahui apa yang terjadi tepat di depannya, satu-satunya yang berharga miliknya, satu-satunya harta miliknya dan sesuatu yang begitu special untuknya kini sudah…Tidak! Tidak mungkin terjadi! Atem langsung mendekap tubuh Laksmi dengan erat-seerat mungkin sambil membenamkan wajahnya di bahu Laksmi, membenamkan dirinya dalam kedukaan yang sangat dalam
Pharaoh… Ini semua kesalahanku, aku seharusnya tidak…’ ucap Isis dengan terbata-bata ‘Ini semua tidak akan terjadi kalau saja aku tidak… meninggalkan Ratu sendirian…’
Sudahlah Isis… Ini bukan kesalahanmu, Ini semua kesalahan prajurit penghianat itu…’ ucap Seth
Dreams End
“Hah…Hah…Hah…” dengan tubuh penuh keringat juga napas yang tersengal-sengal Atem terbangun dari tempat tidurnya dan duduk bersandar diatas ranjangnya memandang sekeliling—Mimpi… Mimpi yang sangat mengingatkannya kembali dengan hal yang dulu membuatnya kehilangan dunianya sendiri dan juga penyesalannya…
Atem menyandarkan kepalanya diatas tumpuan lengannya sambil berusaha menenangkan dirinya saat ini—Ia masih bisa mengingat jelas apa yang terjadi sampai saat ini, masih terukir jelas di ingatannya meskipun sudah beribu-ribu tahun terlewati. Ia masih ingat ketika ia menghukum prajurit penghianat itu dengan hukuman terberat yang belum pernah ia jatuhi pada satu orang penjahatpun dimatanya sendiri—Tapi tentunya dengan menghukum prajurit itu tetap tidak bisa menghidupkan Laksmi kembali, karena semuanya sudah terlambat dan tidak akan bisa terulang kembali meskipun ia adalah seorang Pharaoh sekalipun yang memiliki kuasa layaknya seorang Dewa.. Dituntut oleh penyesalannya yang sangat dalam dan juga tuntutan para Dewan Istana yang terus memaksanya untuk segera menikah dengan gadis dari Kerajaan-Kerajaan tetangga membuat Atem melepaskan tahtanya di depan para Dewan Istana yang memandangnya dengan tatapan shock bagaikan tersambar petir saja—Tapi Atem tidak peduli, ia ingin pergi melepaskan diri dari tempat ini dan mengunci dirinya sendiri dan hanya ada satu tempat yang cocok untuknya dalam hal ini, tidak lain adalah menuju Alam Barzah itu sendiri—Memang manusia tidak akan bisa memasuki Alam tersebut sebelum ia mati tapi Atem adalah seorang Pharaoh dan ia bisa membuka pintu Alam Barzah tersebut yang tersegel di Kuil Kuno, Meskipun Anubis sempat memperingatkannya karena ia tidak akan pernah bisa kembali lagi ke dunia, Atem tidak merasa peduli dan tetap memasuki pintu Alam Barzah tersebut berharap ia mengunci semua yang ada dalam dirinya dan juga berharap saudara kembarnya bisa melakukan hal yang lebih baik daripada yang ia lakukan selama memerintah—Tapi sekarang ia sudah kembali… Di Zaman yang baru dimana ia bertemu kembali dengan sosok yang selama ini ia rindukan—Ia tidak ingin membuat kesalahan yang sama lagi… Tidak—Ia ingin mengubahnya…
“Apa yang terjadi, Atem?” tanya Yami yang kini sudah terbangun sambil menguap memandangi Atem saudaranya yang tengah menundukan kepalanya dengan tubuh penuh keringat
“…Tidak ada apa-apa, Yami—Maaf sudah membangukanmu…” ucap Atem pelan seakan ia baik-baik saja
Yami mengerutkan alis “…Kau terlihat seperti baru saja mendapat mimpi buruk atau semacamnya, dan kalau pendengaranku tidak salah kau bahkan sempat berteriak yang aneh di dalam tidurmu itu…” jelas Yami sementara Atem hanya memandang saudara kembarnya itu “Kau tahu, Kau bisa menceritakannya padaku kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik…” usul Yami berharap Atem mau menceritakan apa yang baru saja ia alami tadi
Atem mengambil napas menenangkan dirinya kemudian menatap dengan raut mata sedih memandangi lantai “…Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian, Yami…” ucapnya memulai
“Apa maksudmu, Atem?—Kau? Meninggalkan siapa?” tanya Yami heran
Atem mendesah “Seharusnya aku tidak pergi ke Pertemuan Bodoh itu kalau aku tahu hal itu akan terjadi padanya—Seharusnya aku tinggal di Istana menjaganya, Tapi aku justru pergi dan saat aku kembali… semuanya sudah berakhir, Yami…” jelasnya “…Hal yang selama ini selalu membuatku menyesali kehidupanku, Kenapa disaat itu aku tidak ada bersama dengannya…”
“Maksudmu dengan ‘dia’ itu Laksmi—Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian berdua?” tanya Yami
“Laksmi… Dibunuh oleh seorang prajurit yang ternyata adalah seorang penghianat dari Kerajaan lain… dia ingin menuntut balas dendam Putri Kerajaan itu karena aku menolak cintanya…” sahut Atem “Katakan padaku Yami, Apa yang akan kau lakukan kalau kau membuat kesalahan sampai membuat Yugi kehilangan nyawanya…”
Yami berpikir sejenak “…Aku tidak akan pernah bisa memafkan diriku sendiri… dan berharap aku tidak ada lagi di Dunia ini…” jawabnya kemudian menyadari sesuatu “J-Jangan-Jangan…”
Atem hanya berdeham “Well—Sepertinya saudara kembar memang memiliki pemikiran yang sama…” gumamnya
“Jadi… Itu yang menyebabkanmu melepas tahta dan pegi begitu saja?” tanya Yami memastikan dengan mata terbelalak tidak percaya kepada Atem
“Hmmm…” gumam Atem sambil mengangguk mengiyakan “Sekarang semua pertanyaanmu sudah terjawab, bukan itu yang ingin kau tanyakan padaku Yami…”
“Yah—Dan aku baru mengetahui kalau saudara kembarku memang memiliki nyali yang nekad..” cerocosnya
~Laksmi and Yugi~
Saat ini Laksmi dan Yugi sedang duduk di sofa sambil menonton TV walaupun mereka saat ini tidak memperhatikan film yang ditampilkan di layar TV di depan mereka, keduanya saling tenggelam di pemikirannya masing-masing sampai beberapa menit berlalu dengan keheningan yang sama…
“Jadi—Apa kau sudah mengatakannya pada Yami, Yugi?” tanya Laksmi tiba-tiba
Yugi hanya menggeleng “Entahlah, Laksmi—Aku pikir, Yami tidak mungkin mencintaiku… Lagipula, untuk apa dia mencintai gadis sepertiku?” sahut Yugi putus asa
Laksmi hanya menggeleng, RA—Kenapa susah sekali membantu sepupu dan juga Yami-nya ini untuk saling bisa mengerti perasaan satu sama lain? Bahkan dengan melihat saja orang-orang pasti tahu mereka adalah pasangan yang sama-sama mencintai satu sama lain, Hello—Apa mereka memerlukan suatu dorongan untuk mulai bergerak atau—ARGH! Okay, ini terlalu mengkalkulasikan hal yang sangat rumit hingga tak berujung kemana mereka akan membawa jalan keluar permasalahan hal ini..
“Yugi, Sepupuku—Dengar…” ucap Laksmi sambil berdeham “…Apa yang membuatmu berpikir, Yami tidak mungkin mencintaimu?—Okay, jangan di jawab dulu pertanyaan tadi… Mungkin aku tidak terlalu tahu banyak soal ini atau itu dan sebagainya diantara kalian berdua dan…Emm, Melihat raut wajah Yami dan juga kau saat kalian bersama, aku yakin Yami juga menyukaimu Yugi… dia sangat peduli dan menyanyangimu dan sebagainya melebihi yang lain—Jadi saranku adalah, untuk apa kau ragu lagi.. Make.A.Move!!
Mungkin kata-kata itu lebih cocok untuk Master sendiri saat ini dibandingkan untuk Yugi…’ ucap Cyber Blader tiba-tiba
Heh—Kisahku masih lebih rumit dibandingkan dengan Yugi…’ sahut Laksmi sambil menghela napas
Memangnya apa yang selama ini masih Master pikirkan?—Apa ada sesuatu yang masih mengganggu pikiran Master tentang semua hal ini?’ tanya Cyber Blader
Aku hanya berpikir—Waktu sudah lama sekali berubah saat ini Cyber Blader dan aku… bukan aku yang dulu lagi… bukan aku yang sama di masa lalu pada saat itu—Tapi, aku juga tidak bisa berbohong kan, kalau aku tidak menyukai Ate?... dan lagi, Aku rasa Ate masih menyukai diriku di masa lalu, bukan aku yang sekarang dan saat ini di depannya…’
Kurasa Master salah mengartikan—Pharaoh tetap akan mencintai Master apapun yang terjadi, kupikir disaat seperti ini hati Master-lah yang sedang di bimbangkan oleh bayang-bayang masa lalu…’
‘…Mungkin juga benar… Haah—berikan aku waktu berpikir lagi Cyber Blader, pertama-tama aku harus menyelesaikan masalah sepupuku ini…’
‘Baiklah, Jika itu kemauan Master sendiri…’
“…Laksmi?” panggil Yugi dengan raut muka heran dan sedikit cemas di dalamnya memandangi Laksmi dengan mata Amethyst-nya itu
Laksmi tersentak dalam lamunannya kemudian menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil agar Yugi tidak terlalu cemas akan dirinya “Maaf… Err—Sedang memikirkan sesuatu, Kau tadi bilang apa, Yugi?”
Yugi hanya menghela napas “Akhir-Akhir ini setelah mendengar semua penjelasan tentang Millenium Item dan semacamnya itu—Kau bertingkah sedikit aneh Laksmi, terlebih lagi sewatu di Museum…” jelas Yugi “Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Yugi lagi
“Ah—Masa? Aku baik-baik saja kok Yugi, tidak ada yang perlu dikhwatirkan… semuanya baik-baik saja…” ucap Laksmi mengelak
Yugi menaikan alis heran “Hemph—Waktu di Mansion Kaiba juga seperti itu, Aku juga masih bingung apa yang sebenarnya dimaksud oleh Bakura waktu itu…” gumam Yugi
“Hahaha~ Kau terlalu serius memikirkannya Yugi…” sahut Laksmi mengelak demi kebaikan dirinya
“Tapi akhir-akhir ini kau terlihat aneh Laksmi… Kau terlihat seperti menghindari sesuatu—Apa waktu di Museum itu terjadi sesuatu padamu Laksmi? Atau, Aapa ada sesuatu yang sedang mengganggumu Laksmi? Kau bisa menceritakannya padaku…”
“…” Laksmi menatap Yugi yang menatapnya dengan mata Amethyst yang meminta penjelasan lebih mengenai sesuatu yang masih mengganjal di pikirannya, kemudian Laksmi menghela napas pelan, ia masih tidak bisa memberitahu Yugi hal yang sebenarnya karena mungkin saja Yami bisa mengetahuinya dari Yugi kemudian mengatakan “…Aku hanya sedang terjebak di ikatan masa laluku saat ini…” ucapnya kemudian beranjak berdiri “Tapi suatu saat nanti aku akan menyelesaikannya, jadi tidak usah dipikirkan lagi dan selebihnya, lebih baik kita tidur karena besok kita tidak mau terlambat kan?”
“…Ikatan Masa Lalu?” ulang Yugi tidak mengerti
Laksmi berjalan menaiki tangga menuju ke kamar sambil memandangi Yugi yang masih ada di bawah berusaha memikirkan sesuatu dan kemudian menghela napas “…Akan kuceritakan saat waktunya tiba Yugi…” gumam Laksmi “ Untuk sekarang, aku harus menyelesaikan masalahku dan kau juga punya masalahmu sendiri yang harus diselesaikan..”
“Laksmi! Tunggu aku!”
~Next Morning~
Living Room, Game Shop
“Yami… Kau yakin kita pergi menggunakan pakaian aneh ini?” ucap Atem memandangi pakaian yang dikenakannya saat ini yang berupa kaos abu-abu tanpa motif denga tambahan jaket berlengan pendek berwana biru tua yang kelihatan menambah aksen cool dengan celana tight-pants yang berwarna sama dengan kaos abu-abu yang dipakainya dengan tambahan ikat pinggang berwarna coklat mengkilap.
Yami hanya berdeham “Aku membacanya di buku saat pergi berkencan biasanya seorang pria harus berpenampilan luar biasa di hadapan seorang gadis yang diajaknya…” sahut Yami yang mengenakan kaos berwarna putih dengan jaket warna merah marun dan celana tight-pants berwarna hitam dengan beberapa motif mengkilap di sisi celana tersebut.
Atem mengerutkan alisnya “Ini bukan penampilan yang bagus ditambah lagi ini penampilan yang memalukan, Yami!” protes Atem kemudian menggelengkan kepalanya
“Kau masih belum mengerti Mode disini, Kak…” sahut Yami sambil berdecak menepuk bahu kakak kembarya itu
Kemudian sebuah suara menghampiri keduanya, yang tidak lain adalah Yugi yang berpakaian sederhana yaitu dress  yang kelihatan simple berwarna biru muda sebatas pahanya dengan mengenakan celana selutut berwarna putih membuat kesannya semaki cute ditambah dengan kini rambutnya yang diikat dua menggunakan pita biru.
“Pagi~” sapa Yugi ceria dengan sedikit rona muka mencoba untuk menahan malu “Kalian sudah lama menunggu ya?” tanyanya lagi
Yami hanya bisa diam seribu kata melihat pemandangan bidadari jatuh di depannya—Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku, Eaaa~ Kau bidadari jatuh dari surga mencuri hatiku, Eaa—Plak!
Yugi mengangkat alis heran melihat raut muka Yami yang diam tanpa kata melihatnya “Err… Yami?” ucapnya memanggil Yami namun ia sama sekali tidak bergeming sekalipun
Atem hanya menggeleng saja sebelum dia menepuk bahu Yami membuatnya kembali tersadar dari lamunannya—benar-benar pasangan yang Love Struck!! Kemudian…
“YUGI!!” seru seseorang diatas tangga yag ternyata adalah Laksmi kini tengah memakai pakaian yang girly yaitu kemeja putih dengan sedikit renda manis dan juga pita di depannya ditambah dengan rok pendek berwarna ungu mengenakan sepatu boots panjang berwarna hitam, ia langsung menuruni tangga dengan raut wajah kesal “Yugi, Kau yang menyembunyikan baju-baju yang sudah kusiapkan dengan pakaian aneh ini kan..” tambah Laksmi sambil menunjukan gaun pendek ala Gothic-Lolita berwarna hitam dengan garis-garis merah menawan dan oranmen bunga mawar sebagai penghiasnya
Yugi hanya terseyum kecil “Kupikir itu akan terlihat manis denganmu Laksmi…err, disbanding baju yang sebelumnya…” jawab Yugi mundur beberapa langkah kebelakang “Kau terlihat manis sekarang…” tambah Yugi menyakinkan kemudian melirik Yami dan Atem “Benarkan?..”
Yami hanya bisa mengangguk saja menyetujui ucapan Yugi kemudian melirik Atem saudaranya yang kini gantian terdiam memandangi Laksmi dari atas sampai bawah, kalau Yami dengan backsound si Coboy Junior sedangkan Atem dengan backsoundoOoh OoOh~ Uptown Girl.. She’s my Uptown Girl… My Uptown Girl~, dengan perlakuan yang sama Yami menyenggol bahu Atem membuatya tersadar kembali ke dunia nyata sebelum tenggelam lebih jauh lagi.
“…Terlihat sangat cocok denganmu, Laksmi…” ucap Atem kemudian sambil menatap mata Saphire gadis itu
Laksmi hanya bisa mengerjapkan matanya mendengar pujian tersebut sebelum kemudian tersadar kembali dari pemikirannya dan memalingkan mukanya—Sepertinya kalau dia tidak bisa menahan dirinya untuk terlea kedalam kata-kata pujian tersebut mungkin saja Yami atau Yugi akan menatapnya dengan pandangan observatif. “…Begitu, Jam berapa sekarang Yugi?” tanya Laksmi
Yugi meraih jam tangannya “Emm… 10.45, Malik dan Ryou bilang kita harus menunggu di Stasiun kereta jam 11 nanti…”
Laksmi mengagguk “Kalau begitu kita punya 15 menit untuk ke Stasiun dan sebaiknya kita cepat pergi sebelum terlambat…” sahut Laksmi kemudian melangkah keluar
“Tunggu aku, Laksmi…” ucap Yugi menyusul dari belakang
Sementara di belakang kedua gadis itu mengekor Atem dan Yami yang sama-sama menghela napas—sepertinya hari ini aka menjadi hari yang sangat berat untuk bisa mewujudkan rencana mereka seperti yang sudah direncanakan, ditambah lagi bagaimana sang Pharaoh sendiri dapat menyakinkan Laksmi pada saat ini juga tentang siapa dirinya…
~Stasiun~
“… Kenapa kita harus naik kendaraan umum redahan seperti ini…” dengus Seto sebal sambil menyilangkan tangan menatap tidak suka pada Stasiun tempatnya berada saat ini
“Memangnya kau punya ide lain kesana, moneybag…” sahut Joey
Seto memutar bola mata bosan “Yah—Kita bisa naik Helicopter pribadiku atau Jet pribadi atau lebih bagus lagi dibandingka dengan kendaraan umum yang rendahan dan dipenuhi orang-orang aneh di dalamnya…” jelas Seto
Joey menjulurkan lidahnya “Diamlah—Kau sudah berjanji akan menuruti perkataanku hari ini jadi tidak ada kata membantah kantung uang…”
Dan dimulailah kembali pertengkaran diantara keduanya tentang Kendaraan yang akan digunakan untuk pergi ke Taman Hiburan dengan Joey yang memilih Kereta lebih baik sementara Seto yang lebih memilih menaiki Pesawat Terbang kelas Atas jauh lebih baik dari pilihan Joey—Author heran, Readers juga heran kenapa Jadian ataupun ngaknya pasangan ini mereka masih saja selalu bertengkar adu mulut.
Kita berbalik ke sisi lain meninggalkan pasangan yang sedang adu debat ini ke pasangan yang lainnya.
“Kenapa kita harus mengenakan pakaian yang aneh ini, Ryou…” geram Bakura melihat baju yang ia gunakan saat ini berwarna putih dengan tulisan ‘KITTEN MATE’ di tengahnya kepada Ryou yang tampak juga mengenakan baju dengan model yang sama tapi menampilkan tulisan yang berbeda yakni ‘KITTY LOVE
Marik langsung menyahuti ucapan Bakura “Karena pakaian ini sangat manis dan juga lembut… setidaknya itu yang dikatakan Hikari-Hime..” ucapnya saat ini tengah mengenakan pakaian berlengan panjang berwarna coklat tua dengan gambar beruang imut ditengahnya dan bertuliskan ‘FATHER BEAR’ lengkap menggunakan jaket berwarna coklat muda dengan hoodie menyerupai beruang yang imut (Author: *ngebayangi Marik make beginian* ohok-ohok… *ketawa guling-guling* Readers: OAO” *shock mendadak*)
Bakura menyipitkan matanya melihat Marik “Setidaknya pakaianku tidak lebih buruk dengan pakaian Idiot yang satu ini…” sahutnya
“Apa maksudmu, Bakuraa~ Pakaian ini justru kelihatan imut!!” protes Malik yang kini menggunakan pakaian berlengan panjang putih dengan gambar beruang juga tulisan yang hampir menyamai dengan Marik ‘MOTHER BEAR’ juga mengenakan jacket yang sama seperti Marik namun berwarna putih, Malik menggandeng tangan Marik “Lagipula Marik sama sekali tidak protes sepertimu dan juga aku suka pakaian yang imut ini… benarkan Marik~”
Marik dengan muka yang merona hanya bisa mengangguk saja menyetujui apa perkataan Malik-Himenya itu—Padahal biasanya ia akan membantai siapa saja yang menyuruhnya memakai sesuatu yang konyol, tapi berhubung ini untuk Hime tercinta miliknya, well—Marik tentunya luluh dan menuruti ucapan Malik.
Ryou memandangi Bakura yang daritadi terus saja menggumam hal-hal yang tidak bisa diperkirakan, sepertinya ia kelihatan cemburu dengan apa yang menimpa Marik saat ini yang bermesraan bersama Hikarinya yang satu itu sementara ia belum bisa melakukan gerakan apapun kepada Ryou—Tapi di mata Ryou justru Bakura terlihat begitu kesal karena ia dipaksa untuk mengenakan pakaian yang aneh saat ini kemudian..
“Kura… Apa kau marah?” tanya Ryou hati-hati pada Yami-nya ini
Bakura melirik Ryou “Apa maksudmu, Ry—“ tanyanya menaikan alis
“Err… Karena… Karena aku menyuruhmu menggunakan baju itu…” jawab Ryou sambil memainkan tangannya sedikit ragu Hinata mode on, deh “..Apa kau marah, Kura?”
“Che—Siapa yang bilang aku marah mengenakan ‘pakaian’ ini Ry…” sahut Bakura mengelak
Ryou terseyum lega mendengarnya “Begitu, Syukurlah… Aku pikir kau tidak menyukainya Kura…”
Bakura sedikit merona melihat senyum Ryou kemudian buru-buru memalingkan wajahnya dan menjawab “Y—Ya… Pakaian ini lumayan ‘keren’ kalau dipikir-pikir…”
Dan inilah pasangan yang sedang LOVESTRUCK pada hari ini (Bakura: APA MAKSUDNYA TUH!!; Marik: u__u Emang bener sih maksud dia kita Lovestruck; Bakura: -.-“ u dukung pihak yang mana sih Idiot!; Marik: (~’o’)~ Pihak siapaaa yaaa? *lebay mode*; Bakura: *facepalm* -o-“ kenapa w punya Mitra criminal Idiot kayak u sih!)
Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!
“Maaf menunggu lama, Semuanyaa…” ucap Yugi yang baru saja datang bersamaan dengan Laksmi juga Atem dan Yami tepat dibelakang mereka
“Akhirnya kau datang juga, Yugi~” ucap Joey langsung merangkul Yugi dengan senang “Kami sudah menunggumu lamaaa~ sekalii~..” tambahnya
“Laksmi pakaianmu terlihat imut—cocok sekalii…” puji Malik
Laksmi hanya bisa tersenyum kecil saja sambil melihat penampilan Marik dan juga Malik yang sudah sangat seperti Pasangan Kekasi yang—yang, begitulah sedangkan di sisi lain ada juga Bakura dan Ryou yang sama-sama mengenakan baju pasangan yang terkesan simple tapi imut di sampingnya dengan Bakura yang masih memalingkan wajahnya tidak mau orang-orang melihat semburat merah di mukanya—ternyata bukan hanya Yugi saja ataupun Yami yang memiliki permasalahan yang sama rupanya…
Seto berdeham “Bisa kita berangkat sekarang… Aku sudah tidak mau lagi ada di tempat seperti ini untuk menit selanjutnya…” ucapnya sambil menyilangkan tangan dengan ekspresi datar
“Jangan pikirkan si moneybag itu… dia kalah taruhan kemarin malam jadi dia harus menuruti semua kemauanku hari ini…” ucap Joey memulai sambil mengibaskan tangannya
Yami menaikan alis heran “Kalah dalam taruhan?—Tidak seperti kau yang biasanya Seto..” ucap Yami sedikit mengejek Seto Kaiba
“Yea—Tidak menyangkan si Kaiba ini dikalahkan oleh si puppy yang satu itu…” sahut Bakura menyetujui
“…Kemana perginya Seto Kaiba si Manusia berhati Baja itu…” sambung Marik
“… Sepertinya Seto juga punya kelemahan melawan seorang wanita…” tambah Atem
TWITCH!!!
“DIAM!!” seu Seto Kaiba yang sudah kehabisan kesabaran mendengar ucapan yang dilontarkan 4 orang ini dihadapannya yang sudah seenaknya menghina dirinya ini di depan public seperti ini
Joey tidak mengubris melainkan hanya bersenandung ria saja kemudian “Sekalian, Kita akan memainkan sebuah ‘Game’ di Taman Hiburan nanti…”
Yami, Marik, Bakura dan Atem yang sama-sama tentunya tidak ingin ketinggalan dengan sesuatu yang berkaitan dengan Game atau tantangan langsung menatap Joey dengan tatapan agar gadis itu segera melanjutkan pernyataannya barusan.
“Game?” ucap Laksmi menaikan alis
Joey mengangguk kemudian memberikan masing-masing baik Yami, Bakura, Marik dan Atem sebuah kertas tebal yang entah apa isinya—Semuanya tampak menaikan sebelah alis tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Game yang berisi kalian harus melakukan hal-hal yang sudah tertulis dalam buku tantangan—barang siapa yang bisa menaklukan banyak sekali tantangan di dalam buku itu dia yang menang!” ucap Joey bersemangat
Seto hanya mendengus “…Permainan yang konyol…” gumamnya tidak tertarik
Joey mengembungkan pipi sebal “Diam sedikit moneybag!... dan Oh, ya kalian tentunya juga harus melakukannya secara berpasangan…”
Bakura berdecak “Memangnya apa yang akan kami dapat untuk melakukan Tantangan aneh ini?” ucapnya tidak berminat
Joey berpikir sejenak sebelum kemudian “Hadiahnya adalah—Sesuatu yang special yang akan diberikan oleh sponsor Kaiba Corpotation…”
“Apa maksudmu, Joey!” protes Seto tidak terima nama perusahaan miliknya dijadikan barang taruhan di dalam game
“BAIKLAH!!” seru Bakura dan Marik bersamaan “Hehehe… mungkin aku bisa menghancurkan Kaiba Corp setelah kepemilikannya ada di tanganku…” gumam Bakura licik
Seto menatap tajam Bakura “Langkahi dulu mayatku, Pencuri Makam!” tantangnya
Malik hanya bertepuk tangan semangat “Ini akan jadi kencan yang menyenangkan!!” ucapnya semangat
Laksmi hanya mendengus “… atau sebaliknya, Hari terburuk dalam sejarah hidupku…” gumamnya pelan
Semuanya kemudian memasuki Kereta yang sudah tiba di stasiun karena mereka tidak ingin lagi ketinggalan kereta dan harus menunggu dalam waktu yang lama, suasana di dalam kereta cukup ramai sehingga ada sebagian orang yang tidak mendapat duduk di kursi penumpanya yang mengakibatkan mereka harus berdiri, dan inilah yang keadaan Laksmi sekarang yang harus berdiri sambil berpegangan pada besi disamping pintu kereta dengan Atem disampingnya sementara yang lain—hanya dapat terlihat Bakura yang sedang berdiri dengan Ryou yang duduk di bangku penumpang disampingnya sementara Marik dan Malik duduk dengan nyaman di kursi penumpang mendapat pandangan dari beberapa orang akibat pakaian mereka yang berkesan terlalu menarik perhatian, sedangkan Seto dan Joey juga Yami dan Yugi entah dimana mereka tidak dapat dipastikan.
Cepatlah sampai… Mana mungkin aku bisa berdiri di tempat seperti ini dengan… dengan Atem disini sepanjang perjalanan!’ runtuk Laksmi dalam hati
“….”
“….”
Suasana hening diantara keduanya…Antara Laksmi yang tetap menjaga jarak diantara keduanya dan Atem yang hanya bisa memperhatikan sekelilingnya sepertinya masih belum terbiasa dan ini merupakan pengalaman pertamanya menaiki kereta api—well, of course.. Tentunya Dewi Fortuna barusan melewati area kejadian dan membawakan keberuntungan untuk sang Pharaoh itu sendiri, tentunya Kereta aka berhenti di stasiun berikutnya untuk menurunkan penumpang ataupun mengangkut lagi penumpang yang menyebabkan Kereta berhenti sementara menyebabkan terjadinya gaya gravitasi dari arah yang berlawanan (-__- secara ilmu Fisika sih begitu-PLAK!! Ini Fic bukan PR Fisika!) yang pada akhirnya membuat para penumpang sedikit agak tertarik ke arah yang berlainan akibat gaya rem Kereta, Laksmi yang sejak beberapa menit yang lalu melepaskan pegangannya pada besi penyangga kereta langsung kehilangan keseimbangan dan…
Grab!!—Piip!!
Sebelum sempat terjatuh, sesuatu menahan tubuh Laksmi agar tetap berdiri dengan kini kepala Laksmi sedikit berdekatan dengan sesuatu yang hangat dan ia dapat mendengar suara nafas dari telinga, juga mata Crymson yang menatapinya—w-WAIT!!
“Kau tidak apa-apa, Laksmi?..” tanya Atem menatap kini Laksmi yang hanya bisa menatapnya balik dengan mata Saphire miliknya yang kini melebar karena kaget atau entah apa itu..
Pandangan Laksmi semakin lama semakin berubah entah karena apa itu ia juga tidak mengerti apa yang terjadi—sesaat setelah ia menatap mata Crymson itu, seluruh pemandangannya berubah… Atem yang ada di hadapannya bukan Atem yang berada di kereta bersamanya melainkan digantikan oleh Atem yang kini dengan pakaian Pharaohnya, menatapnya dengan tatapan yang biasa ia berikan kepadanya seperti biasa dengan mulutnya yang terbuka mengucapkan sesuatu kepadanya…
Little Gem…’
“Laksmi….”
Laksmi perlahan mengerjapkan matanya memandangi kini Atem di depannya masih merangkulnya dekat dengannya, dan mereka masih ada di kereta api yang kini sudah kembali berjalan mengangkut beberapa penumpang membuat suasana di dalam kereta tersebut menjadi penuh.
Apa yang baru saja aku lihat tadi…’ gumam Laksmi di dalam hatinya
“…Kau baik-baik saja, Laksmi?” tanya Atem sekali lagi menaikan alis heran
Laksmi hanya menghela napas sebelum kemudian membenarkan posisinya, tapi akan sangat susah karena kini keduanya berada di tempat yang penuh sesak seperti ini sehingga sepertinya Laksmi harus betah untuk tetap berada disamping Atem dalam jarak yang sedekat ini sambil meruntuki bunyi detak jantungnya yang begitu berisik di dalam hati.
“Aku baik-baik saja, Terima kasih…” jawabnya singkat dan jelas tidak ingin menatap Atem sehingga ia berpaling
Atem hanya menghela napas ‘Kenapa kau selalu merahasiakan semua yang kau rasakan, Little Gem… Aku ingin kau setidaknya menceritakannya kepadaku apa yang terjadi…’ pikir Atem menatap Laksmi
Dilain pihak Laksmi hanya bisa menutup matanya sambil menghela napas ‘Aku tidak tahu harus mengatakan apa di depan mata itu… Hal yang sebenarnya kurasakan… Tapi keraguanku… Aku-Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan… Ate, kenapa kau membuatku jadi seperti ini?’
~Taman Hiburan~
Kini kelima pasangan kita sudah memasuki Area Taman Hiburan yang terletak di daerah pusat Tokyo di tengah-tengah distrik Komersial di Ibukota yang padat ini dengan luas area yang cukup bisa dibandingkan dengan luasnya Mansion Kaiba, berbagai hiburan dan juga wahana tersedia disini jiga berbagai Loket untuk para pasangan-pasangan berfoto-foto dengan mesranya mengenakan baju pasangan, membawa gulali kapas dan sebagainya.
“Jadi—Kita akan mulai Game-nya dari sini…” ucap Joey memulai “Tidak boleh curang ataupun berpisah dengan pasangan masing-masing, juga minta sticker yang disediakan di berbagai macam wahana dan Oh,ya! Kita bertemu lagi di tempat yang sama Sore nanti~” ucapnya kemudian berlarian kesana kemari dengan ceria sambil bersorak Yuhuuu! Yuhhuuu! Dengan Seto mengekor dibelakang sambil menggelengkan kepalanya.
Sementara keempat pasangan yang ditinggalkan…
“Memangnya apa yang ditulis dibuku itu?” tanya Malik penasaran kemudian mengambil buku yang dipegang oleh Marik dan membacanya
Laksmi dan Yugi hanya bisa mengangkat alis heran sebelum pada akhirnya juga ikut melihat buku bersama dengan Marik, sementara Ryou melihat buku berdua bersama dengan Bakura—kemajuan juga nih, Bakura!!
Tantangan 1. Masuk ke Rumah Hantu D’Hospital Doomed selama lebih dari 1 jam…” baca ketiganya kompak
“RUMAH HANTU!!” ucap Malik semangat beda halnya dengan Laksmi yang sama sekali tidak bersemangat mendengarnya, sementara Yugi hanya menatap ngeri Tantangan 1 itu..”
“Ada yang tahu dimana Rumah Hantu yang akan kita tuju?” tanya Marik
Yami hanya menggeleng kemudian membuka buku yang dipegangnya dan megeluarkan sebuah kertas selebaran persegi panjang berwarna merah “Hemm… Menurut peta yang diberikan Joey, seharusnya ada di sebelah barat Taman Hiburan…”
Ryou hanya menatap Bakura “Kita harus pergi kesana, Kura?” tanyanya
Bakura mengangguk mantap sambil memberikan seringaian khas miliknya “Che, Tentu saja kita akan kesana Ry, permainan ini pasti akan dimenangkan olehku!” ucapnya kemudian
“Aibou, Bagaimana denganmu?” tanya Yami melihat reaksi Yugi yang gugup itu di depannya
“Err… Aku tidak terlalu suka Rumah Hantu, Yami…” jawab Yugi jujur
Yami mengangguk mengerti, Ia memang mengetahui Yugi memang sangat takut dengan hal-hal yang berbau seram seperti ini kemudian tersenyum lembut “Tidak apa, lagipula kita masih punya sesuatu yang lain untuk dicoba…” sahutnya mendapat senyuman balasan dari Yugi sebelum kemudian keduanya pergi menuju tempat lain melakukan tantangan yang lain
“Laksmi, kau juga akan ikut kan?” ucap Malik sambil menyenggol bahu Laksmi
Laksmi hanya berdeham sambil melirik Tantangan tersebut kemudian melirik Atem di sampingnya sepertinya sedang menimbang buruk ataupun baiknya keadaan.
“…Apa kau juga takut kesana, Laksmi~” goda Malik sekali lagi
“…Aku tidak takut!!” sahut Laksmi sedikit emosi dirinya dijuluki si penakut “Baiklah aku juga ikut!” tambahnya lagi pada Malik padahal dalam hatinya ia berteriak ‘NOO!! Bukan itu yang seharusnya ku katakan!! Bodoh! Bodoh!!~’
“Baiklah kalau begituu~ Lets GOO~!!” seru Malik semangat sambil menarik lengan Marik menuju Rumah Hantu
~Yami & Yugi~
Sementara itu dilain pihak, Apa yang kini sedang di lakukan oleh Yami dan Yugi saat ini?—Mari kita intip sekilas… Saat ini Yami sedang bermain permainan di suatu wahana yaitu melempar bola mengenai salah satu hadiah yang dipajang rapi di rak di depannya. Tampaknya ia sedang mengincar sesuatu yang dikira bagus untuk diberikan kepada Yugi, disampingnya banyak sekali pasangan-pasangan yang mencoba untuk mendapatkan satu saja hadiah tersebut tapi mereka selalu gagal dan di lain pihak, si pemilik wahana tampak tersenyum puas karena tidak ada satupun dari para pelanggannya berhasil menaklukan permainan miliknya dan merebut hadiah-hadiah taruhannya itu—Bukan namanya King of Games kalau Yami tidak bisa mengalahkan Game ini kan?
“Aibou—Menurutmu, hadiah mana yang terlihat menarik?” tanya Yami pada Yugi sambil menggenggam bola di tangannya
Yugi melihat benda-benda yang dipajang di rak tersebut sebeluk kemudian “Boneka Keroro itu terlihat manis ya, Yami… emm, Memangnya ada apa?” jawab Yugi sambil menunjuk Boneka Sergant Keroro si kodok warna hijau yang terlihat begitu menggemaskan
Yami hanya tersenyum puas, dia sudah mendapatkan targetnya jadi ia tinggal mencari cara untuk mendapatkan targetnya tersebut “Hemm… Aku hanya berpikir untuk mendapatkan boneka itu untukmu, Aibou…” jawabnya
Yugi blushing “K—Kalau tidak bisa tidak usah di paksakan, Yami…” jawab Yugi takut kalau Yami akan terus, terus dan terus mencoba permainan ini sampai ia bisa memenangkan hadiah yang ia mau..
“Tenang dan Lihat saja, Aibou…” ucap Yami menganjurkan sebelum kemudian mulai melemparkan bola yang ia pegang dengan sekuat tenaga
~Seto & Joey~
Mari kita lihat pasangan yang lainnya—Saat ini, Seto dan Joey sedang melakukan tantangan yang ke-21 dari buku Tantangan dan apakah itu?
“Manisnyaaa…” puji Joey sambil mengelus-elus bulu seekor bayi beruang berwarna hitam kecoklatan itu dengan saying
Dilain pihak Seto hanya bisa mendengus kesal sambil bertopang dagu “Bisa kita pergi dan keluar dari tempat aneh yang seperti sampah ini, Joey!” ucapnya sedikit kesal memandangi sekitarnya yang dipenuhi oleh hewan-hewan menjijikan yang pernah ada—err, sebenarnya dimana kau sekarang Seto?
“Jangan mengeluh Seto, Peraturannya adalah untuk bisa berteman akrab dengan para binatang imut ini di tempat penitipan selama 1 jam dan kau masih belum mendapat teman binatangmu…” sahut Joey sambil menimang-nimang anak beruang itu dengan manja
“…Cih, seharusnya aku tidak setuju dengan perihal game bodoh itu… tempat penitipan hewan bodoh dengan hewan-hewan yang bodoh dan terlihat idiot, untuk apa aku mendekatkan diri dengan mereka yang terlalu idiot itu..” ucap Seto mendumel sendirian dan sepertinya ucapan Seto yang seperti itu membuat salah satu hewan sedikit naik darah yang tidak lain adalah seekor kambing gunung jantang berwarna putih yang berdiri agak jauh di depan CEO itu sambil mendengus kesal dan menghentakan kakinya berniat menyeruduk Seto Kaiba dengan tanduk miliknya
Joey yang melihat itu hanya bisa “O—Ow!, moneybag sepertinya kau mendapat saingan baru bermain..” ucapnya
“Huh?...” Seto bergumam sebelum melihat kedepan menyadari kambing itu kini sedang berlari menyongsong dirinya “Oh! Shit!!” gerutu Seto sebelum kemudian beranjak berdiri sebelum terlambat kemudian berlari menyelamatkan diri dari serangan si Kambing ganas itu (Kambing: Mbeeee! Mbeeee!! *SIAPA YG U BILANG IDIOT!! SINI U GUE SERUDUK!!*, Seto: -.- WHAT THE FUCK!! KAMBING IDIOT!!, Kambing: MBEE!! *NANTANGIN GUE U!!*, Seto: -.-“ Hewan idiot tetep aja idiot, Kambing: MBEEEE!! MBEEE!! *GUE JADIIN KESET BARU TAHU RASA U!!*, Author: *ngakak* BWAAHAHHAHAHA~ Jangan meremehkan KAUM KAMBING!! BWAHAHAHAHA~)
~Ghost House~
Selamat datang di Ghost House D’Hospital Doomed~” ucap salah satu penjaga wahana yang memakai riasan mengerikan yaitu hantu wanita yang diliputi dengan gaun compang-camping dan mengenkan hiasan gunting yang ditancap di kepalanya dengan wajahnya yang sudah dilapisi riasan warna merah dan mengerikan
Laksmi hanya memandang ngeri wanita tersebut tapi mencoba untuk menjadi orang yang tegar, padahal dalam dirinya ia sudah tidak kuat lagi untuk tidak berteriak kemudian lari dari tempat ini sekarang juga—Tapi… tentunya ia tidak mau harga dirinya terjatuh kan?
“Wah! Ini baru cirri-ciri rumah hantu yang menyenangkan!” ucap Malik antusias menggandeng tangan Marik “Tiga tiket pasangan untuk kami semua, ya~”
Si Penjaga wahana mengangguk kemudian memberikan masing-masing tiket yang diambil oleh Atem, Marik dan Bakura sebagai perwakilan karena Laksmi tentunya tidak mau berkontak langsung dengan penjaga yang berdandan mengerikan ini sedangkan Ryou pasti akan pingsan kalau melihat penjaga itu dari dekat dan kalau Malik, hemm.. mungkin ke-Antusiasannya akan mengajak penjaga itu untuk berpose bersama di photo booth terdekat nanti.
Sebelum memasuki ke dalam Rumah Hantu, Kami perlu mengetahui Area mana yang akan kalian hendaki untuk di masuki karena Rumah Hantu ini dibagi dalam 2 Kategori, ‘Umum’ dan ‘Keluarga’…” sahut si Penjaga menerangkan
Atem menaikan alisnya “…Memangnya apa perbedaan dari kedua kategori itu?” tanyanya heran dan sama sekali tidak mengerti apa itu Rumah Hantu sebenarnya—Jelaslah, masuk aja belum pernah sama sekali!
Si penjaga tersenyum mengerikan yang tentunya membuat Laksmi tidak suka senyuman mengerikan yang ia tampilkan itu “Well—Kalian akan tahu perbedaannya jika memasuki salah satunya~” jawabnya
“Emm… Bagaimana kalau kami ber-enam memilih Area Keluarga saja?” usul Laksmi yang merasa lebih baik berenam seperti ini daripada mereka harus terpisah di Area yang berbeda yang tentunya tidak menguntungkan sama sekali
Si Penjaga menggeleng “Maaf sekali, Untuk Area Keluarga hanya bisa dimasuki maksimal 4 orang peserta saja kalau dalam Grup… Salah satu dari anda harus berpisah dan memilih Area Umum…
Bakura hanya mendengus “Jadi… Siapa yang berminat memasuki Area Umum?” ucapnya
Marik mengangkat bahu “Mungkin kita biarkan Hikari yang menentukan?”
“E—Erm… Ma—Malik, kita masuk Area Keluarga saja, ya…” ucap Ryou sedikit ketakutan “Aku tidak mau… se—sendirian di Area Umum…”
Malik hanya menggaruk kepala “Emm… Bagaimana yah? Aku lebih suka di Area Umum~”
Laksmi langsung menyerobot “Bagaimana kalau akau dan Ryou saja yang di Arena Keluarga~, Dengan begitu kau juga bisa ke Arena Umum kan?” usul Laksmi tidak mau di Arena Umum berdua bersama Atem yang akan sama saja dengan menjadi sesuatu yang buruk nantinya.
Malik bertopang dagu kemudian “Hemm… Meskipun sulit tapi aku tidak mau sendirian di Arena Umum—Jadi Laksmi, kau dan Atem di Arena Umum saja ya…” jawab Malik dengan senyuman polos
MATILAH AKU~’ jeri Laksmi di dalam hati
~Gate of Ghost House~
JRENG!! JENG! JENG! JENG! JENG!!~ Syuuuuusshhhhhhh~ Syusssshhhhh~
Kali ini Laksmi dan Atem sudah berdiri di depan pintu masuk Rumah Hantu Area Umum sementara Bakura dan juga Marik sedang mengantri di depan pintu masuk karena kebanyakan para pengunjung jauh lebih memilih Area Keluarga dibandingkan Umum yang membuat Area Umum sangat sedikit antriannya dan berita buruk untuk Laksmi, karena mereka tidak mengantri seperti yang diseberang melainkan langsung memasuki tempat gelap dengan suara-suara jeritan mengerikan di dalamnya.
Silahkan memasuki Rumah Hantu~” ucap si penjaga wahana yang berbeda dari yang tadi mereka lihat kepada Laksmi dan Atem juga pengunjung yang lainnya
Laksmi menelan ludah melihat di depannya ruangan yang gelap itu tidak menyadari bahwa pasangan-pasagan lainnya sudah duluan melewati mereka, tampak terlihat Atem mengamati ekspresi Laksmi saat itu.
“Laksmi…” ucap Atem memanggil gadis itu
Laksmi tersentak dari ketidaksadarannya kemudian melirik sekilas Atem sebelum memalingkan wajahnya dengan angkuh
“…Apa kau takut?” tanya Atem sekali lagi
Laksmi mendengus sambil berkacak pinggang “Siapa yang bilang aku takut!” ucapnya keras kepala sebelum kemudian berjalan memasuki pintu diikuti Atem yang hanya bisa menghela napas saja mengikuti di belakang.
~Yami & Yugi~
“..Boneka ini sudah cukup bagus, Yami…” ucap Yugi sambil memeluk boneka berbentuk Domba dengan bulu lembut kini di dekapannya sambil tersenyum kepada Yami yang memandang boneka itu dengan pandangan yang tidak dapat di deskripsikan.
Padahal ia berniat mendapatkan boneka Keroro itu untuk Aibou-nya, Namun karena takdir mengatakan yang sebaliknya—Bukan Boneka Keroro yag di dapat tapi malah Boneka Domba yang Yami dapatkan, Tentunya Yami yang tidak mau menyerah terus dan terus mencoba dan mencoba namun tidak berhasil mendapatkan Boneka Keroro itu melainkan ia mendapatkan hadiah-hadiah yang justru bermutu paling tinggi daripada Boneka Hijau tersebut yang membuat seluruh pengunjung dan juga si penjaga tercengang melihat kini game miliknya berhasil ditaklukan lebih dari satu kali oleh orang yang sama, Untungnya juga Yugi langsung menghentikan aksi Yami dengan mengatakan Boneka Domba ini sudah cukup bagus untuk dirinya dan sekarang, inilah keduanya sedang berjalan-jalan menyusuri di Taman Hiburan mencari permainan lainnya.
“Ah! Yami!” ucap Yugi dengan nada penuh antusias tanpa di sengaja merangkul tangan Yami membuatnya tanpa sepengetahuan Yugi blushing sesaat
“A—Aibou?”
Yugi menunjuk sesuatu dengan jemarinya itu, Yami mengikuti kemana arah jemari into tertuju yang ternyata mengarah ke sebuah Wahana Dunia Cermin yang sagat luas.
“Bagaimana kalau kita mencoba wahana itu?” usul Yugi
Yami mengangguk setuju sebelum kemudian merangkul tubuh Yugi mendekat dengan dirinya dan berjalan menuju wahana tersebut—Kencan kali ini berjalan mulus kagak, Yami?
~Seto & Joey~
Bagaimana dengan keadaan Seto kali ini yah?—Let’s CEKIDOT semuanyaa~ Setelah berlarian cukup jauh kesana-kemari menghindari serangan yang dilancarkan oleh sang Kambing itu kepada dirinya, akhirnya kini Seto terbaring dengan cukup lelah diatas rerumputan dengan luka disana-sini akibat sedikit tergores oleh tanduk Kambing itu.
“Dasar Kambing! Tunggu dan lihat saja pembalasanku nanti!” gerutu Seto memandangi Kambing itu dengan tatapan maut mengatakan bahwa dalam 5 menit lagi ia ingin melihat Kambing itu sudah tersaji dlaam ukuran daging yang kecil-kecil diatas meja makan sebagai hidangan
Sementara di lain pihak, Joey menikmati waktunya bermain-main dengan hewan binatang lainnya meninggalkan kini Seto Kaiba yang masih terbaring lemas di atas rerumputan, sepertinya tempat ini merupakan Surga untuk Joey namun dilain pihak merupakan NERAKA bagi Seorang Seto Kaiba.
“BISA KITA PERGI DARI SINI JOEY!!” seru Seto kemudian
~Others~
Mari kita lihat bagaimana perkembangan kencan yang lainnya di tempat yang kini berbeda…
Bakura & Ryou with Marik & Malik
Memasuki ke dalam Rumah Hantu Area Keluarga, tampak ruangan yang kosong melompong dengan hanya disinari oleh lampu yang sudah sedikit korslet—efek untuk membawa kesan seram dalam suasana rumah hantu, Ryou berjalan perlahan mengamati sekitarnya dengan muka ketakutan sementara Bakura berjalan acuh tak acuh merasa tidak ada hal yang bagus yag bisa diperhatikan—sementara itu Marik dan Malik justru menikmati waktu mereka sambil melihat kesisi ruangan yang saat itu justru diwarnai dengan cat merah kental layaknya darah pada aslinya.
“…Tidak ada yang menarik justru di sini…” sahut Bakura menggerutu kesal karena tidak mendapatkan tantangan yang menyenangkan dari dugaannya
Ryou yang tampak lega meghela napas kemudian maju beberapa langkah di depan “Syukurlah kalau begitu… Kita tidak perlu khawa—!” ucapan Ryou terputus seketika dengan muka yang memutih pucat karena ketakutan
“Ry—?...” panggil Bakura menaikan alis
Marik hanya memandangi Ryou yang berdiri di depan kemudian membuka mulut “Apa orang yang berjalan di depan kita itu termasuk kedalam kejutan yang disediakan Rumah Hantu ini, Hime?” tanyanya sambil menunjuk sosok yang baru saja keluar dari pintu yaitu seorang gadis cantik dengan pakaian kerja.
Malik mengerutkan dahi “Aku tidak tahu ada hantu yang berpakaian layaknya seorang pegawai di dalam Rumah Hantu…” komentar Malik
Sosok itu berbalik ke hadapan mereka—bukan seorang pegawai wanita melainkan, seorang wanita yang merupakan pasien penyiksaan yang ada di rumah sakit ini, dengan muka yang sudah di make-up putih pucat dan darah yang keluar dari sebelah matanya yang melotot tajam—tangannya yang kini dipenuhi luka sayatan dan tubuhnya yang memiliki lubang besar di perutnya yang dibuat layaknya sebuah daging yang masih segar yang baru saja dikuliti.
1…
2…
3…
“GYAAAAAA~” seru Ryou histeris
“KEREENNNNN~” seru Malik dengan bangganya sambil jingkrak-jingkrakan di tempat miliknya (a/n: Author bingung, Readers bingung—Marilah kita jatuh bersama~)
Setelah konstan berteriak histeris untuk beberapa saat, Ryou akhirnya pingsan dalam 1 kali serangan di rumah Hantu—Untung saja Bakura langsung dengan cepat menopang tubuhnya sebelum kemudian menggendongnya keluar dari Area dengan menggerutu kesal sambil mendorong sosok wanita yang sudah membuat Hikarinya ketakutan itu selama di perjalanan—bisa diperkirakan Bakura hanya melintasi para pegawai dengan kostum seram itu tanpa takut sedikitpun membuat para pekerjanya hanya ber-sweatdropped ria saja karena baru kali ini mendapat pengunjung seperti yang satu ini, sementara Marik dan Malik…
“Lihat Marik!! Ini… Namanya Fredy! Dia katanya Hantu yang menyerang seseorang melalui mimpinya tapi dilain pihak diajuga takut dengan Api… seperti di film koleksiku..” terang Malik dengan cekatan sambil menunjuk seseorang disampingnya “Bagaimana, mengerikan bukan?”
Marik hanya menggeleng sebagai jawaban “Kau tahu, Hime—lebih menyeramkan kalau kau melihat seseorang…” ucap Marik melihat tatapan pegawai yang memakai kostum Fredy itu dengan tujuan membuatnya takut “…Yang membunuh lebih dari 20 penjaga Istana dengan tangan kosong merobek-robek perut mereka kemudian dengan santainya ia menjilati tangannya sendiri yang sudah dinodai oleh dara pengawal itu layakya menjilat sebuah makanan lezat…” tambah Marik kemudian
1…
2…
3…
Si Pemakai Kostum Fredy itu memandang pucat Marik yang hanya memandangnya balik dengan tatapan physicopat yang dimilikinya sama seperti waktu di Mesir Kuno, bulu kuduknya merinding disco melihat isyarat yang dikataka Marik melalui tatapan matanya itu seakan mengatakan ‘Aku-Juga-Ingin-Mencobanya-Pada-Seseorang’
“Oh, ya—Hemm… lebih menyeramkan dan sadis daripada disini ya?” ucap Malik mengomentari kemudian mengeluarkan Kamera dari tasnya “Ayo, Marik-Kun… Kita berfoto-foto~” ajaknya
Alhasil, Kedua pasangan ini juga tidak menjerit ketakutan dan justru—JUSTRU para Kru yang dibut ketakutan mendengar setiap ocehan Marik, mereka justru mengatakan dalam hati kenapa gadis-sepolos Malik bisa mengencani seorang dengan muka physco yang mengerikan itu. Marik dan Malik menghabiskan waktu mereka 2 jam lebih di Rumah Hantu—hanya untuk bernarsis-narsis ria dengan para Kru yang berpakaian seram di dalam sana.
“TUHAN!! JANGAN SAMPAI ADA PENGUNJUNG SEPERTI MEREKA LAGI KESINI~” seru salah seorang Kru Pria yang mengenakan Kostu Vampire sambil bersujut di depan pintu keluar setelah Marik dan Malik pergi meninggalkan Rumah Hantu tersebut menuju tempat yang lain
“Mereka dua pasangan aneh yang pernah aku lihat dari semuanya…” tambah seorang Kru Wanita yang ber-facepalm disampingnya menggunakan kostum putih biasa dalam film The Possesion
Atem & Laksmi
Aku tidak takut… Aku tidak takut… ini hanya tempat biasa… Tempat biasa dan tidak mengerikan… Tidak… mengerikan sama sekali…’ ucap Laksmi berulang-ulang di kepalanya sambil berjalan menyusuri ruangan yang sedikit lebih gelap dibandingkan Ruangan Area Keluarga dengan Atem masih berada di sampingnya tidak mengucapkan komentar sedikitpun dan malah sedang mengobservasi tempat disekelilingnya saat ini
Mereka kini berheti di ruangan dengan berbagai pilihan pintu di depan mereka—Laksmi hanya memandangi sekitar yang sepi dan hanya bisa mendapati beberapa pengunjung yang sibuk dengan urusan PDKT mereka sendiri, Sejauh ini ia masih belum melihat apapun yang menyeramkan dan itu berita bagus untuk Laksmi sendiri yang mulai merasa sudah sedikit menjadi pemberani.
“Ha! Tidak ada Hantu~” ucapnya dengan nada sedikit lega membuka salah satu pintu disamping kirinya “…Berarti tidak ada yang pelu di khawatirkan…” tambahnya kemudian memandang lurus kedepan
Ting… Ning… Trang… Tang… Ting…
Ruangan yang di desain sebegitunya menyerupai ruangan suatu Rumah yang kini sudah terbengkalai dengan sebuah Piano tua yang ada di depan mata Laksmi dengan seorang gadis berkuncir dua sedang memainka tuts… tuts Piano di depannya sesuai dengan tanda nada di kertasnya.
Atem hanya berdiri dibelakang Laksmi mengamati pemandangan itu dengan alis terangkat tidak mengerti—Well, Pharaoh sepertinya kau akan dibuat mengerti untuk beberapa saat lagi tentang definisi dari Rumah Hantu ini yang tentunya akan membawamu pada suatu keberuntungan dalam hidup…
Hiks… Hiks… Pianoku Rusak… hiks… hiks…” isak gadis kecil itu—Err, bukan sekedar terisak, tapi isakannya itu terkesan untuk menakut-nakuti dan sukses membuat bulu kuduk Laksmi merinding seketika “Hiks… siapa yang bisa membetulkan pianoku… Apa Kakak bisa membetulkannya?” ucap Gadis itu menaikan wajahnya memandang Laksmi yang sudah pucat pasi berhadapan dengan make up gadis itu yang berkesan terlalu REAL untuk sekedar make-up Hantu biasa.
Gadis itu beranjak dari kursinya memandang Laksmi dengan muka innoncent yang justru terlihat sangat menakutkan daripada manis, “Kakak…” panggilnya
1…
2…
3…
“GAAAAHHH!!!” seru Laksmi langsung berlari tidak tentu arah meninggalkan Atem yang hanya bisa keheranan melihat sosok anak kecil itu sebelum kemudian berlari mengejar Laksmi
GAAAAHHH~ LARII—LARIII!! AKU HARUS KELUAR DARI SINI!!’ jerit Laksmi berlari sekencang mungkin mencoba mencari jalan keluar
“Laksmi!!” panggil Atem berlarian dibelakangnya berusaha mengejar langkah lari gadis itu
Kriiiieeettt~ Tak… Tak… Tak…
Suara Aneh bermunculan di depan Laksmi, di depan lorong gelap di hadapannya saat ini dimana ia juga bisa mendengar suara tapak kaki kecil dan suara gemerincing sesuatu benda—dan pandangan mata Saphire itu terbelalak ketakutan melihat apa yang berdiri di depannya sekarang, seorang wanita dengan pakaian merah yang sudah compang-camping dengan kulit putih pucat dan mata merah yang menatapnya dengan tatapan menakutkan.
Apakah kau bisa memberitahuku letak makamku?...” tanyanya dengan suara yang sayu
“Laksmi!” ucap Atem yang kini bisa menyusul sambil menepuk bahu Laksmi
1…
3…
“GYAAAA!!” lagi-lagi Laksmi instan langsung berteriak kali ini sambil memeluk lengan Atem ketakutan dengan tubuh yang hampir gemetaran saking takutnya (a/n: Author yang membaca naskah saat ini tertawa guling-guling melihat adegan ini begitu puasnya melihat penderitaan Oc~, Author: BWAAHHAHAHAHA~ Rasakan kau OC~ bwahahahhaha)
Atem hanya bisa memandangi Laksmi di sampingnya dan sosok wanita berpakaian merah itu di depannya—dalam hati ia tersenyum puas, sepertinya Rumah Hantu ini memberikannya sesuatu yang sama sekali belum bisa ia dapatkan dari Laksmi sampai saat ini juga.
“Lebih baik kita lewat jalan lain saja, Little Gem…” ucap Atem sedikit menenangkan Laksmi kemudian berbalik arah meninggalkan wanita tersebut yang hanya bisa berkacak pinggang saja
“Cih—Pasangan Muda! Selalu saja seperti itu…” komentarnya sambil kemudian menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke pos tempatnya berada untuk menakuti pegunjung berikutnya
Kini Atem dan Laksmi berjalan melintasi lorong selanjutnya dengan Laksmi masih memeluk tangannya masih dengan ketakutannya melihat sesuatu yang berbau seram dan sebagainya. Terlihat kini Atem tampak sedikit bingung mencari jalan keluar karena pasalnya ia sama sekali tidak tahu arah ataupun denah tempat ini berada sampai pada akhirnya…
Kembalikan Bonekaku… Kau harus mengembalikan kaki dan tangannya…” ucap seorang anak kecil bertopi manis dengan pakaian berwarna putig berenda berkuncir 2 dengan membawa Boneka tanpa tangan dan juga kaki
“Kh…” Laksmi semakin mengencangkan rangkulannya pada lengan Atem sambil mencoba menahan suaranya melihat sosok gadis itu yang 11:12 menyeramkan dengan aslinya
Atem yang pada dasarnya tidak tahu ataupun tidak menakuti apa-apa justru menghampiri gadis kecil tersebut kemudian “…Apa kau tahu dimana letak pintu keluarnya?” tanyanya begitu saja
Si gadis kecil itu memandang Atem dengan tatapan tidak percaya “Eh…?” ucapnya kali ini dengan raut muka yang diluar aktingnya
“Aku tidak tahu kemana arah pintu keluarnya… Apa kau tahu dimana arahnya?” tanya Atem sekali lagi pada gadis kecil itu
Gadis itu menunjuk pintu yang ada di belakangnya “Melewati pintu itu kemudian belok ke Kiri untuk jalan pintas ke pintu keluar…” jawabnya memberitahu
Atem mengangguuk mengerti kemudian menepuk kepala gadis itu pelan sambil tersenyum “…Terima Kasih…” ucapnya sebelum kemudian berlalu meninggalkan gadis itu yang hanya bisa terpana saja melihat senyuman indah yang diberikan Atem kepadanya meninggalkan fakta ia sudah keluar dari batas acting yang ia lakukan disini.
Atem dan Laksmi berjalan menyusuri jalan yang ditunjukan oleh gadis bertopi barusan, Laksmi masih menggandeng tangan Atem mengikutinya sementara Atem melihat sekitar mencari pintu keluar Rumah Hantu yang sepertinya sulit untuk ditemukan lantaran ruangan yang gelap dan juga cahaya penerangan yang kurang bagus. Atem bahkan tidak menyadari ada seseorang yang mengikuti langkah keduanya dari belakang.
Laksmi mulai bisa bernapas lega merasa semuanya akan segera berakhir begitu mereka keluar dari Area ini tapi… (Author: SAYANG SEKALI OC! GUE MASIH BELUM PUAS NYIKSA U!!, Bakura: -A- CEPET KEMBALIIN KE DATE W SAMA RY!, Marik: GUE SAMA HIME DULU!!)
Kalian mau kemana… Hihihihi… Kalian menemaniku saja disini… Hihihihi…” ucap suara yang ada di belakang punggung Laksmi
Atem sama sekali tidak mengubris dan sibuk dengan kesibukannya mencari pintu keluar sementara Laksmi dengan instan menoleh kebelakang menatapi wajah menyeramkan yang sudah berada paling tidak 5cm dekat dengan wajahnya sendiri—sosok wanita berambut hitam, Err… liat cover film Ju-On/ The Grudge aja untuk pendeskripsiannya.
Sosok itu tersenyum kepada wajah Laksmi yang tampak sudah memucat lebih pucat dari yang barusan kemudian…
1…
Dan…
“WUAAAAA!!” Laksmi instan langsung berlari menerobos kedepan meninggalkan Atem yang hanya bisa melirik sekilas sosok yang menyebabkan reaksi Laksmi yang diluar dugaan kemudian berlari kembali menyusul Laksmi yang sudah diperkirakan berhasil menemukan pintu keluar dan menyerbu keluar Rumah Hantu
~Seto & Joey~
Apa yang dilakuakn pasangan yang satu ini ya? Let’s CEKIDOT—saat ini, Joey juga Seto sedang bermain permainan yang dilakukan oleh Yami barusan di tempat yang sama.
“Ayo~ moneybag~ aku mau Boneka REBD itu~” ucap Joey menyemagati Seto sambil menunjuk Boneka Red Eyes Black Dragon mini yang tepajang di sudut kiri rak
“Diamlah Joey, Aku sedang konsentrasi disini!” gerutu Seto sambil berusaha melempar bola ditangannya tapi meleset gara-gara teriakan Joey yang menyemangatinya justru membuatnya bukannya konsentrasi malah membawanya ke pemikiran yang lain!
“BHUU~ melesett~…” ejek Joey
Seto hanya berkedut kesal sebelum akhirnya mencoba lagi dan meleset lagi—GARA-GARA JOEY!! (a/n: -___- Atuh bukannya gara-gara dikau sendiri yang ngak tahan godaaan Seto? Ckckck… Nyalahin orang lain aja nih…)
NEXT ONE~
~Yami & Yugi~
Sepertinya keduanya kini sudah selesai dari Wahana Rumah Kaca dan saat ini sedang duduk di Café yang terletak di samping Danau yang indah dimana dapat terlihat perahu-perahu dengan para pasangan yang ada disana sepertinya juga sedang menikmati waktu kencan mereka.
Yami hanya mendengus pelan merasa iri dengan nasib beruntung pasangan tersebut dibandingkan dengannya—Mungkin yang dikatakan Atem memang benar, Ia tidak akan bisa maju jika hanya mengandalkan sesuatu yang sama setiap harinya, Ia harus mengungkapkan perasaannya sekarang pada Yugi jika ia ingin mengetahui perasaan yang sebenarnya juga dirasakan Yugi terhadapnya tapi…
“Emm… Yami, kau ingin pesan apa?” tanya Yugi sambil membaca menu yang ada ditangannya
Yami hanya melihat sekilas daftar menu tersebut “Hemm… Mungkin secangkir Capuchino dan Kue…” jawabnya
Yugi mengangguk “Uh-Oh… Kalau begitu aku juga akan pesan…” ucapnya
Dan pada akhirnya juga keduanya duduk disana, bercakap-cakap sambil menikmati makanan yang tersaji dan melewati waktu bersama dengan Yami yang terlalu terbawa suasana sehingga lupa dengan apa tujuannya untuk datang kemari dengan Yugi (a/n: QAQ kisah cinta u berdua kenapa ngak maju-maju sih?, Yami: -.-“ YANG AUTHOR KAN U!!)
~Other’s~
(a/n: Okeh!!—Author udah capek banget gonta-ganti scene TKP dari tadi muter kesana dan balik lagi kesini terus ke ujung dan balik lagi kesini, ENOUGH!! Bakar kalori sih bersyukur Author ini—Kita bahas main pairing saja kali ini, clear? Tentunya dengan si Baka OC on the line)
TIDAK!! JAUHKAN ITU DARIKU!!...’ seru Laksmi yang kini sudah kabur dari Rumah Hantu dan berlari entah kemana tidak menentu ataupun memperhatikan apa yang ada disekitarnya
Master… Master… sadarlah!’ ucap Cyber Blader ‘Master… sadarlah, Master hanay ketakutan… semuanya sudah berakhir…’
‘Cyber Blader?...’ gumam Laksmi berhenti melangkah kemudian melihat sekitarnya, baru menyadari dirinya kini sudah berada di luar Rumah Hantu dan entah dimana ia sekarang berada ia sendiri juga tidak mengetahuinya karena yang bisa ia lihat hanya Café-Café kecil dan juga penjual Balon keliling yang membagikan Balon gratis kepada orang-orang yang melintas saat itu ‘Sejak kapan aku ada disini?...’ ucap Laksmi lagi sambil berpangku tangan
Saat Master ketakutan, Master langsung berlari tidak tentu arah sehingga pada akhirnya Master berada disini saat ini…’ jelas Cyber Blader
Laksmi hanya mengangguk “Sepertinya aku harus menjauhi untuk tidak masuk ke Rumah Hantu lagi untuk yang kedua kalinya…” ucap Laksmi melanjutkan langkahnya berharap ia bisa mengingat rute ia berlari hingga kesini tadi
Apa sebaiknya kita kembali, Master… Mungkin saat ini Pharaoh sedang mencari anda sekarang…’
‘Err—Bicara memang mudah Cyber Blader, sayangnya aku tidak tahu dimana kita saat ini dan mungkin kita tersesat?...’ jawab Laksmi ‘Mungkin aku bisa mencari tahu denah Taman Bermain di sumber informasi terdekat—Kalau aku tahu bagaimana cara kita sampai disana…’
Baiklah, kalau begitu Master…’
Laksmi berjalan dan berjalan melihat kesana kemari mencari tempat yang ia rasa pernah ia lewati tapi sangat sulit kalau kau berlarian seperti tadi dan tidak memikirkan apapu dikepalamu, yang ia ingat hanya, Hantu dan berlari ke tempat aman sesegera mungkin… Laksmi mendengus kesal sebelum kemudian ia mendapati sosok yang ia kenal sedikit agak jauh di depannya…
“Heh—Bukankah itu Bakura dan Ryou? Mereka sudah keluar dari Rumah Hantu?” ucap Laksmi memperhatikan dari kejauhan “…Apa aku harus bertanya pada mereka?—Err, tidak-tidak—Untuk apa aku bertanya dan merusak Acara mereka saat ini…” tambah Laksmi menggeleng kepala sebelum kemudian “…Lebih baik aku mengikuti mereka saja…” ucapnya kemudian mulai mengendap-endap di belakang keduanya memata-matai mereka
Atem’s Side
“Laksmi…” ucap Atem sambil berjalan menyusuri jalanan setapak yang dipenuhi oleh orang-orang berusaha mencari sosok Laksmi diantara banyaknya orang-orang yang melintas selama ia berjalan
Ia sama sekali belum bisa menemukan Laksmi sejauh ia mencari gadis itu, Ia tidak tahu dimana saat ini Laksmi berada setelah berlari dengan begitu cepatnya dari Rumah Hantu tadi. Seharusnya tadi, ia menggenggam tangan Laksmi sebelum ia berlari dan tentunya sekarag kejadiannya tidak jadi seperti ini, memang benar-benar bodoh.
Atem menghela napas sambil menggelengkan kepalanya “Dimana kau sekarang, Little Gem…” gumamnya sambil berlari tidak peduli dengan keadaannya yang masih terlalu lelah menyuri tempat-tempat yang ia lewati guna mencari sosok Laksmi diantaranya
Kejadian seperti ini—Seperti kejadian di mimpinya malam itu dan tentunya Atem tidak mau kalau sesuatu terjadi pada Laksmi saat ini juga, Karena ia akan sangat menyalahkan dirinya sendiri jika sesuatu terjadi pada Laksmi. Tidak, Ia harus bisa menemukan Laksmi—Melihat apakah ia masih baik-baik saja dan tidak terluka sedikitpun, Mimpi itu hanya masa lalu saja yang datang untuk menakutinya dna seharusnya ia tidak perlu menakuti hal sepele semacam itu, Tapi… Membayangkan hal yang sama akan terjadi untuk kedua kalinya, adalah sesuatu yang lebih dari satu Mimpi Buruk untuk Atem sendiri.
