Rabu, 22 Mei 2013

Parent School Guide Chapter 2


Chapter 2; Pelajaran yang DINANTIKAN!!

Parent Guide School adalah sekolah yang dikhususkan untuk melatih para calon Orang Tua untuk lebih mengenal bagaimana system Rumah Tangga sebenarnya dan mendapatkan tips untuk membentuk sebuah Rumah tangga idaman bagi para calon orang tua. Dan karena hal itulah kini Atem, Yami, Seto, Bakura dan Marik berada di dalam sekolah ini dengan alasan nama mereka sudah terdaftar menjadi calon murid di formulir daftar ulang. Kini kelimanya berada di dalam Kelas SUAMI—berada jauh dengan Yugi dan yang lainnya yang berada di Kelas ISTRI!
“Apakah anda Atem Sennen?” tanya salah seorang pemuda
“He—Eh…” jawab Atem sambil memandang pemuda yang menyapanya tersebut
“Wah—Sungguh tidak terduga bisa bertemu dengan CEO Perusahaan Sennen yang terkemuka di kelas seperti ini…” ucapnya dengan nada riang seakan tidak mengerti apa yang sebenarnya Atem rasakan memasuki Sekolah aneh ini “Aku salah satu pekerja Perusahaan Sennen di cabang Finlandia, sungguh menyenangkan bisa bekerja di Perusahaan anda Tuan Sennen…”
“O—Oh, Begitu ya…” sahut Atem mengiyakan, sebenarnya ia tidak mengenal pemuda ini karena mana mungkin ia mengenal satu per satu pekerjanya yang notabene bekerja di berbagai cabang di Perusahaan yang sudah tersebar di berbagai belahan dunia itu “Jadi kau juga ikut mengikuti—emm, Pelatihan… disini?” tanya Atem
Pemuda itu tertawa pelan “Y—Ya, begitulah… Tunanganku yang menyeretku disini, sepertinya dia takut untuk you know membuat Rumah Tangga ideal yang sempurna…” sahutnya “Bagaimana dengan anda sendiri Tuan Sennen?” tanyanya
Atem hanya menghela napas “Entahlah—Tanpa sepengetahuanku aku sudah terdaftar disini…” sahut Atem sebelum kemudian otaknya mulai bekerja dan mendapatkan penerangan “Atau mungkin… Laksmi yang sudah menyeretku ke tempat ini sejak pertama…” tambahnya
Terdengah sebuah runtukan dari samping Atem yang berasal dari Bakura yang sudah tidak merasa nyaman dengan tempat duduknya, “Aku tidak peduli apapun itu alasannya kenapa KITA bisa terjebak di SEKOLAH aneh ini! Aku mau—Ry!” serunya kesal sambil menghentakan kakinya “Dan apa maksudnya KELAS SUAMI ini!”
Dengan tenang dari tempat duduknya Seto menyahuti, “Mungkin saja mereka membedakan kelas kita karena materi yang akan dipelajari juga berbeda…”
Marik mendengus di samping Seto, “Bisa kau menjelaskan secara gampang rambut jamur—Kau selalu mengatakan hal yang sama sekali sulit dimengerti…”
Yami berdeham di samping Marik, “Atau mungkin kau yang terlalu bodoh tidak mengerti…” ucapnya sebelum kemudian “Mungkin saja mereka membedakan kelas karena hal yang dipelajari ISTRI dan SUAMI itu berbeda—makanya mereka memisahkan kelas kita…” sahutnya
Fuck—Aku tidak peduli! Lagipula hal bagus apa yang diberikan untuk para SUAMI! Mungkin mereka akan menyajikan pelajaran sama seperti yang diberikan di SMA! Pelajaran kalkulus dan yadda-yadda-yadda!” celoteh Bakura
“…Mungkin saja” sahut Atem singkat
“Ha—Ah… Himeee~ Aku merindukan Himee~” sahut Marik sambil mengumandangkan nama Himenya
Kriieettt…
Pintu kelas terbuka menampilkan seorang pemuda dengan kulit eksotis dan rambut pirang dan mata platina yang unik, ia datang membawakan sebuah laptop di tangannya dan duduk di bangku depan di hadapan semua orang di kelas.
“Selamat datang di Kelas Suami bagi para Calon Suami yang ada di ruangan kelas ini—Mulai hari ini aku yang akan menjadi penanggung jawab kelas ini. Kalian bisa memanggilku Yuka Chikuso—sebelum kita  memulai materi hari ini, mungkin ada yang ingin bertanya?” tanyanya sambil meletakan laptopnya diatas meja
Bakura langsung mengangkat tangannya dan Yuka segera mempersilahkannya untuk berbicara “Apa kau ini anak pembawa sial?—Orang tuamu menamaimu Chikuso-kan?” sahutnya santai
“…”
“BWAHAHAHHAHAHAHAHAAHAHA~” tawa beberapa orang yang ada di kelas mendengar ucapan Bakura tersebut sementara Yuka hanya diam dan cuek saja seakan ucapan tersebut tidak berarti apa-apa bagi dirinya
“Maaf, Tn Ishigami—Tapi pernyataan anda salah…” sahutnya santai sebelum kemudian “Mungkin kalian berada di kelas ini karena kalian terpaksa—atau mungkin nama kalian terdaftar secara paksa—!”
“BENAR!! Kembalikan HIME-ku!!” seru Marik memprotes dengan jujurnya
“Dan—Urm, Kalian juga tidak terima dengan system pembagian kelas terpisah ini—!”
“AKU MAU RY—!!” seru Bakura membahana
“Atau kalian tidak memiliki alasan yang jelas untuk berada di tempat seperti ini—!”
Yami dan Atem langsung menghela napas merasa mereka memang cocok dimasukan kedalam kategori tadi.
Yuka menggaruk belakang lehernya kemudian menebak lagi, “Atau kalian kalah dalam sebuah taruhan konyol sehingga berakhir di tempat seperti ini—!”
“Bisa lanjutkan ke topic sesungguhnya!” sahut Seto ketus merasa tidak ingin Yuka meneruskan kategori tersebut lebih jelas
Yuka hanya menggeleng saja—ternyata tebakannya hampir benar seluruhnya, Apakah kaum lelaki harus seperti ini ya? Terpaksa mengikuti hal yang tidak mereka mau oleh Tunangan mereka—menyedihkan menyedihkan…
“Baiklah, Karena ini pelajaran pertama kita di dalam kelas ini—mungkin ada baiknya kita bersantai sambil belajar…” sahut Yuka sambil menekan tombol di laptopnya memutar media player video “Mungkin ini adalah basic yang harus kalian pelajari dalam menjadi Suami—tentunya kalian tahu dengan istilah—hemm—First Night mungkin…” ucap Yuka
Mendengar ucapan tersebut, bagaikan tersihir oleh kata-kata yang begitu mengaktifkan semangat yang lesu kini menjadi bergairah, para siswa di ruangan kini bersorak mengetahui apa istilah tersebut…
“Ya—Sepertinya semuanya sudah tahu jadi tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, Hari ini kita akan menonton video –piip— dan tips cara agar First Night bisa berjalan dengan lancar…” ucapnya memulai “Jadi, semuuanya sudah siap?—fokuskan mata kalian di layar LCD dan amati baik-baik, akan ada tugas yang menanti setelah video ini selesai…”
Bakura yang tadinya merasa kesal berada di tempat ini kini begitu bersemangat entah kenapa, Kalau ia tahu mata pelajaran yang diberikan seperti ini tentunya ia tidak akan pernah menyesal memasuki tempat seperti ini. Siapa tahu saja ia bisa melakukannya nanti dengan Ryou—Waaahhahahahha, Seto sudah menyiapkan kacamata 3D untuk menikmati tontonan tersebut sementara Marik sudah bersemangat hyper menunggu perkembangan di layar. Atem dan Yami segera mengeluarkan handphone mereka untuk keperluan penting akan sesuatu.
Dan Yuka sang Pengajar hanya bisa menghela napas—Sepertinya taktiknya berjalan mulus untuk membuat para Lelaki di dalam ruangan ini menyukai kelas aneh ini dengan menghidangkan video –piip— sebagai ajang edukasi. Ckckckc—mudah sekali di tebak rupanya pemikiran mereka semua…
~Kelas Istri~
“Baiklah, mulai hari ini akulah yang akan menjadi penanggung jawab kelas ini—Kalian bisa memanggilku Yuki…” terang Yuki di depan semua siswa di kelas “Mungkin ada baiknya Karena ini hari pertama kalian mengikuti pelatihan, Bagaimana kalau kita melakukan tanya jawab seputar masalah yang kalian hadapi sehingga membuat kalian mengikuti bimbingan ini…” tambahnya
Mendengar hal tersebut—Semua perempuan saling berbisik-bisik tentang hal yang harus mereka katakan sebagai pertanyaan di topic awal, Laksmi mengacungkan tangannya.
“Apakah yang harus kita lakukan terhadap suami yang memiliki jadwal padat dalam bekerja?” tanyanya spontan mendapat anggukan dari beberapa wanita yang lainnya
Yuki mengangguk sambil memikirkan betapa beraninya sifat Laksmi—mungkin ia dapat menjadi calon Istri yang tegas di masa depan nanti.
“Bagaimana cara mengatasi suami yang memiliki jadwal padat dan jarang menghabiskan waktu—hmm, Mari kita diskusikan bersama permasalahan yang sudah menjadi pakar utama dalam pembentukan Rumah tangga ini…” ucap Yuki kemudian menerangkan kepada semuanya tentang penjelasan yang dimaksudkan
Tidak seperti para lelaki yang kini tengah berada di kelas yang berbeda—para wanita yang mengikuti kelas di dalam ruangan ini cukup serius menerima pembelajaran, layaknya sekolah mereka juga mencatat berbagai catatan seputar permasalahan yang sering terjadi di Rumah Tangga dan bagaimana menanggapinya serta mengatasi situasi tersebut. Sang Tutor Yuki tidak segan-segan berbagi tips untuk memulai pembentukan Rumah tangga harmonis dengan cara yang simple dan mudah—sedangkan para wanita muda juga saling bertukar ide dan informasi seputar Rumah Tangga.
Semuanya menjalani pembelajaran dengan tekun dan serius, bahkan Joey yang terkenal malas mencatat di SMA dulu kini hampir mencatat seluruh topic yang dibicarakan di dalam kelas dan hal yang sama juga dilakukan oleh Malik.
~Kelas Suami~
Mari kita lihat seputar perkembangan kelas Suami pemirsa—semuanya tengah menikmati layar tancap yang sedang di putar di depan, bahkan ada yang memesan pop corn dan menikmati waktu mereka layaknya menonton bioskop. Well—kenyataannya mereka sedang menonton, tapi dalam arti kata yang berbeda.
“Hmm—Mungkin aku harus membawa perlengkapan untuk Hime…” gumam Marik sambil tercengir tidak jelas dengan pemikiran entah kemana mengenai Malik di dalam bayangannya yang sudah sangat di sensor
Bakura tertawa evil tidak jelas dari tempat duduknya “Hwahahahaha~ Aku harus memesan baju itu untuk Ry!” ucapnya dengan senyuman sadis
Sementara Seto dilain pihak masih menggunakan kaca mata 3D-nya tersenyum penuh kemenangan sambil mengetik sesuatu di handphone-nya tanpa melihat keypad yang ia tekan, mungkin ia sudah hapal semua letak keypad handphone-nya sehingga ia dengan mudahnya mengetik tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar tersebut.
Atem yang sejak pertama sibuk dengan handphone-nya kini beralih profesi ke laptop yang ada di depannya dan sama seperti sepupunya, tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptop tampak Atem mengetik dengan sepuluh jarinya pada keyboard laptop. Sepertinya ia tidak ingin melewatkan satu detikpun film yang sedang diputar—tapi apa yang diketiknya?
Yami masih duduk tenang di kursinya dengan mata Crymson yang sudah berkilat seakan sudah merencanakan sesuatu. Jika kita melihat sedikit agak dekat, maka kita bisa melihat senyuman licik terukir diwajah Co-CEO yang satu ini.
Dan suasana pikiran bejat kini sudah mendominasi SELURUH ruangan kelas Suami—dan pada saat mereka sudah berada di pertengahan film, Yuka langsung menyudahi video tersebut membuat beberapa protes kini keluar dari mulut para peserta kelas.
“Baiklah—Sebelum kita melanjutkan kembali acara bioskop kita…” ucap Yuka sambil berdeham “Mungkin sebelum lupa daratan dan lautan sebaiknya kita mulai dari tugas kalian yang pertama…” ucapnya sebelum kemudian menekan beberapa tombol di layar laptopnya sehingga kini sebuah tulisan besar terpampang di layar LCD
‘Melakukan Post-Pendekatan First Night pada calon Istri’
“Ya—Mungkin itu adalah tugas yang mudah… sebagai laki-laki tentunya kalian pernah melakukannya kan—seperti merayu pasangan kalian, French kiss mungkin atau hal yang lainnya…” sahut Yuka kemudian mengeluarkan sesuatu di dalam sakunya, lembaran kertas yang menyerupai sebuah kupon “Dan disini kami juga sudah menyediakan tempat romantic untuk mengatur suasana seperti yang ada di atas, sebuah tiket Love Hotel yang sudah disewa selama full weekend…” tambahnya
Mendengar ucapan itu, Para lelaki langsung bersemagat—ini sih bukan tugas yang sulit bagi mereka karena seumur hidup mereka selalu melakukannya! Jadi ini masalah yang sangat sepele wahahahha~ Yuka membagikan kupon tersebut, tapi Atem menolak pemberian kupon tersebut sambil menunjukan sebuah Print yang berisikan namanya dengan Laksmi disebuah tempat/Hotel yang sudah di-bookingnya entah sejak kapan sambil tersenyum devil. Yuka hanya menggeleng saja sambil memikirkan betapa siap siaganya Atem—hal yang sama juga sudah di lakukan oleh Seto, Yami, Bakura dan Marik yang sudah memesan Kamar exclusive sebuah Hotel mewah dengan full service selama 1 bulan mendatang.
Dan kini, semua pemikiran para lelaki di dalam Kelas Suami sudah sepenuhnya terkontaminasi pemikiran bejat tingkat tinggi dan layaknya predator mereka sudah tidak sabar lagi untuk menunggu waktu pulang dari tempat ini untuk memulai rencana mereka. Ladies sepertinya kalian harus berhati-hati pada serigala-serigala ganas yang satu ini.
~Kelas Istri~
“Okay—Mungkin cukup sekian pembahasan topic awal kita…” ucap Yuki sambil mengatupkan tangan dengan senyum lega kelasnya berjalan dengan lancar “Mungkin saatnya aku memberikan tugas untuk kalian, Kalian harus membuat daftar hari untuk dihabiskan bersama-sama dengan keluarga—seperti Hari Piknik setiap Minggu sekali, Hari berbelanja keluarga dan sebagainya… Lakukan sebaik-baiknya, hal ini juga bisa menjadi acuan untuk menghabiskan waktu bersama suami anda… mulai dari hal kecil dan besar…” terang Yuki
Semua wanita di dalam kelas mengangguk mengerti sambil mencatat di buku mereka, “Ano—Apa juga bisa disesuaikan dengan jadwal suami?” tanya wanita yang lain
“Hmm—Mungkin ada baiknya kalian melakukan pelabelan dengan diskusi bersama Suami kalian untuk lebih efektifnya…” ucap Yuki “Nah, besok mungkin aku bisa melihat hasilnya jadi bersemangat semuanya!”
Teng! Teng! Teng!
Alarm tanda selesainya pembelajaran berbunyi membuat para siswa kini merapikan kembali peralatan mereka dan keluar ruangan—Kelas Suami yang sudah layaknya serigala liar keluar kelas dengan tergesa-gesa mencari-cari sosok mangsa mereka ditengah kerumunan.
“Ate!” panggil Laksmi sambil melambaikan tangan menghampiri Atem yang tadinya sempat celingak-celinguk mencari sosok Laksmi dan begitu dia sudah melihat objek pencariannya Atem langsung menyeringai tipis—sang mangsa akhirnya datang juga “Bagaimana dengan pembelajarannya?” tanya Laksmi dengan semangat
“Err…” ucap Atem sambil menggaruk belakang lehernya tidak tahu harus mengatakan apa
Laksmi menaikan alis berusaha menebak-nebak “Kau tidak marah kan karena aku sudah menyeretmu masuk kesini, Ate?” tanyanya
Atem tertawa garing—mana mungkin dia harus marah kalau tahu tentunya ia mendapat sesuatu yang jauh diatas pengharapannya di dalam kelas barusan “Mana mungkin aku marah padamu, Little gem~” ucap Atem
“Oh—Baguslah, Ngomong-Ngomong kau dapat tugas dari tutor-mu Ate? Aku dapat tugas pertamaku!” ucap Laksmi memulai dengan semangat “Dan… mungkin karena akan melelahkan harus bolak-balik ke tempat yang jauh selama 3 minggu, sebaiknya kita mencari tempat untuk tinggal sementara…” tambah Laksmi
TRING!
Ucapan Laksmi yang terdengar seperti sebuah undangan langsung menyerbu pemikiran Atem yang sudah ditutupi kabut dan dengan instan Atem langsung merangkul Laksmi mendekat degannya “Tenang saja Little Gem, Aku tahu dalam situasi seperti ini kita membutuhkan tempat yang cocok untuk tinggal sementara dan melakukan sesuatu dan karena itulah aku sudah mem—booking Hotel terdekat selama 1 setengah bulan…” terang Atem dengan bangga
“…Hotel? Kedengarannya terlalu mahal—Kenapa tidak penginapan saja?” sahut Laksmi
Atem menggelengkan kepalanya—mana mungkin ia menyewa penginapan yang notabene tidak menguntungkan dalam tugasnya kali ini. “Kita kan butuh tempat yang sunyi untuk berpikir Little Gem—jadi kupikir Hotel tempat yang bagus untuk mengerjakan tugas kita…” sahut Atem sambil membawa Laksmi keluar dari tempat pelatihan sementara Laksmi hanya mengiyakan saja ucapan Atem tanpa tahu maksud terselubung dari perkataan Atem barusan.
Dilain Pihak…
“HAH!! HOTEL—Kau ini memboroskan UANG Seto!!” seru Joey begitu melihat Seto kini sudah sedia dengan  Print  Hotel yang sudah ia pesan dengan tingkat yang sangat mewah
Seto cuek-cuek saja menanggapi perkataan Joey dan langsung menyeretnya keluar kelas tanpa mendengarkan ucapan protes Joey yang kini telah beranak pinak tentang mengirit uang dan semacamnya—pokoknya mereka harus segera sampai ke kamar yang sudah menanti mereka dimana tempat Seto bisa melakukan sesuatu terhadap Joey, mwahahahhahaha~
Pasangan yang lainnya…
“Nah—Sebaiknya kita kembali ke Hotel secepatnya Ry…” ucap Bakura mengawali sambil menenteng tangan Ryou keluar
“E—Eh, Hotel?” ucap Ryou yang tidak tahu menahu kemana ia akan di bawa pergi oleh Bakura
“Yupe—Kita akan menyelesaikan tugas kita disana…” jawab Bakura enteng sambil tertawa nista tanpa sebab musabab yang tidak jelas
Pasangan yang tidak jauh Gila dari pasangan yang pertama…
“Marik-Prince~” panggil Malik dengan semangat merentangkan kedua tangannya menghampiri Marik
“Hime-Chan~” jawab Marik langsung nyosor secepat kilat dan membopong Malik di tangannya
“Pangeranku, Bagaimana sekolahmu~” tanya Malik dengan nada yang sangat imut membuat Marik langsung bergairah
“Seperti yang kau lihat Hime-Chan~” sahut Marik sambil menyeringai setan “Nah—Ayo kita berbelanja Hime~ Ada pakaian bagus yang ingin aku tunjukan padamu bidadariku~”
Really Honey~ Awhh~ Aku tidak sabar melihatnya…”
“Fufufufu… Mungkin kau juga bisa memperlihatkan strip dance padaku nanti Hime~” gumam Marik pelan sambil menggotong Malik pergi
Dan kedua insan pasangan bodoh yang satu ini…
Dengan Angelic Face-nya Yugi memeluk lengan Yami dan berjalan keluar, “Eh—Yami, Kalau kau tidak keberatan kau bisa kan membantuku mengerjakan tugasku?” tanya Yugi polos menatap Yami
Yami yang mendengar ucapan Yugi langsung melesat pikirannya tentang apa tugas yang sudah diterima Yugi sehingga membutuhkan bantuannya.
Yugi tersenyum “Nanti kalau tugasku sudah selesai aku juga akan membantu tugasmu kok Yami~” tawar Yugi
Blush!
Dengan seketika muka Yami langsung merah padam mendengar ajakan Yugi—Apakah mungki kalau Yugi akan… Kesempatan ini tidak bisa dilewatkan, dan dengan raut muka cerah sekaligus meyakinkan Yami langsung tersenyum membuat Yugi merona melihatnya “Tenang saja, Yugi… Aku akan membantumu apapun itu~” sahutnya dengan suara yang tidak dapat di deskripsikan
“U—Umm..” gumam Yugi malu-malu

Kamis, 16 Mei 2013

Parent School Guide chapter 1


Parent Guide School
.
Litte Yagami Osanowa, DEMO Fiction
.
Yuki Chiaki © Author
Yuka Chikuso © Author
.
Summary:
Membangun Keluarga yang sempurna itu memang butuh kerja keras—dan membutuhkan banyak pengorbanan. Simaklah, bagaimana para calon orang tua ini menyusun rencana membentuk rumah tangga yang harmonis dan sejahterah di dalah sebuah Sekolah Khusus.

Laksmi Vichilicious
Umur—22 tahun check, Penampilan—check, Pekerjaan—check, Kemampuan—check. Tapi ada suatu masalah yang kini sedang dihadapi oleh wanita yang bekerja sebagai High Jenderal di Sebuah Perusahaan ternama ini, setiap saat dan waktu selama hari-harinya ia selalu mencari berbagai informasi dari beberapa situs internet terkemuka dan berburu buku-buku yang memuat tentang ‘Bagaimana Cara Membentuk Keluarga yang Harmonis’. Hal ini tentunya menyebabkan banyak melirik kea rah Jenderal yang selalu sibuk membaca buku dengan title Kekeluargaan itu, Memangnya apa sih yang terjadi?
Laksmi menghela napas sambil memandangi layar komputernya, “Kenapa susah sekali!” keluhnya sambil mengacak-acak rambutnya
Jadi begini, beberapa bulan yang lalu—Atem Sennen, Putra sulung Keluarga Sennen sekaligus CEO Perusahaan Sennen terkemuka yang merupakan kekasihnya selama 2 tahun itu baru saja meminangnya. Dan sekarang inilah dia—bertunangan, tetapi tidak tahu cara membangun sebuah keluarga yang ia bayangkan bagaikan mudah seperti yang ada di dalam bayangannya. Laksmi menjentikan jarinya di atas meja kemudian mulai mencari lagi, Ia sudah melakukan banyak survey tentang bagaimana keluarga ataupun hubungan pernikahan itu berlanjut nantinya dan tentunya ia sudah membaca berbagai fakta yang membuat pasangan suami-istri terlibat dalam kasus pertengkaran yang mengakibatkan perceraian.
“Arghh—Kenapa Faktor-Faktor itu sama dengan apa yang dimiliki Atem!” semburnya sambil membenamkan wajahnya diatas meja, mana mungkin hubungan keluarganya yang harmonis nantinya harus hancur sama seperti apa yang terjadi pada pasangan suami-istri yang lain.
“…Uh, Apa ini?” gumam Laksmi sedikit menaikan alis ketika melihat sebuah iklan yang dipasang di header suatu situs “Parent Guide School…” ucapnya sambil membaca tulisan itu kemudian meng-klik situs tersebut
WELCOME TO PARENT GUIDE SCHOOL
Sekolah Khusus bagi para calon orang tua yang masih takut untuk memulai hidup keluarga dan bahkan menyediakan bimbingan sebelum nikah. Kami membantu kalian untuk menyusun apa yang sepantasnya berada di Keluarga anda nanti, Jadi tidak perlu merasa takut atau tersisih karena kasus pasangan yang bercerai atau bertengkar termasuk dengan beberapa factor yang hampir menyamai tentang Suami anda yang super sibuk.
Kami akan melatih kalian membentuk Keluarga yang Harmonis, serahkan kepada kami!
MULAILAH MENDAFTAR
Para Calon Orang Tua!
Mata Laksmi langsung berkilat dengan kesenangan melihat hal tersebut—layaknya sudah mendapatkan pencerahan, Ia mulai mengetik daftar nama di dalam formulir pendaftaran dan bahkan langsung melunasi biaya pendaftaran yang tergolong sangat mahal menggunakan kartu kreditnya sendiri. Ini adalah tempat yang cocok baginya yang sedang kebingungan—Kami, terima kasih sudah memberitahukannya.
Sementara itu dilain pihak…
“Ha-HATCHII!!” secara tiba-tiba saja di ruang kantornya, Atem bersin dengan tangan yang masih mengetik di atas keyboard. Atem melirik ke kanan dan ke kiri sambil menaikan alis, aneh sekali kenapa ia bersin secara mendadak seperti tadi ditambah lagi perasaan yang tidak enak di dalam benaknya seperti mengatakan sebentar lagi akan terjadi sesuatu di luar dugaannya.
Bersamaan dengan itu handphone-nya bergetar, Atem segera meraihnya hanya untuk melihat ia mendapatkan e-mail baru dari seseorang.

From: Little Gem
Subject: Pertemuan
Hari Sabtu nanti bisa kosongkan jadwal pekerjaan?
Ada sebuah tempat yang ingin aku lihat…

Atem memandangi pesan singkat tersebut sebelum kemudian mengecek jadwalnya sendiri di hari sabtu yang ternyata masihlah sangat padat—bahkan sampai 2 minggu selanjutnya jadwalnya juga masih sangat penuh dengan berbagai rapat dan pertemuan, bagaimana ia bisa mengosongkan semuanya? Tentunya Atem yang tidak ingin membuat Laksmi kecewa, pada akhirnya mengirim fax untuk serkerisnya agar memindahkan jadwal hari sabtu ke hari yang lain dengan alasan ia harus melakukan sesuatu di luar kantor.
Di sebuah Café yang terletak dekat dengan distrik perbelanjaan, Joey, Yugi, Ryou dan Malik baru saja menyelesaikan acara shopping mereka yang notabene sebenarnya hanya menemani Malik yang merampok habis beberapa stok fashion di beberapa Toko, sementara yang lainnya mungkin hanya membeli beberapa baju yang terlihat bagus.
“Haaah… Hari ini hari yang menyenangkan sekali~” komentar Malik sambil duduk bersantai di sofa empuk Café dengan lautan tas belanja di sebelah kanan dan kirinya
“Kau tidak berpikir terlalu banyak mengeluarkan uang berbelanja, Malik?” tanya Joey memandangi Malik dan tumpukan belanjaannya
Malik hanya menggeleng sambil tercengir lebar menunjukan sebuah gold credit card di tangannya dengan lambing exclusive  yang menyatakan kartu tersebut hanya bisa dimiliki oleh golongan orang terpenting saja. “Hehehe—Taraaaa, Marik memberiku ini. Dia bilang aku bisa memakainya dan menganggapnya sebagai uang jajan harianku~” sahutnya
“Tapi bukankah itu tidak baik menggunakan semuanya begitu saja Malik, itu kan boros namanya—Lagipula apa kau tidak kasihan dengan Marik yang bekerja keras mengisinya?” tanya Yugi innocent
JLEB!!
Kata-kata Yugi serasa menusuk hati Malik membuatnya terdiam dan terpaku begitu saja sambil memanyunkan bibirnya “H—Habisnya, Aku tidak tahu harus berbuat apa ditambah lagi Marik jarang sekali menghabiskan waktu bersama denganku…” sahut Malik membela diri
“Kura juga—Tapi aku tidak memboroskan apapun darinya, sepertinya dia juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya…” sahut Ryou
Joey mengangguk-angguk menyetujui “Bayangkan saja si workaholic CEO itu masih saja mengerjakan pekerjaannya dibandingkan menemaniku memilih buku di Toko buku…” ucap Joey dengan senyuman miris “Sepertinya laptop itu sudah menjadi istri pertamanya saja…” tambah Joey
Yugi hanya mengangguk pelan “Tapi mau bagaimana lagi, kita tidak bisa melakukan apa-apa—lagipula kita semua tahu Yami, Atem, Seto, Malik dan Bakura adalah orang yang sibuk dan bahkan hampir tidak pernah memiliki waktu libur…” ucap Yugi
Malik bertopang dagu “Tapi aku juga ragu, bagaimana kalau mereka masih saja menghabiskan waktu dengan pekerjaan mereka ketika kita sudah berkeluarga—pastinya tidak menyenangkan juga punya Suami yang jarang pulang karena urusan keluarga.. ditambah lagi, kebanyakan criteria seperti mereka banyak yang menelantarkan keluarga… coba pikirkan…”
Joey menyilangkan tangan di depan dada sambil mengangguk menyetujui, “Pastinya akan menjadi Rumah Tangga yang GAGAL total…” jawabnya
“Lalu kita harus bagaimana?” tanya Ryou
Dan pada saat yang tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menjawab pertanyaan tersebut…
“Tentu saja kita akan membawa mereka kedalam pelatihan khusus…” ucap sebuah suara yang ternyata berasal dari Laksmi yang baru saja memasuki Café dengan senyuman mengembang di wajahnya
Tampak Yugi, Malik, Ryou dan Joey memandanginya dengan tampang heran, sejak kapan Laksmi bisa menebak mereka ada di tempat ini? Dan apa maksudnya dengan pelatihan khusus?
Laksmi mengeluarkan selebaran kertas dan membagikannya kepada yang lainnya “Kita akan mengikuti pelatihan khusus selama 3 minggu di Parent Guide School—Kupikir kalian juga mendapat masalah yang sama denganku jadi sekalian saja kita pergi kesana…”
“Parent Guide School?—seperti bersekolah lagi begitu, ya?” ucap Joey sambil membaca selebaran “Mana mungkin Seto akan mau mengikuti sekolah aneh seperti ini…” sahutnya
“Kau kan kekasihnya—kau bisa menjebaknya kan untuk menuruti kemauanmu Joey…” sahut Laksmi “Lagipula kau tidak mau bayangan keluarga yang seperti ini muncul kan?” tambha Laksmi memberikan contoh bayangan keluarga yang tidak harmonis di depan semuanya semakin membuat aura semakin suram saja
“YOSH!! Baiklah!! Akan ku tarik Marik-Prince!!” ucap Malik bersemangat sambil mengeluarkan handphone-nya dan kemudian mulai mengirim pesan kepada Marik
“Huff—Baiklah! Aku akan berusaha sebisaku menyeret si Jamur itu besok!!” seru Joey dengan semangat berapi-api
~Skip Day~
“Selamat datang di Parent Guide School—Sekolah yang cocok bagi para calon orang tua yang masih kebingungan bagaimana cara hidup berumah tangga yang baik…” ucap seorang wanita kepada para pengunjung yang menghadiri seminar
Bakura mendengus di tempat duduknya, Seto hanya menatap malas ke depan, Marik sedang mencari-cari kesempatan untuk digunakan, Atem dan Yami hanya menatap heran wanita tersebut.
“Err… Y—Yugi, bisa jelaskan kenapa kita… disini?” tanya Yami kepada Yugi yang duduk di depannya
Yugi menoleh kepada Yami “Emm… I—Itu karena…”ucap Yugi menjelaskan secara terbata-bata dengan muka memerah membuat Yami semakin tidak mengerti apa yang ia ucapkan
Joey menoleh dengan senyum kemenangan “Tentunya kita akan mengikuti sekolah ini…”
Seto menatap Joey tajam “Apa maksudmu dengan ‘kita’? kau menyeret kami kedalam kelas yang tidak jelas ini selama lebih dari 1 minggu…”
Joey menatap Seto “Ya, kantung uang—Karena kau kalah taruhan kemarin malam kau harus menuruti setiap permintaanku dan kau tidak boleh menolak apapun…”
Fuck—Untuk apa kita bersekolah lagi! Bukankah sekolah 12 tahun itu sudah cukup…” sahut Bakura kesal “Ry—Bisakah kita pulang~” ajak Bakura
“M—Maaf Bakura, Kita harus ikut pelatihan…” tolak Ryou secara halus membuat Bakura merenggut tidak rela
Atem hanya memandangi Laksmi yang masih diam saja di depan tidak mengikuti yang lainnya kini sedang bertengkar untuk pulang dari seminar ini, sepertinya Laksmi dan Malik adalah yang paling pendiam diantara para rombongan kalau diperhatikan lebih seksama.
“Jadi—Kita akan memulai kelas sekarang~ sebelum itu mari kita sedikit berkeliling ruangan untuk mengenal tempat ini lebih jauh…” ucap si wanita dengan nada riang gembira
Kini para peserta mulai beranjak dari bangkunya dan mengikuti wanita tersebut yang menuntun mereka untuk berkeliling ruangan dna menjelaskan fasilitas apa saja yang mereka miliki juga apa saja yang berada di ruangan tiap-tiap pengajar selama pemberian materi. Kelima rombongan hanya bisa melihat-lihat sekilas sebelum kemudian sang instruktur menyuruh mereka untuk segera memasuki ruangan masing-masing karena materi pembelajaran akan segera dimulai.
Laksmi dan yang lainnya memasuki ruangan dengan pintu berwarna pink—ketika Atem dan para laki-laki lainnya hendak memasuki ruangan tersebut…
“Maaf, kalian tidak diperkenankan memasuki ruangan ini…” ucapnya
“Apa maksudmu—Hime-ku ada disana jadi sudah sewajarnya kami ada di sanaa…” sahut Marik ogah menuruti perkataan orang tersebut karena ingin bersama Hime
“Kelas para Istri berbeda dengan Kelas Suami—Kalian harus menempati ruangan yang berada di seberang sana…” ucapnya menunjuk ruangan di seberang yang memiliki pintu biru disana
Bakura mengeryitkan dahi “T—Tunggu! Ruangan Suami?” ucapnya mengulang
“Benar…”
Atem menaikan alis heran “Dan Ruangan Istri?” ucapnya lagi
“Benar…”
“Memangnya ini SEKOLAH apa!!” sahut Bakura setengah emosi dan tidak mengerti apa maksud nama pembagian kelas yang aneh itu
“Tentunya kalian sedang berada di Sekolah pelatihan khusus menjadi orang tua—Nama-Nama kalian juga sudah terdaftar menjadi murid yang harus mengikuti pelatihan…”
“HAH!!” ucap semuanya kompak begitu melihat lembaran kertas daftar ulang yang berisi lengkap dengan nama mereka “APA MAKSUDNYA PELATIHAN ORANG TUA!!”
Dan hari-hari bersekolah dimulai….

Sabtu, 04 Mei 2013

To The Beginning, Chapter 1


I: Purpose

“…Siapa… Aku” gumamku pelan sambil memandangi langit biru diatas sana, aku tidak tahu siapa sebenarnya diriku ini—ingatanku hanyalah sebuah ruangan kosong yang dikelilingi oleh kegelapan, aku tidak bisa mengingat dengan jelas apapun itu.
Suara langkah kaki perlahan mendekati diriku, kedua laki-laki itu menghampiriku dengan wajah tidak percaya kini memandangi diriku—layaknya sudah terjadi sesuatu yang sudah diluar dugaan mereka. Salah satu dari mereka mengulurkan tangannya, mencoba untuk membantuku terbangun dari altar batu tempatku terbaring ini. Aku meraih uluran tangan itu dan ia menarikku secara perlahan bangkit dari tempatku terbaring.
“…Kau, Tidak apa-apa…” tanya salah satu dari mereka memandangiku yang masih menatap kosong ke depan
Aku menoleh kearah keduanya, tidak ada satupun ekspresi terukir di dalam wajah yang pucat tanpa harapan ini “…Dimana…” ucapku pelan sambil memandangi tempat dimana aku berada saat ini—sebuah reruntuhan dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi.
“Tenanglah—Kau sudah aman… Kau tidak perlu khawatir lagi…” ucapnya menenangkan diriku yang merasa tidak nyaman berada di tempat asing seperti ini “…Kau akan baik-baik saja, Karena kau telah diberikan sesuatu yang sama sekali tidak dimiliki oleh seorangpun—Ini adalah awal yang baru untukmu…”
Aku memandangi laki-laki itu sebelum kemudian bergumam “…Awal Baru…”
Salah satu yang ada di sampingku berdeham pelan sebelum kemudian menepuk pelan bahuku dan tersenyum hangat “RA sudah memberikan anugrah-Nya kepadamu, kau sebaiknya menggunakan apa yang telah Ia berikan dengan tujuan yang mulia—Kau bisa memulai semuanya dari Awal…”
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya kedua orang ini katakan kepadaku—pikiranku yang masih terlalu kacau tidak bisa menangkap apapun yang mereka ucapkan, Apa maksudnya RA telah memberikan anugrah-Nya kepadaku? Apakah anugrah RA bisa membuat sesuatu kembali menjadi awal yang baru?

Orang yang seharusnya sudah mati tetapi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengakhiri hidupnya begitu saja—Kurasa aku adalah salah satu dari orang-orang itu… Aku sudah tidak memiliki harapan dan juga semangat untuk menjalani kehidupan ini, sudah sepantasnya aku mati—tetapi aku sama sekali tidak bisa… Tubuh ini melarangku untuk pergi meninggalkan Dunia yang mengerikan ini…Apapun yang aku lakukan selama ini hanyalah berjalan tidak tentu arah… Tidak tahu kemana aku akan pergi dan kemana kaki ini membawaku, Aku… mencari sesuatu yang sama sekali belum bisa ku temukan… sesuatu yang dapat membuatku terbebas dari belenggu ini…’

Entah sudah berapa hari aku sudah melintasi Gurun Pasir ini, berjalan dari satu Kota ke Kota yang lain dan melewati berbagai Gurun pasir ke tempat lainnya—Bertemu dengan para masyarakat yang masih bisa hidup dengan damai di Kota kecil tempat mereka tinggal dan wajah berseri para anak-anak kecil yang bermain bersama dengan teman-teman sepermainan mereka.
Tidak dapat dikatakan dengan mudah memang—Tapi andai saja, Dunia ini dapat menjadi seperti apa yang selalu aku bayangkan di dalam tidurku dan semuanya akan menjadi kenyataan kalau saja aku dapat menemukan Cahaya Harapan itu, Cahaya yang akan membuat semuanya menjadi kenyataan di Masa depan nanti dan menyelimuti semuanya dengan cahaya keemasan yang hangat, melindunginya dari kegelapan yang hendak menyelimuti apa yang ada di dalamnya.
“Ayo cepat—cepat!!” ucap salah seorang penduduk kini tampak terburu-buru mengajak teman-temannya menuju ke suatu tempat.
Aku hanya bisa memandanginya dengan tatapan penuh tanda tanya, kulihat ke sekelilingku ternyata para penduduk yang lain juga ikut serta melangkah pergi dengan antusiasnya mengikuti pemuda yang berada di depan sana—sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi di Kota ini. Mungkin sebuah Festival? Atau mungkin sesuatu yang lain?
Rasa penasaran akhirnya membuatku mengikuti rombongan penduduk yang kini berjalan beramai-ramai menuju suatu tempat—tempat yang sangat luas dan terbuka dikelilingi oleh pilar-pilar yang menjulang tinggi serta ukiran-ukiran yang membuat pilar tersebut tampak indah dan estetik. Di seberang sana, aku dapat melihat 5 orang petinggi yang berdiri di atas altar.
“Sudah saatnya, ya…” bisik salah seorang penduduk kepada temannya
Aku mendengarkan sedikit dari pembicaraan mereka, apa maksud mereka dengan ‘sudah saatnya’? apa yang akan terjadi?
“Hmm—tentunya, Ini adalah moment yang paling di nantikan seluruh penduduk Mesir…” jawabnya sambil menganggukan kepala dengan mantap
Aku mengerutkan alis tidak mengerti apa yang menjadi topic pembicaraan mereka, Apa yang sudah di nantikan seluruh rakyat Mesir?
Suara bisik terus terdengar—dan aku sama sekali tidak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan, aku sama sekali tidak mengetahui sebenarnya apa yang akan segera terjadi. Sejenak, suasana menjadi hening ketika salah satu dari 5 petinggi yang berdiri di atas altar berdeham sambil memegangi sebuah gulungan surat di tangannya.
“Upacara pengangkatan sekaligus pemberian kekuasaan kepada penerus tahta Kerajaan akan segera dilaksanakan…” ucapnya memulai “Memperingati, 70 hari kematian sang Pharaoh—Raja yang telah memimpin kita selama 19 tahun lamanya, semoga roh dan jiwanya dapat beristirahat dengan damai dan mendapatkan tempat khusus di Alam para Dewa di sana. Kekuasaan Raja terdahulu, seperti yang sudah disahkan oleh para Tetua—Akan diteruskan oleh darah daging sang Raja, sang Pangeran yang akan memikul tugas barunya menjadi seorang Raja baru untuk meneruskan kembali pemerintahan…” ucapnya  menjelaskan
Setelah semua itu, seorang pemuda naik ke atas altar—Ia mengenakan pakaian Kerajaan dengan berbagai perhiasan melekat di tubuhnya, menggunakan jubah biru yang panjang, tatapan matanya sangat terfokus pada satu titik, kulit Tan yang dimilikinya sangat serasi dengan mata Crymson yang menawan itu. Langkahnya terkesan sangat beribawa. Rambutnya yang menyerupai bentuk bintang dengan surai pirang yang menghias wajahnya dan 3 spiky yang naik keatas membingkai rambutnya.
Mataku memandang sosok pemuda yang berjalan dengan gagah dan penuh wibawa itu, Ia berlutut dihadapan salah satu dari 5 petinggi yang kini sudah menyediakan sesuatu yang berwarna keemasan untuknya.
“Atemu, Mulai saat ini dan seterusnya… Kau akan menjadi penuntun para Rakyat yang ada disini, memberikan mereka perlindungan dari segala bahaya yang mengancam dan membuat seluruh wilayah kekuasaan yang kau perintahkan damai dan tentram. Atas nama RA, dengan Millenium Puzzle sebagai bukti Raja dan Mahkota ini sebagai tanda pengenalmu—“ ucapnya mengenakan mahkota emas itu tepat dikepala pemuda itu sebelum kemudian menepuk bahunya mempersilahkan sang Raja Baru untuk bangkit dan berdiri “Perkenalkanlah dirimu kepada Rakyatmu, wahai Pharaoh Atem…” ucapnya
Pharaoh Atem… pikirku disaat aku mendengar nama itu
“…Rakyatku—Mulai hari ini, Aku berdiri disini sebagai Raja kalian yang baru menggantikan mediang Ayahku Pharaoh sebelumnya. Mulai saat ini juga, Aku akan berusaha memerintah Negeri ini dan melindunginya, membuat system pemerintahan baru menggantikan system pemerintahan yang lama dan jauh lebih efisien. Aku akan meneruskan pemerintahan ini sesuai dengan kehendak Ayahku, Pharaoh terdahulu.” ucapnya dengan jelas
Mata Crymsonnya berkilat—sinar di mata itu terlihat penuh dengan keyakinan yang tinggi, dipenuhi dengan kemauan yang sangat kuat dan aku dapat melihatnya dengan jelas di tempat aku berdiri saat itu. Apakah yang ia katakan bisa ia buktikan? Apakah mungkin ia dapat mengubah Masa Depan yang suram ini?
Sebuah Cahaya membutuhkan seseorang untuk melindunginya tetap bersinar dan berkembang menjadi besar—tidak akan pernah bisa dilakukan sendirian…
“Hidup, Pharaoh Atem!”
“Hidup!”
“Hidup, Pharaoh!!”
Sorak dan sorai Rakyat memenuhi sekeliling, mereka menyambut Raja baru mereka dengan penuh sukacita dan harapan jika suatu saat nanti ia mampu membuat Rakyat merasa aman dan damai di dalam pemerintahannya, melindungi mereka dan mengayomi mereka. Sang Pharaoh Atem sendiri hanya berdiri diatas sana memandangi seluruh rakyatnya, menyambutnya dan mengakui status baru yang kini ia miliki sebagai seorang Raja.
“…Cahaya harapan itu…” gumamku pelan sambil menyunggingkan sebuah senyuman kecil—entah sejak kapan aku tersenyum seperti ini “… Aku sudah menemukannya… Tujuanku…” tambahku

君を選んで
たった二人の歓びを探せたなら
If I could choose you
and search for happiness for the two of us alone.


To The Beginning, Prolog

The Ruins, Egypt 30.000 BC

To The Beginning
.
 ‘ Orang bijak berkata kepadaku; Jika ada seseorang yang telah memberikanmu sesuatu, Maka kau harus bisa membalas kebaikan-Nya itu suatu saat nanti… Karena dia sudah berjasa untukmu dan juga hidupmu, maka dari itu kau harus menyadarinya… Itulah Hukum yang berlaku’
Keajaiban…
Apakah di Dunia ini memang ada keajaiban…
Aku sudah sangat lelah—Lelah sekali menantikan sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi…
Dunia ini terlalu kejam… terlalu gelap dan dingin…
Aku ingin—merasakan cahaya matahari yang hangat, bukan panasnya kobaran api yang menyelimuti permukaan ini… Aku ingin mendengar kicauan burung di pagi hari menyanyikan lagu indah untukku, bukan jerit dan tangas para orang-orang yang ada di sekelilingku ini… Aku ingin mencium harumnya bunga-bunga bermekaran dan melihat padang bunga yang indah di bukit yang hijau, bukan mencium bau darah dan mayat-mayat yang membusuk diatas bukit kematian yang tandus…
Apakah di Dunia ini tidak ada tempat seperti itu?
Aku… Sudah… Lelah…
Tangan yang kaku itu perlahan mulai turun menyentuh tanah bersamaan dengan suara halus dari seseorang yang terjatuh diatas tanah yang sudah sangat hancur dan retak bersama dengan para orang-orang yang tidak sudah berdaya kini tergeletak disekelilingnya. Jerit dan Tangis memekakan seluruh telinga bersamaan dengan bunyi pedang yang menghunus sesuatu di depannya. Darah terus mengaliri tanah yang sudah hancur itu, memberikan warna merah pada tanah yang kecoklatan dengan bau amis yang sangat mencekat.
Semuanya kini diselimuti oleh lingkaran api yang sangat panas—Tidak ada yang bisa menyelamatkan diri, mereka semua akan mati di dalam sini bersama dengan semua yang ada… Harapan dan Doa yang selalu mereka ucapkan di dalam langkah mereka tidak terdengar sama sekali oleh para Dewa diatas sana, kenapa? Apa mereka sudah tidak peduli lagi dengan nasib semua yang ada disini? Apa mereka berpikir mati adalah salah satu cara untuk menghilangkan penderitaan ini?
Mata sayu itu memandangi langit merah kelam, serbuk-serbuk abu berterbangan menerpa dirinya yang terbujur kaku diatas tanah. Baju putih yang kini sudah berlumuran lumpur dan darah juga sudah tercabik-cabik di berbagai sisi dengan bekas luka memar disekujur tubuhnya yang mungil. Melihat dengan jelas penderitaan orang-orang yang berusaha menerpa kobaran api meskipun mereka tahu, mereka tidak akan selamat melainkan mati di dalam kobaran api tersebut. Isak tangis yang membuat telinga terasa sakit hanya dengan mendengarkannya saja. Sudah berakhir sampai disini… Ya, tidak ada yang bisa ia perbuat… Di Dunia ini, tidak akan pernah ada kedamaian abadi—Karena Manusia hanyalah makhluk egois yang hanya mengenal perang di dalam benak mereka, mereka tidak memikirkan apapun kecuali menang dalam pertempuran… mereka bahkan tidak peduli kalau yang mereka korbankan adalah orang-orang yang tidak berdosa seperti ini—mereka semua sudah dibutakan oleh kerakusan mereka akan kekuasaan… sungguh menyedihkan…
Setetes air mata mengalir membasahi pipinya… Ia tidak tahu sudah berapa banyak air mata yang mengalir hanya untuk menangisi nasibnya ini. Tapi semuanya akan segera berakhir kan? Sepertinya Ia hanya harus menunggu kematian saja… Ya, Mati dan mengakhiri semua rasa sakit ini… selamanya…
~Skip~
Roh Penjaga yang Agung… Pelindung semua makhluk yang diciptakan di muka bumi… Atas nama kekuatan tertinggi—Wahai Cahaya, datanglah kepadaku… Terangilah jalanku dan turutilah ucapanku…—
Cahaya yang cemerlang menyelimuti sekeliling, menerpa secara langsung sosok yang mengucapkan mantra tersebut—Tangannya terangkat keatas dengan ucapan yang terus menerus mengalir dari mulutnya, tak berapa lama kemudian Cahaya tersebut mulai pudar membentuk serpihan-serpihan kecil yang berjatuhan layaknya salju dengan warna emas yang memukau…
“Kurasa ini tidak akan berhasil…”
“Tidak—Ini harus berhasil! Aku tidak akan membiarkannya terjadi… Ini semua salahku!”
“Kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, Ini bukan kesalahanmu…”
“Aku yang menyebabkan semuanya terjadi—Tapi aku… Tidak bias mempertanggung jawabkan apa yang sudah kulakukan dan ini semua terjadi karena kesalahanku…”
Ucapan demi ucapan terucap dari kedua orang yang saling beragumen itu, saling menyalahkan diri masing-masing atas semua yang telah terjadi, mengabaikan apa yang akan terjadi selanjutnya ketika jemari-jemari yang sudah membeku kaku itu mulai bergerak secara perlahan serta kelopak mata yang perlahan terbuka melihat langit biru yang sangat luas membentang di atas tempatnya terbaring. Bibirnya yang sudah kaku perlahan terbuka… berusaha menggerakan lidahnya untuk mengeluarkan suara dari dalam tenggorokkannya yang sudah kering itu… Ia mengangkat tangannya seakan ingin meraih awan yang melayang diatas sana…
“…Di…Mana…” ucapnya pelan sambil menggerakkan telapak tangannya perlahan
Kedua orang yang mendengar suara kecil itu menoleh kini mendapati sesuatu yang sangat mereka tidak percaya,…
Kupikir, kalau aku mati…
Aku bisa mengakhiri semua ini, Tapi kenyataannya…
Aku sama sekali tidak bisa mengakhiri semuanya dengan mudah dan pada akhirnya aku membuka mataku untuk yang kedua kalinya…
.
あと一度だけ奇跡は起こるだろう
優しい声で描く歪んだ未来
Ato ichido dake kiseki wa okoru darou
Yasashii koe de egaku yuganda mirai
もう誰も泣かない世界の為に
紅く汚された空の
何処にも届かず消える叫びと祈り
慰めは捨てて行ける
Mou dare no nakanai sekai no tame ni
Akaku kegasareta sora no
Doko ni mo todakazu kieru sakebi to inori
Nagusame wa sutete yukeru