I:
Purpose
“…Siapa… Aku” gumamku pelan sambil memandangi langit
biru diatas sana, aku tidak tahu siapa sebenarnya diriku ini—ingatanku hanyalah
sebuah ruangan kosong yang dikelilingi oleh kegelapan, aku tidak bisa mengingat
dengan jelas apapun itu.
Suara langkah kaki perlahan mendekati diriku, kedua
laki-laki itu menghampiriku dengan wajah tidak percaya kini memandangi
diriku—layaknya sudah terjadi sesuatu yang sudah diluar dugaan mereka. Salah
satu dari mereka mengulurkan tangannya, mencoba untuk membantuku terbangun dari
altar batu tempatku terbaring ini. Aku meraih uluran tangan itu dan ia
menarikku secara perlahan bangkit dari tempatku terbaring.
“…Kau, Tidak apa-apa…” tanya salah satu dari mereka
memandangiku yang masih menatap kosong ke depan
Aku menoleh kearah keduanya, tidak ada satupun
ekspresi terukir di dalam wajah yang pucat tanpa harapan ini “…Dimana…” ucapku
pelan sambil memandangi tempat dimana aku berada saat ini—sebuah reruntuhan
dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi.
“Tenanglah—Kau sudah aman… Kau tidak perlu khawatir
lagi…” ucapnya menenangkan diriku yang merasa tidak nyaman berada di tempat
asing seperti ini “…Kau akan baik-baik saja, Karena kau telah diberikan sesuatu
yang sama sekali tidak dimiliki oleh seorangpun—Ini adalah awal yang baru
untukmu…”
Aku memandangi laki-laki itu sebelum kemudian
bergumam “…Awal Baru…”
Salah satu yang ada di sampingku berdeham pelan
sebelum kemudian menepuk pelan bahuku dan tersenyum hangat “RA sudah memberikan
anugrah-Nya kepadamu, kau sebaiknya menggunakan apa yang telah Ia berikan
dengan tujuan yang mulia—Kau bisa memulai semuanya dari Awal…”
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya kedua orang
ini katakan kepadaku—pikiranku yang masih terlalu kacau tidak bisa menangkap
apapun yang mereka ucapkan, Apa maksudnya RA telah memberikan anugrah-Nya
kepadaku? Apakah anugrah RA bisa membuat sesuatu kembali menjadi awal yang
baru?
‘Orang yang
seharusnya sudah mati tetapi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk
mengakhiri hidupnya begitu saja—Kurasa aku adalah salah satu dari orang-orang
itu… Aku sudah tidak memiliki harapan dan juga semangat untuk menjalani
kehidupan ini, sudah sepantasnya aku mati—tetapi aku sama sekali tidak bisa…
Tubuh ini melarangku untuk pergi meninggalkan Dunia yang mengerikan ini…Apapun
yang aku lakukan selama ini hanyalah berjalan tidak tentu arah… Tidak tahu
kemana aku akan pergi dan kemana kaki ini membawaku, Aku… mencari sesuatu yang
sama sekali belum bisa ku temukan… sesuatu yang dapat membuatku terbebas dari
belenggu ini…’
Entah sudah berapa hari aku sudah melintasi Gurun
Pasir ini, berjalan dari satu Kota ke Kota yang lain dan melewati berbagai
Gurun pasir ke tempat lainnya—Bertemu dengan para masyarakat yang masih bisa
hidup dengan damai di Kota kecil tempat mereka tinggal dan wajah berseri para
anak-anak kecil yang bermain bersama dengan teman-teman sepermainan mereka.
Tidak dapat dikatakan dengan mudah memang—Tapi andai
saja, Dunia ini dapat menjadi seperti apa yang selalu aku bayangkan di dalam
tidurku dan semuanya akan menjadi kenyataan kalau saja aku dapat menemukan
Cahaya Harapan itu, Cahaya yang akan membuat semuanya menjadi kenyataan di Masa
depan nanti dan menyelimuti semuanya dengan cahaya keemasan yang hangat, melindunginya
dari kegelapan yang hendak menyelimuti apa yang ada di dalamnya.
“Ayo cepat—cepat!!” ucap salah seorang penduduk kini
tampak terburu-buru mengajak teman-temannya menuju ke suatu tempat.
Aku hanya bisa memandanginya dengan tatapan penuh
tanda tanya, kulihat ke sekelilingku ternyata para penduduk yang lain juga ikut
serta melangkah pergi dengan antusiasnya mengikuti pemuda yang berada di depan
sana—sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi di Kota ini. Mungkin sebuah
Festival? Atau mungkin sesuatu yang lain?
Rasa penasaran akhirnya membuatku mengikuti rombongan
penduduk yang kini berjalan beramai-ramai menuju suatu tempat—tempat yang
sangat luas dan terbuka dikelilingi oleh pilar-pilar yang menjulang tinggi
serta ukiran-ukiran yang membuat pilar tersebut tampak indah dan estetik. Di
seberang sana, aku dapat melihat 5 orang petinggi yang berdiri di atas altar.
“Sudah saatnya, ya…” bisik salah seorang penduduk
kepada temannya
Aku mendengarkan sedikit dari pembicaraan mereka,
apa maksud mereka dengan ‘sudah saatnya’? apa yang akan terjadi?