Bakura & Ryou Date
Bakura dan Ryou saat ini sedang menyusuri sisi lain dari Taman Bermain dengan tentunya Ryou yang sudah tersadar kembali setelah pingsan di Rumah Hantu barusan.
“…Um, Kura…” ucap Ryou memulai “…S-Soal di Rumah Hantu tadi—Aku minta maaf…” lanjut Ryou
“Hmm?” gumam Bakura menaikan alis “Untuk apa kau meminta maaf—Ry? Kau tidak melakukan kesalaha apa-apa…” sahutnya
“Tidak—Seharusnya aku tidak pingsan waktu itu, aku tidak bisa menahan rasa takutku… Aku memang lemah ya…” ucap Ryou sedikit merendah “…Aku hanya bisa membuat orang lain susah…” tambahnya lagi
Jauh di samping mereka dimana Laksmi bersembunyi di sebuah wahana permainan kecil, Laksmi menaikan alis mendengar percakapan diantara keduanya.
“Setidaknya aku tidak pingsan di Rumah Hantu…” gumam Laksmi mensyukuri satu hal dalam hidupnya yang tidak ia lakukan dan dapat membuatnya malu seumur hidup kemudian memperhatikan kedua pasangan itu “…Aku heran, Keduanya sama saja seperti Yami dan Yugi—kapan mereka akan maju kalau seperti ini saja…” lanjutnya
Aku rasa Master salah…’ ucap Cyber Blader
Laksmi berdeham ‘Benarkah?... Apa yang salah dari ucapanku barusan Cyber Blader’
‘Bakura itu juga dikenal sebagai Raja Perampok di Mesir Kuno dulu—Ia sama sekali tidak pernah bertele-tele dalam segala hal, Apa yang ia ingin lakukan ia lakukan tanpa memikirkan pendapat orang lain—Ia mengatakan apa yang ia suka dan tidak peduli orang lain menyukainya atu tidak… Mungkin Bakura tidak seperti Pangeran, dan mungkin saja ia bisa mengatakan hal sebenarnya pada Ryou jika ia mengkehendakinya…’
‘Penjelasan yang bagus—Jadi itu alasannya dia bisa mengingat siapa aku sebenarnya sewaktu di Mansion Kaiba… Mungkin kita akan tahu nanti…’
“Kau ini bicara apa, Ry—Siapa yang bilang kau hanya bisa membuat orang lain susah..” sahut Bakura “…Hikari, kau terlalu merendahkan dirimu dengan sesuatu hal yang konyol…” tambahnya lagi
Ryou menoleh Bakura mendengar ucapan barusan “B—Bakura?”
Bakura memalingkan wajahnya tidak mau Ryou melihat wajahnya yang sedang blushing saat ini sambil berusaha untuk memberanikan diri—Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan segalanya? Mana mungkin kan, seorang sepertinya mau menyia-nyiakan kesempatan yang hanya datang satu kali ini dalam hidup kan?
“RYOU!!—“ sahut Bakura dengan suara yang lantang kemudian menepuk bahu gadis mungil itu sambil menatapnya dengan intens, Ryou hanya bisa terpaku karena terkejut dengan sedikit semburat merah menghiasi pipinya “…A—Ada… Ssesuatu yang harus ku katakan padamu…”
“K—Kura?..”
Di balik persembunyiaannya, Laksmi hanya bisa ber-‘oh’ ria saja menyetujui apa yang dikatakan Cyber Blader memang benar apa adanya, dibandingkan dengan Yami-yang-takut menanggung resiko dengan Yugi, Bakura justru langsung memilih start awal yang bagus dan tidak mempedulikan apa yang terjadi selanjutnya asalkan tujuannya bisa terlaksana—Tapi… Bukankah menyatakan cinta di tempat yang agak ramai seperti ini kurang etis untuk dilihat?
“Aku punya ide…” gumam Laksmi sambil beranjak berdiri dari tempatnya
Apa yang akan Master lakukan?’ tanya Cyber Blader di sisi Laksmi
Laksmi tersenyum bangga begitu dirinya kini berhasil memborong begitu banya balon berwarna-warni dari seorang penjual Balon terdekat ‘Sesuatu yang bisa menambah suasana suatu pertunjukan… Aku namakan eksostism…’ jawab Laksmi sambil mengikat beberapa Balon tersebut menjadi satu menyerupai bentuk hati sebelum kemudian kembali lagi sedikit agak jauh dan selanjutnya ia melepaskan balon-balon tersebut yang langsung terbang menyeruak
“…Aku—Menyukaimu, Hikari!” ucap Bakura dengan lancar meskipun sedang dalam kesulitan dan krisis kata kepada Ryou yang hanya bisa tercengang mendengarnya “Aku tahu selama ini aku sudah menyusahkanmu dengan berbagai cara dank au selalu bisa memaafkannya dengan mudah apapun yang terjadi—Aku sudah membuatmu hampir terlukan tapi kau masih tetap mempercayaiku, Hikari… Aku harap kau mengerti…”
1…
2…
3…
Ryou tersenyum pada akhirnya sambil menunjuk langit-langit dan di sekitar mereka dimana banyak sekali balon-balon yang berterbangan kesana dan kemari juga balon berbentuk Hati besar yang sudah melayang ditengah-tengah dengan mengangkat sepucuk surat dengan tulisan besar-besar ‘I LOVE U TOO’ di dalamnya.
“…Aku mengerti, Kura—Aku juga selama ini, menyukaimu Kura…” ucap Ryou kecil
“Benarkah itu, Ry—Setelah semua yang dulu pernah aku lakukan padamu?” tanya Bakura tidak percaya dengan ucapan Ryou
Ryou mengangguk malu “…Lagipula, meskipun kau selalu bersikap kasar padaku—Aku tahu sebenarnya kau peduli padaku Kura dan juga kau selalu melindungiku…” ucapnya menjelaskan sambil tersenyum
Bakura memeluk Ryou dengan senang dan bangga—Akhirnya semua sudah jelas, ia tidak perlu lagi merasa takut kalau Ryou tidak memiliki perasaan yang sama dengannya karena pada dasarnya mereka memang saling mencintai satu sama lain, yang mereka butuhkan hanyalah sepatah kata pengungkap semuanya untuk bisa mengetahui hal dibalik selubung tersembunyi itu.
Marik & Malik Date
Laksmi kali ini berjalan ke arah lain merasa bahwa kedua pasangan baru jadian itu membutuhkan privasi untuk bersama-sama sehingga ia memutuskan untuk langsung segera menuju Tempat bagian Informasi dan mencari tahu jalan yang tepat untuk kembali ke tempat semula.
“Kira-Kira apa yang sedang dilakukan Yugi saat ini?—Ah, Mungkin dia sudah menuruti perkataanku dan melakukan apa ayng aku sarankan…” gumam Laksmi berpikir kalau sepupunya itu pada akhirnya bisa memberanikan dirinya untuk mengatakannya langsung kepada Yami “…Atau mungkin juga tidak…” tambahnya kemudian smabil melanjutkan langkahnya
Di pertigaan jalan, Laksmi kali ini mendapati salah satu dari pasangan beruntung di dalam sejarah yaitu Marik dan Malik yang sedang membeli Permen Kapas di salah satu Toko dengan gembiranya—Well, mungkin ini hari keberuntungannya bisa berpapasan dengan dua pasangan yang sangat beruntung ini, terutama dengan baju pasangan yang dikenakan keduanya yang sangat menarik perhatian dan membuat Laksmi sangat mudah mengenali keduanya meskipun dalam jarak yang jauh sekalipun.
“Marik… Kau suka permen kapas?” tanya Malik sambil mengacungkan permen kapas yang sedang di pegangnya di depan muka Marik yang saat ini berjalan di sampingnya
Marik hanya menggeleng sambil mengamati permen kapas itu dengan tatapan tanda tanya pada benda asing yang baru ia lihat pertama kali itu “Aku tidak mengerti kenapa mereka meberikan nama aneh untuk sebuah permen…” ucapnya
“Hahaha~ Kau baru pertama kali melihatnya kurasa—Bagaimana, Kau mau mencobanya?” tawar Malik sambil tersenyum lebar menggodanya dengan permen kapas yang ia pegang “…Rasanya manis sekali lho…” tambahnya lagi sekalian promosi mumpung gratis—PLAK! Siapa tahu aja gitu kalau Malik berhasil mempromosikan Permen Kapas ini dan membawa banyak konsumen untuk si penjaga Toko, mungkin saja ia bisa dapat sample Permen Kapas gratis dari si penjaga Toko yang berterima kasih permennya sudah di promosikan—PLAK!
Marik berpikir sejenak sambil melirik permen kapas di tangan Hime-nya saat ini—Hmm, Manis? Ia rasa tidak…
“Eh..? Marik? Kau kenapa?” tanya Malik sedikit heran karena Marik sama sekali tidak merespon ucapannya
Marik memandang Malik dengan tatapan mengkalkulasikan sesuatu—bisa mikir juga ternya dikau Marik—Okay, sepertinya kalau sedang dibutuhkan saja Marik menggunakan kekuatan otaknya untuk berpikir pemirsa sekalian.
“Hime… Aku pikir rasa permen itu tidak manis…” ucapnya kemudian—Lha! Daritadi itu yang dipikirin si Marik? (OAO! DIMANA-MANA PERMEN MANIS KALI, BRO! kecuali permen yang ASEM!)
Malik mengerjapkan matanya “Huh? Kau ini bicara apa sih, Marik~ Dimana-mana permen itu memang manis rasanyaaa~” sahut Malik menjelaskan “Perhatikan~” tambahnya kemudian membuka mulut dan melahap permen kapas itu dengan nimatnya sambil meresapi rasa yang diberikan si permen di mulutnya yang berasa strawberry yang sangat-sangat-SANGAT manis! “Rasanya manis, kok!” protesnya
Marik menyeringai kecil “Benarkah itu Hime?...” ucapnya sambil mendekati Malik sebelum kemudian mengecup lembut bibir gadis itu tanpa disadari oleh Malik yang hanya bisa berdiri terkejut saat itu juga (a/n: OAO! Beda sama yang di NASKAH WOY!!, Marik: *santai* Biar cepet! Lagian basi pake omong ini omong itu segala, Bakura: -A- berarti gue harusnya langsung aja sama Ryou ya waktu itu!, Author: TURUTIN NASKAH WOY!, Marik & Bakura: NGAK SUDIH!!, Author: *mojok sambil mundung* QAQ emangnya naskah w terlalu KLISE apa!!)
“….M-Marik?” ucap Malik tidak percaya dengan wajah yang sudah memerah melebihi TOMAT yang udah matang pada musimnya di pasar~
Marik hanya tersenyum dengan bangga “Rasanya manis…” ucap Marik memulai sambil merangkul Malik dekat dengannya “Tapi Hime jauh lebih manis dibadingkan permen itu…” tambahnya lagi
Dilain pihak, Laksmi hanya bisa tercengang saja—dua kali, DUA kali ia melihat kejadian seperti ini di depan matanya sendiri, yah memang harus di selamatkan karena kedua Hikari dan Yami itu dapat diperkirakan kini sudah mengerti perasaan masing-masing tapi…
“…Diantara mereka semua, Hanya satu saja yang jauh lebih berani melakukan sesuatu secara langsung pada saatnya…” gumam Laksmi sambil menggelengkan kepala melihat kepergian kedua pasangan tersebut dengan Malik yang masih terpesona dan masih berada di alam bawah sadar akibat apa yang baru saja Marik lakukan padanya barusan
Master…’ ucap Cyber Blader memulai
Ya, Cyber Blader?...’ sahut Laksmi mulai meneruskan langkahnya hanya untuk menemukan seseorang berkostum beruang sambil membawa seikat balon dan membagikannya pada anak-anak disekitar yang mengerumuninya dan beruang tersebut juga memberikan balon terakhir yang berwarna merah kepada Laksmi yang meraihnya sebelum kemudian beruang itu pergi untuk bermain bersama anak-anak yang menarik tangannya mengajaknya untuk bermain bersama dengan kelompok mereka
Aku merasakan Pharaoh di dekat sini—mungkin Master sudah dekat dengan dimana Pharaoh berada saat ini…’ ucap Cyber Blader menjelaskan
Eh—‘
“Laksmi!...” ucap sebuah suara yang begitu terdengar jelas di belakang Laksmi membuatnya dengan segera berbalik hanya untuk mendapati sosok Atem yang berada di kejauhan berlari sambil mencari dan memanggil namanya dengan menahan rasa lelah yang selama ini ia rasakan juga napas yang terengah-engah karena berlarian dari tadi
Atem berlarian sambil mengamati disekitarnya berusaha untuk menemukan sosok Laksmi sampai pada akhirnya tatapan mata Crymson itu akhirnya menemukan apa yang ia cari, Ia melihatnya—Ia melihat Laksmi yang kini berdiri agak jauh dari tempatnya berada saat ini sambil menggenggam sesuatu benda bulat kenyal yang tampak mengambang di angkasa yang sama sekali tidak Atem keatahui apa namanya, Laksmi baik-baik saja dan terlebih penting lagi ia sama sekali tidak terluka atau apapun itu… Tanpa mempedulikan apapun Atem langsung berjalan melesat menghampiri Laksmi…
“A—!” ucapan Laksmi terputus karena dengan instan Atem langsung memeluknya dengan erat sampai-sampai Laksmi berpikir ia tidak bisa bernapas lagi dan hendak memprotes apa yang sedang ia lakukan tapi, kalimat protes itu tidak jadi meluncur dari mulutnya karena…
“…Syukurlah kau baik-baik saja, Little Gem…” ucap Atem dengan nada lega sambil memeluk Laksmi dengan erat seakan ingin membuktikan ini bukan hanya sekedar mimpi saja “…Syukurlah kau… tidak… terluka… Little Gem…” ucapnya lagi kali ini dengan nada lemah dan nafas yang berat
Laksmi bisa merasakan wajahnya memanas seketika sebelum kemudian ia bisa merasakan tubuh Atem yang hampir saja terjatuh ke tanah lantaran sang Pharaoh entah kenapa saat ini tiba-tiba saja pingsan, untungnya sebelum hal tersebut terjadi Laksmi menopang tubuh Atem agar tidak terjatuh begitu saja “ATE!!—ATE!!?” ucapnya panic lantaran Atem sama sekali tidak menyahuti ucapannya
Pada akhirnya, Laksmi memapah tubuh Atem untuk beristirahat di bangku terdekat yang berada di bawah sebuah pohon besar—cukup berat juga memapah tubuh Atem yang terkesan sangat berat untuk dibawa. Laksmi menghela napas, untung saja ini dunia modern, apa jadi kalau mereka masih di dunia masa lalu? Pastinya sosok seorang Pharaoh yang pingsan mendadak cukup membuat para rakyat maupun petinggi Istana panic bagaikan tersambar petir di siang hari.
Laksmi mengistirahatkan tubuh Atem yang sepertinya kelelahan akan sesuatu hal di sisi bangku dengan ia yang duduk di sisi yang agak berjauhan dengan Atem. Mata sapphire Laksmi menatapi wajah Atem yang kini terduduk di bangku masih memjamkan matanya, sepertinya ia ingin mengetahui sesuatu yang menyebabkan hal ini terjadi.
“Apa mungkin dia terus-terusan berlari dan mencariku keliling daritadi…” gumamnya menyimpulkan semuanya “…Benar-benar bodoh sekali, Ate… Apa yang kau pikirkan sebenarnya…” tambahnya lagi sambil menggelengkan kepala
Syiuuusshhh~ Syiusshhhh~
Semilir angin lembut menerpa pepohonan membawa aroma segar danau yang berada di belakang mereka—Laksmi hanya bisa menghela napas menikmati angin sejuk tersebut sampai akhirnya…
Brukh!..
Suara apa barusan? Suara ranting jatuh?—Itulah yang dipikirkan Laksmi sampai pada akhirnya melihat kebawah mendapati kini kepala Atem ada di pangkuannya, mata Saphire itu melebar karena shock yang cukup tinggi dan ditambah lagi wajahnya kini yang jauh lebih memerah dari biasanya, mungkin akibat angin tadi yang membuat tubuh Atem langsung terbaring begitu saja di bangku taman… dan lebih buruknya ke pangkuannya?
“AR—Hmmph!” Laksmi berniat ingin berteriak reflex tapi kemudian menutup mulutnya takut membangunkan orang yang sedang tertidur itu sambil melihat wajah tidur Atem saat itu yang terkesan begitu damai membuatnya tidak ingin mengusik apapun yang sedang terjadi saat ini kemudian menarik napas panjang berusaha merilekskan dirinya “…Kurasa, tidak apa-apa kalau dibiarkan sebentar saja…” gumam Laksmi memandangi wajah Atem lagi yang entah kenapa pandangannya tidak bisa dilepaskan dari wajah itu
Atem tertidur—beristirahat dengan nyaman di pangkuannya, sama seperti mimpi yang ia lihat kemarin malam… perlahan tapi pasti, entah kenapa Laksmi mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai rambut Atem mendapatkan sedikit gumaman kecil dari Atem yang terlelap, masih sama seperti dulu—itulah yang terlintas di pemikiran Laksmi yang memasang sedikit senyum kecil..
“…Little Gem…” gumam Atem memanggi nama panggilannya dengan masih terlelap dengan nyaman
Laksmi hanya bisa memandangnya saja “…Maaf sudah membuatmu repot, Ate…” gumamnya pelan “…Maaf sudah membuatmu seperti ini, melalui hal seperti ini…” tutur Laksmi melanjutkan “Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menyimpan semuanya lagi darimu…” kali ini Laksmi menundukkan wajahnya mendekati wajah Atem merasa aman karena saat ini ia merasa Atem masih terlalu terlelap untuk bisa menyadari dan terbangun begitu saja “…Karena kau membuatku begitu sulit untuk menyembunyikannya sampai saat ini dan mungkin saja aku… tidak bisa menutupi hal ini lagi di depanmu dan untuk yang kedua kalinya.. Kau selalu bisa mendapatkanku, Ate…”
~Other Side~
“Ryou~ Heii~” ucap Malik ceria sambil melambaikan tangan pada sosok Ryou dan Bakura di depan mereka yang bergandengan tangan sambil memegang es krim
Bakura cuek-cuek saja seperti biasa sementara Ryou tersenyum lembut “Bagaimana dengan kencan kalian berdua?” tanya Ryou
Hari sudah mulai sore, Langit saat itu sudah berwarna orange siap menantikan Malam tiba.. Bakura dan Ryou memutuskan untuk kembali ke tempat awal kini bertemu dengan Marik dan Malik ditengah perjalanan mereka sambil berangkulan layaknya pasangan kekasih—well mereka emang sepasang kekasih resmi,kan sekarang?
“SANGAT MENYENANGKAN~” sahut Malik ceria sambil memeluk Marik dengan ceria “Kapan-Kapan kita harus melakukannya lagi~”
Dibelakang mereka terdengar sebuah suara menyahuti…
“Aku tidak mau melakukannya lagi seumur hidupku!” sahut Seto Kaiba yang kini dengan penampilan yang tidak elit sama sekali dengan baju yang berantakan disana-sini sementara Joey yang tercengir senang sambil membawa banya sekali Tas berisi souvenir-souvenir yang ia dapat dari permainan-permainan yang dimenangkan oleh Seto tentunya termasuk Boneka REBD yang dipeluknya dengan manja itu
“Bicara apa kau, moneybag~ Aku mau kencan lagi di tempat ini~” sahut Joey senang
Seto memiriskan alisnya mendengus mendengar komentar Joey “Cih—Kau hanya senang karena kau membuatku melakukan sesuatu diluar batas kemampuanku puppy! UNTUK APA AKU BERGULAT DENGAN ORANG ANEH ITU SELAMA 3 RONDE—HAH!!” tambahnya lagi dengan emosi akut
Bakura langsung menyerocos “Jadi kau bergulat dengan pegulat Pro itu huh, Seto? Hebat juga nyalimu…”
Seto mendengus kesal sambil menyilangkan tangan “Ini semua gara-gara Game aneh itu—Lihat saja pembalasanku nanti Joey…” sahutnya dengan nada kemurkaan membara
“Lalalala~ Ayo sebaiknya kita kembali~” ucap Joey tidak mengubris kemudian “Lho?—Apa itu Laksmi dan Atem?” ucapnya sambil menunjuk sosok Laksmi dan Atem yang masih ada di bangku yang sama dengan posisi yang sama kali ini dengan Laksmi yang juga sepertinya terlelap sehingga tidak menyadari kehadiran Joey dan yang lainnya yang melihat dirinya dari jauh.
“Hoo… Kurasa si Pharaoh memang sudah benar-benar bergerak…” sahut Bakura “Jauh lebih ke depan dibadingkan si Yami itu..” tambahnya lagi
“Jadi mereka saling suka begitu maksudmu, Kura?” tanya Ryou menaikan alis
Bakura hanya berdeham bingung menjelaskan kepada Ryou “Hemph—Bisa dibilang kalau mereka memang harus ditakdirkan untuk bersama, Ry… Karena memang itulah ceritanya yang sebenarnya…”
“Aku tidak mengerti…” komentar Malik bingung
Marik kemudian menepuk dahinya “Aku baru ingat sekarang—Si Pirang itu memang mengingatkan pada seseorang ternyata…” ucap Marik berkomentar baru menyadari sesuatu
“Jadi kau baru bisa menyadarinya sekarang huh—Benar-benar snagat lambat…” komentar Seto mendesah
Joey berkedut tidak mengerti apa yang saling dikatakan ketiga orang ini kemudian “Jadi INTINYA, Atem dan Laksmi itu saling mencintai kan~? Heemm… Kalau begitu kita harus membantu keduanya!! Karena Aku masih berhutang budi pada Laksmi~” sahut Joey
“Memangnya apa yang harus kita lakukan, Joey?” tanya Ryou penasaran
Joey memasang senyuman lebar “…Aku punya rencana~”
“Orang sepertimu mana mungkin punya rencana yang bagus, Joey…” sindir Seto meremehkan
“HEI! Jangan menghinaku, Seto! Aku ini cukup pintar menyusun strategi seperti ini kau tahu itu!” protes Joey tidak terima
“Oh—ya!” tantang Seto tidak mau kalah
Kedua pasangan lainnya hanya menghela napas melihat pertengkaran serasi kedua orang ini di hadapan mereka layaknya seperti acara gratisan setiap hari yang sering mereka lihat. Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Joey? Apa akan berhasil sesuai dengan rencana? Dan terlebih lagi Bagaimana dengan perasaan Laksmi yang sebenarnya?

1 komentar:

  1. Kisah cinta laksmi dan atem lebih dari romantis walaupun diluar dugaan Laksmi sendiri

    BalasHapus