“Hmm—tentunya, Ini adalah moment yang paling di
nantikan seluruh penduduk Mesir…” jawabnya sambil menganggukan kepala dengan
mantap
Aku mengerutkan alis tidak mengerti apa yang menjadi
topic pembicaraan mereka, Apa yang sudah di nantikan seluruh rakyat Mesir?
Suara bisik terus terdengar—dan aku sama sekali
tidak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan, aku sama sekali tidak
mengetahui sebenarnya apa yang akan segera terjadi. Sejenak, suasana menjadi
hening ketika salah satu dari 5 petinggi yang berdiri di atas altar berdeham sambil
memegangi sebuah gulungan surat di tangannya.
“Upacara pengangkatan sekaligus pemberian kekuasaan
kepada penerus tahta Kerajaan akan segera dilaksanakan…” ucapnya memulai
“Memperingati, 70 hari kematian sang Pharaoh—Raja yang telah memimpin kita
selama 19 tahun lamanya, semoga roh dan jiwanya dapat beristirahat dengan damai
dan mendapatkan tempat khusus di Alam para Dewa di sana. Kekuasaan Raja
terdahulu, seperti yang sudah disahkan oleh para Tetua—Akan diteruskan oleh
darah daging sang Raja, sang Pangeran yang akan memikul tugas barunya menjadi
seorang Raja baru untuk meneruskan kembali pemerintahan…” ucapnya menjelaskan
Setelah semua itu, seorang pemuda naik ke atas
altar—Ia mengenakan pakaian Kerajaan dengan berbagai perhiasan melekat di
tubuhnya, menggunakan jubah biru yang panjang, tatapan matanya sangat terfokus
pada satu titik, kulit Tan yang dimilikinya sangat serasi dengan mata Crymson
yang menawan itu. Langkahnya terkesan sangat beribawa. Rambutnya yang
menyerupai bentuk bintang dengan surai pirang yang menghias wajahnya dan 3 spiky yang naik keatas membingkai
rambutnya.
Mataku memandang sosok pemuda yang berjalan dengan
gagah dan penuh wibawa itu, Ia berlutut dihadapan salah satu dari 5 petinggi
yang kini sudah menyediakan sesuatu yang berwarna keemasan untuknya.
“Atemu, Mulai saat ini dan seterusnya… Kau akan
menjadi penuntun para Rakyat yang ada disini, memberikan mereka perlindungan
dari segala bahaya yang mengancam dan membuat seluruh wilayah kekuasaan yang
kau perintahkan damai dan tentram. Atas nama RA, dengan Millenium Puzzle
sebagai bukti Raja dan Mahkota ini sebagai tanda pengenalmu—“ ucapnya
mengenakan mahkota emas itu tepat dikepala pemuda itu sebelum kemudian menepuk
bahunya mempersilahkan sang Raja Baru untuk bangkit dan berdiri “Perkenalkanlah
dirimu kepada Rakyatmu, wahai Pharaoh Atem…” ucapnya
Pharaoh
Atem… pikirku disaat aku mendengar nama itu
“…Rakyatku—Mulai hari ini, Aku berdiri disini
sebagai Raja kalian yang baru menggantikan mediang Ayahku Pharaoh sebelumnya.
Mulai saat ini juga, Aku akan berusaha memerintah Negeri ini dan melindunginya,
membuat system pemerintahan baru menggantikan system pemerintahan yang lama dan
jauh lebih efisien. Aku akan meneruskan pemerintahan ini sesuai dengan kehendak
Ayahku, Pharaoh terdahulu.” ucapnya dengan jelas
Mata Crymsonnya berkilat—sinar di mata itu terlihat
penuh dengan keyakinan yang tinggi, dipenuhi dengan kemauan yang sangat kuat
dan aku dapat melihatnya dengan jelas di tempat aku berdiri saat itu. Apakah
yang ia katakan bisa ia buktikan? Apakah mungkin ia dapat mengubah Masa Depan
yang suram ini?
Sebuah
Cahaya membutuhkan seseorang untuk melindunginya tetap bersinar dan berkembang
menjadi besar—tidak akan pernah bisa dilakukan sendirian…
“Hidup, Pharaoh Atem!”
“Hidup!”
“Hidup, Pharaoh!!”
Sorak dan sorai Rakyat memenuhi sekeliling, mereka
menyambut Raja baru mereka dengan penuh sukacita dan harapan jika suatu saat
nanti ia mampu membuat Rakyat merasa aman dan damai di dalam pemerintahannya,
melindungi mereka dan mengayomi mereka. Sang Pharaoh Atem sendiri hanya berdiri
diatas sana memandangi seluruh rakyatnya, menyambutnya dan mengakui status baru
yang kini ia miliki sebagai seorang Raja.
“…Cahaya harapan itu…” gumamku pelan sambil
menyunggingkan sebuah senyuman kecil—entah sejak kapan aku tersenyum seperti
ini “… Aku sudah menemukannya… Tujuanku…” tambahku
君を選んで
たった二人の歓びを探せたなら
たった二人の歓びを探せたなら
If
I could choose you
and search for happiness for the two of us alone.
and search for happiness for the two of us alone.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar